Chereads / VinAra / Chapter 4 - Pingsan

Chapter 4 - Pingsan

"Hallo, Sayang!" sapa seseorang yang baru saja datang ke ruangan ini.

Semua anggota Star Band menoleh dan menatap ke orang tersebut. Ada yang menyambutnya dengan tersenyum tetapi ada juga yang menyambutnya dengan wajah malas.

"Ngapain sih lo ke sini?" tanya Erick datar.

Cewek yang mempunyai rambut panjang, hidung mancung, kulit putih,  dan wajah tirus itu menatap Erick dengan tatapan tidak suka. "Ih, apaan sih lo. Gue juga gak ada perlu sama sekali dengan lo!" jawab cewek tersebut kemudian langsung menghampiri Marvin yang berada di dekat microfon.

Marvin menyambut sang kekasih dengan tersenyum. "Iya, Sayang. Ada apa?" tanya Marvin seraya menatap Keisha.

"Anterin gue pulang dong, Sayang!" pinta Keisha manja seraya tangannya mengandeng tangan Marvin.

Marvin mengusap puncak kepala Keisha dengan lembut. "Sayang, kok baru mau pulang sih jam segini. Memangnya habis ngapain saja tadi?"

Keisha menatap Marvin seraya tersenyum. "Gue tadi habis latihan dulu di ruang seni, Sayang."

"Yaudah, gue anterin lo pulang sekalian gue juga mau pulang nih ke rumah," jawab Marvin dengan lembut.

"Marvin … Marvin … kok lo mau-maunya sih dijadikan antar jemput Keisha dengan waktu semaunya dia!" celetuk Bayu datar tanpa melihat ke arah Marvin. Ia malah menatap ponselnya.

Marvin menoleh dan menatap Bayu dengan lekat. Ia menautkan kedua alisnya. "Maksudnya lo apaan? Lagian, Keisha juga kan kekasih gue. Jadi, wajar dong kalau gue mau menuruti semua permintaannya," balas Marvin dengan sinis.

Keisha tersenyum bahagia mendapatkan pembelaan dari Marvin. "Ih, kok malah lo yang heboh padahal Marvin juga gak keberatan sama sekali!" seru Keisha seraya menatap Bayu.

Mendengar jawaban Marvin dan Keisha membuat Bayu beralih dari ponselnya dan menatap dua sejoli itu dengan datar. "Gue sih biasa saja. Cuma mau ngasih tahu ke lo saja sih, Vin. Namun, kalau lo gak terima, yaudah sih gak apa-apa. Bebas lo saja!"

"Sudah ya! Jangan ada yang berdebat lagi. Kalian apaan sih kayak anak kecil saja!" seru Ferdi berusaha melerai Marvin dan Bayu.

"Yuk, Sayang jangan lama-lama di sini!" ajak Keisha manja.

Marvin tersenyum menatap Keisha sekilas. Kemudian, pandangannya beralih ke semua anggota Star Band satu per satu. "Gue duluan ya!" pamit Marvin seraya mengambil tas dan keluar basecamp.

Setelah memastikan Marvin dan Keisha sudah mulai menjauh. Anggota Star Band lainnya saling menatap satu sama lain.

Erick menghela napas. "Gue heran deh sama Marvin. Kok bisa-bisanya dia mau dengan Keisha. Padahal jelas-jelas sifat Keisha itu gak ada baiknya sama sekali."

"Iya tuh. Giliran dikasih tahu malah marah, lihat saja kayak tadi itu," tambah Bayu sebal.

"Sudah sih, itu kan pilihan Marvin sendiri. Jadi, kita kayaknya gak perlu ikut campur deh!" ucap Chiko seraya menatap Erick dan Bayu.

"Nah, harusnya gitu sih. Biarin saja dulu Marvin dengan Keisha sekarang, kita jangan merusak kebahagiannya. Nanti juga kalau Marvin sudah menyadari semuanya pasti dia mengerti ucapan kita!" ucap Ferdi berusaha menenangkan.

"Nah, kalau itu sih gue setuju," timpal Zafran seraya tersenyum.

***

Marvin melajukan motor sportnya dengan kecepatan pelan, itu memang disengaja agar bisa berlama-lama dengan Keisha. Keisha memeluk Marvin dengan erat dari belakang. Namun, tiba-tiba saja Marvin memasang rem mendadak membuat kepala Keisha terbentur dengan helm yang digunakan oleh kekasihnya itu.

Sebuah motor sport berwarna hijau berhenti tepat di depan Marvin. Seseorang membuka helmnya yang mempunyai rambut cepak, alis tebal, kulit putih, dan senyuman yang menawan dengan memasang wajah meremehkan seraya menatap Marvin.

Marvin yang mengetahui siapa orang dibalik motor sport itu pun menjadi naik pitam. Ia membuka helmnya dan menatap orang tersebut dengan penuh emosi. Sedangkan, Keisha hanya bisa terdiam seraya tetap memeluk Marvin dengan erat.

"Duh, romantisnya sampai motor lagi berhenti saja masih pelukan!" cibir orang tersebut.

Marvin semakin emosi mendengarnya. Ia melirik sekilas ke arah Keisha dengan maksud meminta Keisha untuk melepaskan pelukan tersebut. Dengan berat hati Keisha pun harus melakukannya karena sudah ditatap Marvin dengan tajam, walaupun sebenarnya Keisha sedang ketakutan saat ini.

Marvin turun dari motornya dan segera menghampiri orang tersebut. "Yuda! Lo mau nyari masalah dengan gue!" teriak Marvin dengan penuh emosi.

Yuda hanya menatap remeh Marvin. Ia tiba-tiba tertawa sendiri. "Jadi, sang idola sekolah sok jagoan sekarang?!" cibir Yuda lagi.

Marvin sudah tidak tahan lagi dan emosinya kini pun sudah meledak. Tanpa aba-aba ia memukul tepat di pipi Yuda sebelah kanan.

Yuda tersadar atas pukulan dari Marvin itu, ia memegangi pipinya yang terasa sakit dan sudah membiru. Ia menghela napas kemudian menatap Keisha dengan senyuman menggoda. "Lo ngapain masih di sana? Sini dong dengan gue saja!"

Keisha menatap Yuda dengan ketakutan dan ia hanya bisa terdiam di dekat motor Marvin.

Marvin menyaksikan itu semua, ia tidak terima sama sekali kalau pujaan hatinya di goda oleh orang lain. Marvin mengepal kedua tangannya dan langsung saja memukul Yuda tepat di pipi sebelah kiri membuat kedua pipi Yuda sama-sama memar dan membiru.

"Aww, dua kali!" rintih Yuda seraya memegangi kedua pipinya secara bergantian. Tanpa berniat ingin membalas sedikit pun.

"Keisha-Keisha, lo mau punya kekasih kayak Marvin gini? Iya sih sang idola sekolah tetapi emosinya luar biasa sekali. Sama sekali gak bisa dikontrol. Awas nanti malah lo yang dipukulin!" ungkap Yuda seraya menatap Keisha dengan lekat.

Marvin melihat Keisha yang sudah sangat ketakutan. Emosinya semakin naik apalagi Yuda sama sekali tidak membalas pukulannya membuat seorang Marvin menjadi sangat kesal. Tanpa aba-aba lagi Marvin kembali memukul Yuda dan kali ini Marvin berhasil memancing emosi Yuda karena Yuda sudah mulai membalas pukulan demi pukulan dari Marvin. Marvin dan Yuda pun terlibat perkelahian yang cukup sengit.

Keisha yang sedari tadi diam saja karena ketakutan. Kini, mulai memberanikan diri untuk berbicara. "Stoop!!" teriak Keisha. Namun, Marvin atau pun Yuda sama sekali tidak memedulikan ucapan Keisha barusan.

"Stooooopppp!" teriak Keisha kembali seraya menangis.

Marvin terpaku ketika melihat Keisha menangis. Ini membuat Yuda mendapatkan kesempatan untuk membalas pukulan demi pukulan dari Marvin sedari tadi. Namun, ternyata Marvin masih sanggup untuk melawan Yuda, perkelahian antar keduanya pun terjadi kembali.

"Stopp!" teriak Keisha lagi. Kali ini sepertinya ia sudah lemah karena sedari tadi menangis. Tidak lama kemudian, Keisha terjatuh dan tergeletak di jalanan. Keisha pingsan.

Marvin yang menyadari itu semua langsung menghampiri Keisha dengan perasaan cemas. Ia segera memeriksa keadaan Keisha dan berusaha untuk membangunkannya dengan menepuk pipi Keisha secara perlahan.

Yuda yang menyaksikan itu semua pun langsung menghampiri Keisha dan berusaha untuk menolongnya karena sangat khawatir dengan keadaan Keisha.

Marvin mendorong Yuda yang hendak memegang Keisha seraya menatapnya dengan sinis. "Jangan sekali-kali lo berani pegang-pegang kekasih gue!"

Next?