Chereads / VinAra / Chapter 8 - Penuh Rahasia

Chapter 8 - Penuh Rahasia

Maya memegangi pipi Yuda dengan lembut. "Coba cerita dengan mama, Nak!"

"Aww!! Sakit, Ma. Jangan disentuh kayak gitu!" protes Yuda yang menahan sakit.

"Eh, iya, maaf, Nak!" jawab Maya dengan datar.

"Kakak habis berantem ya?" tanya Zidan seraya mengunyah roti bakar tersebut.

"Kamu berantem dengan siapa, Nak?" tanya Maya dengan wajah yang memerah.

Yuda menatap Zidan sekilas. "Gak, Ma. Yuda gak berantem kok. Tadi, Yuda habis jatuh!" jawab Yuda berbohong seraya menatap mamanya.

"Jatuh?" tanya Maya singkat. "Kita harus ke dokter sekarang. Mama takut kamu kenapa-napa!" lanjut Maya lagi.

"Gak perlu, Ma. Yuda sudah gak apa-apa kok. Lagian, kan sudah diobati juga oleh Zidan," jawab Yuda seraya tersenyum.

"Kamu beneran gak apa-apa, Nak?" tanya Maya lagi berusaha memastikan keadaan anaknya tersebut.

"Iya, Ma. Yuda gak apa-apa kok. Mama gak perlu khawatir lagi," jawab Yuda dengan lembut.

Maya menghela napas sedikit lega. "Yaudah kalau gitu, Nak. Mama mau ganti seragam dulu dan bersih-bersih." Maya beralih menatap Zidan dengan tersenyum. "Oh iya, tadi mama bawa roti bakar. Itu lagi di makan adik kamu, awas nanti kamu malah gak kebagian."

"Hmm, bagi-bagi gue itu makananya!" teriak Yuda seraya menatap Zidan dengan datar.

"Huh! Iya, Kak. Masih ada sisa kok itu," jawab Zidan dengan tersenyum.

***

Mentari di pagi hari menyambut dengan cerahnya memberikan energi semangat kepada siapa pun yang ada di Palembang untuk melakukan aktivitas apa pun itu. Jalan raya penuh dengan orang-orang yang berlalu lalang siap untuk melakukan aktivitas masing-masing. Tiara dan Alvaro menuju ke sekolah dengan menggunakan motor sport milik Alvaro. Tidak lama kemudian, sampailah mereka di sekolah tercinta mereka, Galaxy School.

"Gue duluan!" seru Tiara. Kemudian, langsung melangkahkan kaki tanpa menunggu jawaban dari sang kakak.

Alvaro yang masih sibuk memarkirkan motornya menatap Tiara sekilas. "Dasar bocah! Untuk adik kesayangan gue. Kalau gak sudah gue maki-maki deh!" gerutu Alvaro kesal.

***

Tiara menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya. Ia terkejut ketika kehadiran Nurul dan Tamara yang datang tiba-tiba. "Lo berdua kenapa sih?" tanya Tiara seraya mengatur napasnya.

"Gue ada pertanyaan buat lo!" jawab Nurul antusias.

"Hmm, ada lo yang sembunyikan dari kita ya?!" tebak Tamara seraya menatap Tiara dengan lekat.

"Lo berdua ngomong apa sih?!" tanya Tiara tidak mengerti. Ia terus saja melangkahkan kakinya.

"Tunggu dulu dong, Tiara!" pinta Nurul seraya mengejar Tiara.

"Iya, nih. Pasti lo sembunyikan sesuatu kan dari kita. Lo takut ya kalau ditikung oleh kita?" tambah Tamara masih menatap Tiara dengan lekat.

Tiara menghentikan langkahnya, ia menatap Nurul dan Tamara secara bergantian. "Maksud lo berdua itu apa sih? Gue benar-benar gak paham!"

"Hmm, lo sudah punya pacar kan?" ucap Nurul seraya tersenyum.

"Pacar?" tanya Tiara dengan datar.

"Iya, mana pacar lo tampan banget lagi dan idola sekolah juga!" tambah Tamara seraya tersenyum.

"Gue masih gak paham kalian berdua ngomong apa!" jawab Tiara bingung.

"Sudah deh, Tir. Lo ngaku saja deh dengan kita!" seru Tamara antusias.

"Iya kali gak perlu malu-malu gitu dengan kita!" tambah Nurul antusias.

***

"Tamara!" sapa seseorang yang tidak jauh dari keberadaannya bersama Tiara dan Nurul.

Tamara menatap seseorang tersebut dengan tatapan datar. "Kenapa?"

Zidan mendekat dan tersenyum kepada Tamara. "Gue gak nyangka ternyata kita masih satu sekolah yang sama lagi sekarang."

"Hanya kebetulan!" jawab Tamara datar seraya memalingkan wajah.

"Kayaknya ini bukan kebetulan tetapi lebih tepatnya mungkin ini yang namanya jodoh kali ya!" gombal Zidan seraya menatap Tamara dengan lekat.

Tiara dan Nurul yang masih berada di samping Tamara pun saling menatap satu sama lain. Kemudian, tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Zidan barusan.

"Oh, jodohku!" ucap Nurul seraya tertawa.

"Di manakah dirimu? Eh, ternyata kamu sudah ada di hadapanku kini!" tambah Tiara dengan nada berpuisi.

Tamara menatap ke arah Tiara dan Nurul sekilas. Kemudian, menatap Zidan dengan tajam. "Sana deh lo! Ini masih pagi!"

Zidan sama sekali tidak memedulikan kehadiran Tiara dan Nurul. Ia fokus menatap Tamara. "Bearti kalau nanti siang boleh dong?"

Tamara semakin menatap tajam ke arah Zidan. "Apaan sih lo! Sudah sana! Jangan ganggu gue!" usir Tamara dengan sebal.

"Yaudah, Tam gue ke kelas dulu ya! Nanti kita ketemu lagi siang nanti," jawab Zidan seraya tersenyum. Kemudian, berlalu menuju ke kelasnya.

"Cieee … cieee …," goda Nurul seraya tertawa.

"Oh, jodohku ini masih pagi kita bertemu siang nanti saja!" ucap Tiara dengan nada berpuisi seraya tertawa.

"Puas deh puas kalian berdua ngetawain gue!" gerutu Tamara dengan sebal.

Mendengar ucapan Tamara membuat Tiara dan Nurul semakin tertawa terbahak-bahak.

"Ternyata kalian berdua penuh rahasia! Cerita dong dengan gue!" ucap Nurul seraya menatap Tamara dan Tiara secara bergantian.

"Oh iya, tadi kan kita lagi bahas Tiara ya!" seru Tamara seraya menatap Tiara.

Tiara menautkan kedua alisnya. "Jujur ya, gue benar-benar gak paham dengan yang kalian omongin. Pacar saja gue gak punya!" jawab Tiara seraya menatap Nurul dan Tamara secara bergantian.

Nurul menatap Tamara. "Btw, yang tadi siapa, Tam?"

"Yang kita bahas sekarang Tiara bukan gue!" jawab Tamara dengan sebal.

"Yaudah sih, kalian berdua cerita saja secara bergantian dengan gue!" jawab Nurul seraya tersenyum.

"Apa yang mau gue ceritain? Gue saja gak paham dengan yang kalian omongin sedari tadi!" ungkap Tiara datar. Lalu, mulai melangkahkan kakinya kembali menuju ke kelas.

"Lo kemarin dijemput siapa?" tanya Nurul seraya mengerjar Tiara.

"Pacar lo kan? Seorang idola sekolah setampan kak Alvaro!" tambah Tamara yang juga mengerjar Tiara.

Tiara menghentikan langkahnya kembali. Ia menatap kedua sahabatnya itu seraya tertawa terbahak-bahak.

"Aduh!" gerutu Nurul yang tidak sengaja menabrak Tiara. "Lo hobi banget sih dari tadi langsung mulai jalan gak ngajak-ngajak lagi dan kemudian berhenti dengan sesuka hati lo!"

Tamara mendekat ke arah Tiara, ia mencoba menyentuh kening Tiara menggunakan punggung tangannya, berusaha mengecek suhu tubuh Tiara. "Gak panas kok! Namun, kok lo tertawa sendiri sih buat gue takut saja," ucap Tamara datar seraya menatap Tiara dengan lekat.

"Lagian kalian berdua lucu deh!" ucap Tiara seraya tertawa. "Masa' gue dan kak Alvaro dibilang pacaran sih!" lanjut Tiara seraya tersenyum.

"Jadi, maksudnya lo, hubungan lo dan kak Alvaro lebih dari sekedar pacaran? Kalian sudah nikah gitu?!" tebak Nurul seraya menutup mulutnya tidak percaya.

Tiara menatap Nurul dengan malas. "Ini masih pagi, lo jangan banyak ngehalu deh. Kayaknya lo korban sinetron deh. Jadi, mikirnya ke mana-mana gitu."

"Jadi, kalau kak Alvaro bukan pacar lo. Dia siapanya lo?" tanya Tamara seraya menatap Tiara dengan lekat.

"Kasih tahu gak ya?!" seru Tiara seraya tertawa.

Next?