Chereads / Snow Heart / Chapter 25 - Penggemar

Chapter 25 - Penggemar

Maeda menyambut ku dengan senyum khasnya, ada keterkejutan yang ia tahan dalam wajahnya

"Hazi chan...ohayo"

"Ohayoo.. "

Aku segera menlangkah ke arahnya, meninggalkan pria yg masih berjalan perlahan di belakangku, kemudian aku menolh padanya yang masih tak bersuara

"Apa kau ingin ikut masuk kedalam"

Aku mencoba berbasa basi

"Kurasa lain kali saja karena pagi ini aku ada janji dengan klien"

"Ohh... Benarkah, terimakasih sudah mengantarku, berhati-hatilah di jalan"

"Baiklah, aku pergi, jika kau butuh sesuatu cepat hubungi aku"

Aku mengangguk setuju dengan tawarannya, ia berlalu setelah mengantarku sampai di depan penginapan dan sedikit menyapa Maeda.

"Dia itu Darren? "

Tanya Maeda memastikan,masih dengan ekspresi terkejutnya, aku mengiyakan pertanyaannya.

"Sejak kapan di bersamamu,apa terjadi sesuatu? "

"Sejak semalam, dan yang terjadi seperti yang kau lihat, kau mungkin bisa menyebutku pembohong saat ini"

"Aku terkejut, dia tak seperti yang sering kau ceritakan, tapi aku tetap percaya padamu Hazi chan, lantas apa yang terjadi? "

"Aku masih tidak mengerti dia tiba tiba datang tanpa memberitahuku terlebih dahulu, kemudian dengan sikapnya yang sangat berbeda hingga pagi ini, dia hanya beralasan bahwa tindakannya di pertemuan kami sebelumnya adalah hal yang buruk, jadi dia ingin memperbaikinya"

"Apa yang kau rasakan"

"Aku tak tahu , haruskah aku senang atau justru sedih"

"Apa Dae sudah mengetahuinya"

"Ya.. Aku segera memberitahunya semalam"

"Lalu apa dia membuat keributan"

"Tidak, dia hanya berpesan agar aku menghubunginya jika terjadi sesuatu"

"Kita memang tak bisa menduga segalanya dengan tepat,meski aku berharap tak menjadi serumit ini"

"Aku mengkhawatirkan mereka, aku merasa bersalah pada keduanya"

"Itu wajar saja, aku pun tak mungkin menyalahkan dirimu, kau dan Dae sudah saling mencintai sebelum perjodohan itu di putuskan, tapi Darren dan perubahannya juga tak bisa di salahkan, dia berstatus lebih kuat di bandingkan Dae di sisimu"

"Andai aku bisa mengulang dari awal, mungkin aku takkan menunggu Dae menyatakan perasaannya, sudah pasti ku tolak perjodohan ku dan Darren.

Aku terus menggerutu dengan sederet keluhan yang terasa membuat semuanya semakin sulit,benakku hanya di penuhi dengan kata "jika saja" dan " jika saja".Aku sudah terjebak diantara dua pria ini, jika saja aku bisa memutuskan lebih awal mungkin aku takkan menjalani hari buruk penuh drama seperti saat ini.

Aku sedang berfokus pada masalah penembakan tempo hari, namun kemunculan Darren seolah menjadi pengecoh pikiranku.

"Hazi chan, apa pagi ini Dae tidak menghubungimu"

"Belum"

"Kau yakin dia baik baik saja setelah tau Darren bersamamu? "

"Ya tuhan, aku benar benar tidak peka padanya, aku akan menghubunginya sekarang"

Aku mengulir benda pipih di hadapanku, mencari cari namanya, dan sesaat kemudian sudah tersambung dengannya

"Hazi chan, kau dimana"

Suaranya membuatku rindu sekaligus merasa bersalah

"Aku di penginapan bersama Maeda"

"Baiklah aku kesana"

"Apa kau tidak bekerja? "

"Etos kerjamu sangat tinggi ya, sampai sampai pertanyaan pertamamu pasti soal pekerjaan,aku bersama Akira sekarang, kami akan ke penginapan mu"

"Bukan begitu, aku hanya tak ingin mengganggu kesibukanmu"

"Bijaksana sekali nona manis, tapi aku selalu ingin mengganggu kesibukanmu"

"Wakatta.. "

"Hahahaa... Kau memang sangat memahami ku, baiklah tunggu aku, beberapa menit lagi kami tiba"

Sambungan telepon terputus, Maeda menatapku penuh tanya.

"Apa yang dia katakan? "

"Dia akan datang bersama Akira"

Maeda seketika membelalak dengan mata berbinar

"Akira Kuroba!!! Hontouu...dia akan datang kemari??? "

Aku dan Maeda dulunya adalah penggemar berat Akira bahkan sempat ada foto Akira di kamarku, namun sejak aku jatuh cinta pada Dae,Akira tak lagi terlalu menarik untukku, tapi tak berlaku bagi Maeda meski dia sudah hampir menikah dengan Kazuma, dia tetap penggemar Akira, kuharap dia tak bertingkah konyol saat bertemu Akira.

"Hazi chan, apa pakaian ku sudah cukup rapih untuk menemuinya, ohh.. Aku hampir lupa, mengecek wajahku pasti sangat di perlukan, setidaknya make up ku masih memukau"

Maeda sontak sudah asik menatap cermin di tangannya, melakukan sedikit sentuhan pada beberapa bagian wajah yang dia anggap riasannya kurang sempurna, aku termangu melihat tingkahnya, dia akan menikah tak lama lagi, tapi Akira masih bisa membuatnya tergila gila, terdengar miris jika Kazuma melihatnya,meski begitu kurasa Kazuma akan sangat memaklumi tingkah calon istrinya ini dan dia tetap sahabat terbaikku

"Bukankah sebaiknya itu kau lakukan jika bertemu Kazuma kun saja"

"Heyy...Kau tahu kazuma tak akan mempermasalahakan nya,aku akan meminta beberapa foto dengannya, apa kau rela sahabatmu tampak buruk saat berfoto dengan pria tertampan se jepang"

"Astaga itu berlebihan Maeda nee"

Dia terkadang memang tidak waras untuk beberapa hal.

Dae tiba dalam beberapa menit tentu saja ada Akira bersamanya, aku sudah sering kali bertemu dengan Akira tanpa antusiasme seorang fans jadi saat ini pun aku tak lagi se merinding Maeda yang duduknya bahkan tak bisa tenang, Dae sudah tersenyum ke arahku, berbeda dengan Akira yang tampak berjalan menunduk dengan mantel tebalnya berjalan membuntuti Dae.

"ohayo Hazi chan, Maeda chan"

Maeda melotot dengan sapaan Dae,dia pasti akan melayangkan pukulan pada Dae jika saja Akira tak ada disana, Maeda hanya melirik tajam pada Dae dan yang di tatap bahkan tak merasa terancam sama sekali.

Akira juga menyapa kami dengan singkat, Dae awalnya hanya terfokus padaku namun sepertinya ia menyadari gelagat berlebihan Maeda pada Akira.

"Hazi chan bisakah kita bicara berdua saja"

"tentu"

aku mengerti apa yang Dae maksud, Akira tampak tak nyaman, dia memang sedang lelah, jadi aku tak bisa menyalahkannya yang bersikap dingin, tidak seperti Akira biasanya yang banyak bicara.

"Sumimasen.. bisakah aku memesan satu kamar disini"

Akira memecah kecanggungan nya

"ohh... tentu saja bisa, Maeda bisa membantumu, kau ingin kamar dengan fasilitas seperti apa kau bisa mengatakannya pada Maeda"

"wakatta.. "

jawaban singkat nya justru membuat Maeda semakin girang"

"Mari ikut denganku Akira san, aku akan menunjukan beberapa fasilitas yang tersedia di penginapan ini"

Akira hanya mengangguk.

"emm.. Akira san,bisakah kita berfoto bersama, sekali saja, aku penggemar beratmu"

Aku tak menyangka Maeda akan sejujur itu mengenai keinginannya, Dae tersenyum puas melihat kondisi sahabatnya yang tampak tertekan,Maeda sudah benar benar di tutupi rasa fanatismenya sehingga wajah lelah Akira bahkan tidak ia sadari, aku menghela nafas pelan menyaksikan tingkah konyol Maeda, aku berharap Akira akan menolak permintaannya agar Maeda sedikit memahami situasinya, tapi seperti itu hanya sekedar harapan karena nyatanya Akira justru setuju untuk berfoto bersama Maeda beberapa kali, sebelum akhirnya mereka berlalu dari ruanganku.

"Apa kau juga ingin berfoto dengan Akira ,Hazi chan? "

"engg... ehh tentu saja tidak"

"Bukankah kau juga penggemarnya bahkan ada foto Akira di kamarmu"

ujarnya ketus, apakah dia cemburu

"Sebenarnya ingin tapi aku menjaga perasaanmu"

"heeeeee... kau masih menyukai si bodoh itu"

"Hahaha... kau ini kenapa, aku hanya mengaguminya, tidak lebih"

"Jadi kau masih menjadi penggemarnya"

"iie.. sekarang aku sudah punya idola baru"

"Dare"

ekspresi penasaran bercampur cemburu itu benar benar membuatku gemas.

"Produser Min"

seketika aura murungnya menghilang memunculkan semburat malu di wajahnya.

Ya tuhan Pria ini benar benar tampan di pandanganku. setelah Maeda dan Akira yang bertingkah konyol, di hadapanku ada produser Min yang bertingkah malu malu.