Dae tampak cemas,bajunya di penuhi noda darah,akupun sama tanganku tak berhenti berkeringat aku memang pernah mencoba melukai tanganku sendiri tapi rasanya tak semengerikan saat aku menyaksikan darah orang lain,serangan yang singkat itu membuat kami tak bisa bertindak ceroboh untuk menerka nerka tentang siapa pelakunya,karena seseorang telah mengorbankan diri untuk mengahalangi timah panas itu menyentuh Dae. Kami tak tahu dia datang darimana bahkan kami tak pernah melihat dia sebelumnya,harus diingat taksi yang kami curigai bergegas pergi saat tubuh pria asing itu tumbang.
Seseorang menepuk pundakku
"Hazel san..."
nafasnya tak beraturan,wajah tampan yang di penuhi rasa cemas itu,jelas menampilkan bahwa dia baru saja berlari kemari
"Akira san,akhirnya kau tiba,ikuti aku"
Aku membalikan badanku,melangkah di depan Akira menjadi penunjuk arah menuju keberadaan Dae,di depan ruang operasi dia tengah berdiri dengan tubuh yang basah oleh keringat dan darah yang hampir memenuhi bagian depan pakaiannya,Akira yang semula berada di belakangku mempercepat langkahnya melewatiku,dia juga pasti sangat khawatir kali ini,ia tampak memegangi pundak Dae dengan banyak pertanyaan,dia benar benar seperti seorang kakak,dia menatap Dae dari atas hingga ke bawah,aku hanya diam menyimak pembicaraan mereka
"Daijoubu desuka"
"ehmm...tapi seseorang didalam sana tidak baik baik saja"
suaranya lirih tapi masih bisa kudengar, ada rasa bersalah di setiap kata katanya.
"Dare ??,apa kau kenal dia,atau Hazel san apa yang di dalam itu temanmu"
Akura mengalihkan tatapannya padaku,Aku dan Dae menggeleng bergantian
"Apa seseorang menyerang kalian?"
Dae berjalan melewati aku dan Akira,ia melangkah menuju kursi tunggu yang tak jauh letaknya dari posisi semula,memposisikan dirinya yang kelelahan setelah tadi tergesa membawa tubuh berlumuran darah pria asing penyelamatnya,dia tampak mengganti beberapa posisi duduknya hingga baginya terasa nyaman,kemudian menghembus nafasnya lemah dan mulai melanjutkan pembicaraannya dengan Akira
"Kami bahkan tak mengerti kenapa ini terjadi,semua masih baik baik saja hingga kami menyadari ada sebuah taksi yang tampak mencurigakan,seperti sedang memata matai kami"
"Taksi?"
Akira menaikkan antusiasmenya...wajah seriusnya benar benar ingin tahu.
"ehm..pelakunya ada di dalam taksi itu"
"Apa kalian melihatnya,paling tidak ciri cirinya?"
"Tidak,dia bahkan tidak membuka pintu atau kaca dari taksi tersebut,ia hanya memberi celah disana untuk melancarkan pistolnya ke arahku"
Dae menjelaskan dengan wajah bingungnya,ia tampak berfikir keras,dia benar benar yakin bahwa yang di incar adalah dia
"Apa mungkin itu orang suruhan keluarga Tetsuya"
Gurat wajah Akira menegang,ia seperti sedang menahan amarahnya,Dae tampak memahami sesuatu
"Tapi,apa alasan mereka,aku sudah tak berurusan lagi dengan putri mereka"
Aku tersentak saat Dae tiba tiba meraih tanganku,entah dia khawatir aku cemburu atau hanya sekedar membagi kehangatan
"Lalu apa menurutmu ada yang lain selain keluarg Tetsuya yang bermaslah denganmu?"
aku terfokus pada satu nama,entah ini benar atau tidak tapi tiba tiba aku memikirkan nama itu,meski masih tak cukup masuk akal
"emm..Mungkinkah keluarga Chesna"
ucapanku membuat dua wajah di hadapanku menoleh serentak.
"Chesna,?apa itu keluargamu"
Akira tampak bingung,aku yakin Dae tak banyak bicara soal pertunanganku,kemudian Dae mencoba mengambil alih topik pembicaraan.
"Kita akan bicarakan itu nanti,sekarang bagaimana dengan pria yang menolongku bagaimana aku akan membalas jasa pada pria malang itu"
"Biar aku yang mengurusnya,kalian berdua pulanglah lebih dulu,Dae kau harus mengganti pakainmu bukan?"
Dae mengangguk,dia mulai bangkit dari duduknya dan menarik tanganku untuk mengikuti langkahnya meninggalkan rumah sakit
"Kuserahkan dia padamu,jika dia sudah siuman cepat hubungi aku,karena aku harus berterimakasih padanya"
"Wakatta"
Aku mengikuti langkah Dae yang berjalan di depanku,ia tak banyak bicara kurasa sesuatu membebani pikirannya
"Hazi chan ikutlah denganku"
"Kerumahmu?"
"Tidak,kerumah Akira,aku tinggal dengannya sekarang"
"Apa tak masalah"
"siapa yang akan mempermasalahkannya,Akira takkan keberatan"
"Baiklah"
Dae sudah duduk di balik kemudinya,melajukan mobilnya diatas jalanan yang masih agak licin itu
"Dae,apa kau berpikir sama denganku"
"Tentang apa?"
"Mungkinkah pelakunya dari keluarga Chesna"
"Bagaimana kau bisa berpikir demikian"
"Karena kurasa kita tak pernah bermasalah dengan siapapun"
"Kita??? tidak..hanya aku saja,aku pernah bermasalah dengan keluarga Tetsuya"
"Tapi bukankah itu sudah berakhir"
"Aku berharap juga demikian,tapi bisa jadi mereka masih memiliki kebencian padaku"
"Apa mereka sejahat itu"
"Mungkin lebih dari yang bisa kau bayangkan"
Ada rasa tak nyaman menjalari hatiku,mungkinkah Yumiko san masih melawan keluarganya untuk kembali pada Dae,sehingga mereka masih menyerang Dae perasaan itu benar benar membuatku sakit,aku memejam sesaat mencoba meredam prasangkaku sendiri
"Ketahuilah,aku sudah tak memiliki urusan apapun lagi dengan keluarga Tetsuya,kuharap kau tidak berfikir berlebihan"
Dia berusaha menenangkanku namun dia sendiri tidak tenang,aku menerka perasaannya
"Nandemonai,jangan cemaskan aku"
"Apa kau pikir aku seegois itu,mari kita bicarakan yang lain"
Dae menoleh kearahku mengusap pucuk kepalaku kemudian meraih tanganku untuk bertaut dengannya
"Dengar Hazi chan aku memang pernah merasa kesulitan saat melupakan yumiko,tapi kau dan segala yang ada di hidupku,membuatku teralihkan dari masalaluku,percayalah aku ini bukan pria gila yang akan mendambakan istri pria lain"
"Lalu bagaimana denganku yang juga berstatus calon istri pria lain"
semua mengalir begitu saja,kecemburuanku mungkin kini memang sudah disadarinya.
"Darren belum menikahimu,aku masih punya peluang merebutmu darinya sebelum hari pernikahan"
"Kau berencana begitu"
"Astaga ayolah,apa kau mengira aku hanya bermain main"
Aku bungkam mendengar penuturannya.
"Hazi chan..apa kau keberatan dengan rencanaku"
"Ada banyak yang harus kupikirkan,aku sangat mencintaimu Dae, tapi aku tak ingin menempatkanmu dalam masalah"
"Kau mengkhawatirkan aku rupanya,tenanglah aku takkan bertindak gegabah,kita nikmati saja dulu langkah awal kita,jika sudah saatnya kau pun harus bersiap,pada akhirnya orangtua mu juga akan mengerti bahwa putri mereka bisa memilih cintanya sendiri"
"Kau benar benar akan melakukannya"
"Tentu saja"
"Bagaimana jika yumiko san kembali datang"
"Dia tak punya alasan untuk itu,dia sudah menikah,dan keluarganya cukup membenciku,kurasa itu hal yang mustahil"
"Tapi kemungkinan tetap ada bagaimana jika dia tak bahagia,bagaimana jika dia tak bisa melupakanmu"
"Haii...hai..aku mengerti perasaanmu,jika itu terjadi aku akan tetap memilihmu,percayalah padaku Hazi chan,ibuku ingin hanya kau yang akan menjadi menantunya"
Aku tersentuh tapi tetap saja ada kekhawatiran di dalam hubungan kami,aku masih belum memiliki gambaran akan seberat apa perjalanan kami hingga keinginan kami terwujud,biarlah waktu yang menunjukannya,aku tak lebih seperti seorang pemeran yang nasibnya berada di tangan seorang pembuat cerita,berat dan sulitpun aku harus melakukannya hingga kisah ini bertemu kata penutupnya.