Tiara yang mulai sebal melirik ke arah Tamara sekilas. Kemudian, beralih menatap Nurul sekilas. "Segitu pengennya kenalan dengan kakak gue?"
"Boleh kali ya, Tir. Baik dikit gitu sama sahabat sendiri!" tambah Nurul seraya tersenyum.
"Hmm, gimana ya?!" seru Tiara bingung sendiri. Ia menghela napas kemudian menatap Nurul dan Tamara secara bergantian yang terlihat sangat antusias untuk berkenalan dengan kak Alvaro.
"Ayolah, Tir!" mohon Tamara seraya menatap Tiara.
"Yaudah, iya-iya nanti gue kenalin deh kalian dengan kakak gue," jawab Tiara seraya tersenyum.
"Nah, gitu dong. Dari tadi kek bilang kayak gini," jawab Nurul dengan datar.
Tiara hanya terdiam saja melihat tingkah Nurul dan Tamara yang sepertinya terlihat sangat senang sekarang.
***
Harusnya aku yang di sana
Dampingimu dan bukan dia
Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia
Harusnya kau tahu bahwa
Cintaku lebih darinya
Harusnya yang kau pilih bukan dia
Star Band saat ini sedang latihan, mereka membawakan lagu Harusnya Aku by Armada. Namun, tidak seperti biasanya Marvin terlihat tidak menikmati sama sekali latihan saat ini, semua itu terlihat jelas ketika Marvin beberapa kali salah mengambil nada dan seperti gugup. Walaupun akhirnya, ia bisa menyelesaikan latihannya tersebut dengan sempurna.
"Vin, lo kenapa sih dari tadi gue lihatin lo gak kayak biasanya?" tanya Erick yang masih duduk dibalik drum.
"Iya nih, kayaknya lo gak tenang banget?!" ucap Bayu seraya mendekat ke arah Marvin.
"Lo lagi ada masalah dengan Keisha gitu?" tanya Zafran datar.
Sementara, Chico dan Ferdi hanya diam saja menyaksikan celotehan sahabat-sahabatnya.
Marvin menghela napas dengan frustasi. Membuat semua sahabatnya semakin bingung.
"Lo sehat kan, Vin?" tanya Ferdi seraya menatap Marvin.
"Ceritain saja deh sama kita mungkin kita bisa bantu gitu!" tawar Chico seraya tersenyum.
Marvin memandangi semua sahabatnya. Kali ini ia menghela napas kembali berusaha menenangkan perasaanya. "Jadi, sebenarnya gini. Kemarin itu gue ditolong oleh seorang cewek ...,"
"Cewek? Siapa, Vin? Kenalin dong ke kita!" potong Bayu seraya tertawa kecil.
"Bayu!" tegur Ferdi.
"Iya deh iya maaf. Lanjut deh, Marvin ceritanya!" ucap Bayu datar.
"Iya gue ditolong oleh seorang cewek dan setelahnya gue ngerasa gue gak berterima kasih banget gitu sama cewek itu. Mana gue izin sama ayahnya lagi!" lanjut Marvin bercerita.
"Maksudnya gimana sih? Gue gak paham nih!" tanya Zafran seraya mengernyitkan keningnya.
"Gue harus bertemu dengan cewek itu lagi dan mengucapkan terima kasih kepadanya," jawab Marvin seraya memandang ke semua sahabatnya.
"Memangnya kita harus menemuinya di mana?" tanya Erick seraya menatap Marvin.
"Nah, itu yang gue bingung. Karena, gue sama sekali gak kenal dengan cewek itu. Jadi, ya gak tahu menemuinya di mana." Marvin tertunduk lemas.
"Yaudah, nanti kita bantu cari deh!" jawab Zafran seraya tersenyum.
***
Bahagia aku bila bersamamu
Tenang hatiku dalam pelukanmu
Tetap denganku hingga kau menua
Hingga memutih rambutmu
Senang hatiku hidup bersamamu
Belahan jiwa jagalah diriku
Karena denganmu damai lah hatiku
Menualah bersamaku
Keisha menghentikan latihan nyanyinya setelah mendengar ada suara ketukan pintu. Saat ini Keisha sedang berada di ruang seni, sebuah ruangan untuk latihan bernyanyi sekaligus basecamp anak-anak yang mengikuti organisasi seni. Ia sedang latihan seorang diri dengan mencoba menyanyikan sebuah lagu yang cukup popular saat ini yaitu Bahagia Bersamamu by Haico Van Der Veken.
Alvaro membuka pintu setelah menyadari Keisha sudah menatapnya. Ia masuk dan berdiri di ambang pintu. "Keisha, kenapa kamu latihan sekarang?"
Keisha berjalan menghampiri Alvaro. "Iya gak apa-apa. Memangnya salah, Kak?"
"Iya salah dong. Ini kan masih waktunya jam pelajaran di kelas. Harusnya kamu berada di kelas saat ini dan bukan di sini," jawab Alvaro dengan tegas.
"Gak apa-apa sih. Gue lagi malas saja berada di kelas. Lagian, saat ini juga guru yang mengajar sedang tidak hadir dan jadilah pelajaran kosong. Karena, mood gue dari pagi tadi udah gak baik mending gue ke sini kan bisa menghibur hati gue sendiri walaupun hanya dengan bernyanyi," jelas Keisha.
Alvaro mendengar penjelasan Keisha dengan seksama. "Maaf, nih bukannya kepo. Btw, apa yang membuat mood loh gak baik dari pagi?"
Keisha menghela napas seraya memutar bola matanya malas. "Itu sih siswi baru yang nyanyi bareng Marvin kemarin. Pagi tadi gue datangin dia ke kelas, gue ingetin saja ke dia kalau Marvin itu punya gue dan jangan sesekali berharap bisa dekat dengan semua personil Star Band apalagi Marvin eh bukannya takut malah menjawab omongan gue. Memang sih dia bilang gak akan dekat dengan Star Band apalagi Marvin karena dia gak berminat sama sekali. Namun, gue tetap saja rasanya kesal. Harusnya dia itu jawab gue dengan iya saja gitu seraya ketakutan atau apalah bukannya malah gitu!"
Alvaro yang awalnya ingin marah tetapi sekarang malah ingin tertawa setelah mendengar penjelasan dari Keisha, ia tidak menyangka kalau adik kesayangannya itu bisa melawan juga. "Yaudah sih lupakan saja. Namanya juga siswi baru, mungkin belum tahu apa-apa juga kan di sekolah ini."
Keisha menatap Alvaro dengan rasa malas karena ternyata tidak mendapatkan pembelaan. "Malas! Gue maunya tetap di sini!"
"Gak bisa! Lo harus ke kelas sekarang. Karena, saat ini bukan waktunya untuk latihan!" tegas Alvaro lagi.
"Nah, sekarang gue balik tanya ke, Kak Alvaro. Kenapa, Kak Alvaro ada di sini padahal sekarang kan masih jam pelajaran?" tanya Keisha seraya menatap Alvaro.
"Oh, itu tadi gue dari ruang guru mengumpulkan tugas. Saat mau kembali ke kelas malah melihat lo lagi latihan nyanyi sendirian. Sebagai ketua osis gue maunya sih semuanya bisa baik-baik saja. Kalau ada yang kayak melanggar gitu ya harus gue tegur!" jelas Alvaro seraya menatap Keisha.
"Namun, kali ini, Kak Alvaro harus mengerti keadaan gue. Gue masih mau menetap di sini!" bantah Keisha lagi.
"Sekarang mau kembali ke kelas atau gue beri hukuman?" tanya Alvaro yang mulai sebal.
"Hukuman? Gak akan gue kerjaan juga, Kak. Ayolah, Kak Alvaro sekali ini saja ya!" mohon Keisha seraya menatap Alvaro.
"Maaf, gak bisa, Keisha. Gue harus adil sama semua siswa-siswi yang berada di sekolah ini. Kalau lo gue kasih keringanan nanti yang lain apabila tahu malah iri lagi," jawab Alvaro.
"Salahin saja tuh siswi baru yang buat mood gue jadi berantakan banget kayak gini!" ucap Keisha santai.
Alvaro terlihat emosi tetapi setelahnya ia berusaha mengendalikan emosinya. Sepertinya tidak ada yang perlu tahu kalau sebenarnya Tiara itu adalah adik kandung dan kesayangannya.
"Keisha masuk ke kelas atau gue laporin ke guru piket sekarang juga?!" ancam Alvaro lagi.
"Yaudah iya-iya!" jawab Keisha kesal seraya berlalu meninggalkan Alvaro.
Alvaro menghela napas dan menutup pintu ruang seni tersebut. Setelahnya, ia kembali menuju ke kelasnya.
***
Tika sedang menyiapkan makan malam untuk semua anggota keluarganya. Ditatanya satu per satu piring dan lainnya serta semua lauk pauk yang akan mereka gunakan dan makan dengan telaten.
Tika menoleh ketika menyadari ada yang mendekat ke arahnya. "Ada apa, Sayang?" Kemudian, kembali fokus dengan kegiatannya.
Tiara mendekat ke arah mamanya. Ia memerhatikan semua yang ada di meja makan. "Gak apa-apa sih, Ma. Btw, kok, Mama masaknya banyak banget nih?" tanya Tiara bingung.
"Iya. Kan papa malam ini pulang dari luar kota, Sayang," jawab Tika tanpa menatap Tiara.
Tiara menatap Tika dari jauh, senyum semringah tiba-tiba saja hadir dari bibir mungilnya. "Wah, papa pulang malam ini, Ma? Kok, Mama gak kasih tahu sih?"
Next?