Chereads / Snow Heart / Chapter 15 - Kau Dimana Dae

Chapter 15 - Kau Dimana Dae

Kediaman Keluarga Tetsuya

"Ini karena kau terlalu memanjakannya,dia menjadi terlalu banyak mengeluh,dia selalu mempermalukan nama baik keluarga"

"Anata..dia bukan mengeluh,apa kau tak melihat memar di tubuhnya,suaminya sudah menyiksa nya"

isakan wanita paruh baya itu semakin menjadi sesaat setelah putrinya datang dengan beberapa bekas kebiruan di tubuhnya.

"Aku percaya pada Kei,ia tak mungkin melakukannya ini hanya drama yang di buat olehnya sendiri untuk mempermalukan nama baikku di mata kelurga Fujiwara"

"Kau sudah di butakan oleh mereka,apa karena separuh saham perusahaan kita di pegang oleh mereka sehingga kau bahkan menutup mata pada penderitaan putrimu"

Plakkkk!!!

"Jangan mencoba mengguruiku,aku akan meminta Kei untuk menjemput Yumi"

Suara berat pria tua dengan tongkat rampingnya terdengar tegas dan tak bisa di bantah,wanita paruh baya yang tertunduk di hadapanya tampak tak berdaya dengan ucapan suaminya.

Yumiko Pov

Sekujur tubuhku terasa nyeri,aku tak ingin lagi kembali kerumah itu,ucapan kasar dan pukulan pukulan di tubuhku masih terekam jelas di ingatanku,bahkan bayang bayangnya masih berkelebat saat aku memejam mataku.

Fujiwara Kei adalah pria pilihan ayahku,dia menikahiku 1 bulan yang lalu,sejak awal pertemuan kami,aku tak nyaman dengannya,pakaian parlentenya hanya pembungkus agar dia tampak elegan,tanpa orang tahu bahwa dia pria tak bermoral yang hanya menghamburkan harta orang tuanya untuk membeli para wanita dan berfoya foya di bar.

Flash back on

"Yumi chan siapkan kamar untuk Kami"

teriakannya mengagetkanku,aku segera menutup buku yang tengah ku baca,aku bergegas turun dari lantai atas untuk menemuinya,dan seperti selalu dia membawa 2 orang wanita malam ini,aku tak lagi banyak bicara sejak 1 minggu setelah menikah bahkan dia hampir tak pernah pulang seorang diri,selalu ada wanita yang ia bawa,bahkan dia dengan terang terangan mencumbu para wanita itu di hadapanku.

Rumah ini sudah seperti neraka bagiku,setiap malam aku harus mendengar suara suara erangan dan desahan menjijikan hampir di semua sudut rumah,semakin lama aku muak dengan apa yang si brengsek ini lakukan,aku tak menyimpan sedikitpun perasaan padanya sejak pernikahan kami.

Suatu malam aku tertidur di ruang baca,itu adalah satu satunya ruangan dirumah ini yang bisa membuatku sedikit tenang,kala itu aku tak mendengar Kei memanggilku,ia bahkan mendobrak pintu ruang baca dan membuat pintunya hampir menimpaku

"Oii...bangun pemalas,cepat layani aku"

ia menarik rambutku dengan kasar,tubuhku menggigil ketakutan karena aku tak pernah ingin di sentuh olehnya,malam itu Kei pulang dengan seorang wanita yang baru saja ia setubuhi,aku melihat Kei tak seperti manusia,sorot matanya menakutkan ia mendorong tubuhku keatas meja.

"Aku akan membuatmu melayang malam ini,istriku yang malang sepertinya sudah ingin ku jamah"

"Hentikan!!"

"Apa kau pikir aku akan mendengarmu"

"Apa yang akan kau lakukan"

"tsk...pertanyaan bodoh yang tak perlu ku jawab"

sreettttttttttt

Kei mengoyak piyamaku dengan sekali tarikan,aku berusaha keras menutupi bagian tubuhku yang terbuka.

"Kurasa kau akan lebih terasa nikmat di banding wanita wanita jalang itu "

"Tidak...hentikan jangan lakukan"

Rasa takut menguasaiku,dan semakin menjadi kala tubuh Kei mulai menindihku,ia menciumku dengan beringas melahap setiap inci tubuhku tanpa ampun bahkan saat aku mencoba melawannya ia menamparku berkali kali hingga wajahku mati rasa,jeritanku tak lagi bersuara,aku tak sadarkan diri diatas meja ruang baca tanpa sehelai benangpun.

Sejak saat itu Kei mulai sering melakukan hal sama padaku,bahkan dengan cara penyiksaan yang lebih tak manusiawi,hidupku tak lebih dari seonggok sampah,aku kehilangan hasratku untuk hidup,aku sempat melakukan beberapa hal untuk mengakhiri hidup tapi selalu kuurungkan setiap kalu aku mengingat janjiku pada Dae untuk tetap baik baik saja dan berbahagia,andai dia tau seburuk apa aku saat ini mungkin Dae akan membenciku,perasaanku masih sama padanya,bahkan rasa rinduku padanya selalu hadir saat setelah Kei menyiksaku,malam ini tubuhku terasa tidak sehat aku mengalami mual beberapa kali pagi ini bahkan tubuhku terasa demam,Kei akan pulang larut malam kurasa ini waktu yang tepat untuk melarikan diri aku ingin menemui ibuku berharap ayahku bisa melihat perlakuan Kei padaku.

Sesampainya di rumah justru harapanku musnah dalam sekejap,tatapan kemarahan ayah semakin membuatku benar bebar ingin pergi sejauh mungkin,tapi berbeda dengan ibu yang melindungiku dari amukan Ayah,ibu mengantarku masuk ke kamarku dan mencoba menghadapi amarah ayah meski aku yakin ibu bahkan takkan bisa meredam emosi ayah.

flashback off

Suara ketukan di pintu mengalihkan atensiku,kemudian terdengar suara lirih ibu memanggilku,aku bergegas membuka pintu.

"Yumi chan,apa kau sudah makan,ibu membawa bubur hangat untukmu"

"Aku tak ingin makan bu"

"ibu akan mendengar ceritamu,tapi sebaiknya kau makan terlebih dahulu"

"Sebenarnya aku mengalami mual hari ini tak ada yang bisa kumakan bu karena semua yang masuk ke mulutku pasti akan kumuntahkan "

"Apa ibu perlu memanggil dokter"

"Tidak bu,mungkin aku hanya kelelahan"

"Apa yang sudah Kei lakukan padamu"

Aku tak sanggup menjelaskannya,aku bungkam menahan sesak di dadaku,ibu menarikku ke pelukannya

"Jangan katakan apapun jika itu menyakitkan"

Aku larut dalam tangisanku,hingga ibu tiba tiba menyebut satu nama yang sangat kurindukan.

" Jikaa aku

bisa membawamu pada Dae apa kau akan lebih baik"

seketika tangisku terhenti

"Apa yang ibu katakan"

"Dae,pria itu apa dia bisa membuat mu merasa lebih baik"

"Jika bisa aku ingin menemuinya sebentar saja bu"

"kita akan mencobanya"

Aku tak menduga jawaban ibuku,aku menilainya sebagai wanita lemah yang hanya bisa mematuhi setiap perintah ayah,ku pikir ibu hanya wanita yang mudah menangis dan tak memiliki banyak celah untuk melakukan hal hal di luar pengawasan ayah.

ibu berjalan menuju meja telepon di kamarku,menekan nomor yang sepertinya sudah sangat di hafalnya.

"Aku butuh sedikit bantuanmu,tolong kau periksa rumah dialamat yang kusebutkan,dan segera laporkan kondisi disana"

klekk ibu menutup telponnya

"Orang kepercayaan ibu sedang memeriksa rumah Dae,kita harus memastikan apakah dia dirumah atau tidak"

"ibu sejak kapan ibu-"

"Apa kau terkejut ibumu yang lemah ini bisa melakukan hal demikian,sejak kau menjalin hubungan dengan Dae,ibu sudah menunjuk seseorang untuk mengawasimu tanpa sepengetahuan ayahmu,ibu hanya ingin memastikan kau baik baik saja dan kebetulan orang ini memang penduduk asli tanabe,ibumu hanya wanita lemah yang selalu mengkhawatirkanmu,jadi ini yang bisa ibu lakukan"

"Aku kagum pada ibu,lalu jika aku bisa menemui Dae alasan apa yang akan kita berikan pada ayah"

Aku benar benar seperti menemukan harapan baru aku tak memikirkan apa yang akan kukatakan pada Dae cukup aku bisa bertemu dengannya itu sudah membuatku sedikit membaik

"Kau tidak perlu khawatir nak,ibu akan mengurusnya,tapi ingat waktu kita tak banyak,karena Kei juga akan datang menjemoutmu atas permintaan ayahmu"

Aku mulai cemas,aku benar benar ketakutan saat nama Kei di sebut,tiba ponsel ibu menampilkan pemberitahuan pesan masuk

💌 "Maaf nyonya,saya sudah memeriksa rumah yang nyonya sebut tadi,rumah itu tampak sudah lama kosong"

💌 "Benarkah"

💌 "Menurut informasi yang saya dapatkan penghuninya sudah meninggalkan rumah sejak 1 bulan yang lalu ada kemungkinan dia kembali ke negara asalnya"

💌 " Baiklah terimaksih banyak untuk bantuanmu"

wajah ibu tampak kecewa setelah membaca pesan itu.

"Apa katanya bu"

"Maaf nak,ternyata Dae sudah tidak berada dirumah itu"

Waktuku terasa berhenti,harapanku kembali pupus.Kemana kau pergi Dae,apa kau benar sangat ingin melupakanku hingga rumah penuh kenangan itupun kau tinggalkan.Aku benar benar tak memiliki alasan lagi untuk melanjutkan hidupku

"Biarkan aku mati bu"

"Apa yang kau katakan yumi chan"

"Aku tak ingin hidup bersama Kei bu,aku tak tahan lagi dengannya bu"

ibu mendekapku erat aku bagai tak memiliki arah lagi.

"Tenanglah yumi chan,ibu akan mencarinya lagi"

"Apa gunanya bu,jika aku tak bisa dengannya"

ibu tak bisa lagi berkomentar hanya dekapannya yang bertambah erat menjadi bukti bahwa dia sangat mengkhawatirkanku

Pintu kamarku kembali di ketuk kali ini bibi Mizaki muncul dengan kabar buruk,bibi mizaki adalah pelayan dirumah kami,dia sudah bekerja di rumah ini sejak aku remaja.

"Yumiko sama anda diminta menemui Yajiro sama"

"Apa ada seseorang yang datang,aku sedang tak ingin bicara dengan ayah"

Firasatku buruk,saat Kei tiba tiba muncul di belakang bibi Mizaki,aku beringsut mundur menyembunyikan diri di belakang tubuh ibuku.

"Konichiwa,okaasama,maaf jika aku terlambat datang"

Senyum ramahnya benar benar berbeda,dia bagai memakai topeng,mendadak wajah beringas yang biasa ia tunjukan di hadapanku berubah menjadi wajah tulus di hadapan ibuku,ekspresi palsu itu benar benar menjijikan

"Oh...Kei kau sudah datang,aku akan meminta mizaki membuat teh untukmu"

"Tidak perlu okaasama,kebetulan aku sedang buru buru,aku datang hanya untuk menjemput Yumi chan"

Aku semakin mengeratkan tubuhku di punggung ibuku

"Sebenarnya aku sangat merindukan Yumi,jadi bisakah untuk beberapa hari kedepan Yumi menginap disini"

"Tidak!!!"

Suara tegas ayah menyahut perkataan ibu,kami tersentak bersamaan

"Tapi suamiku,aku sangat merindukan Yumi,bisakah 1 malam saja"

"Kita bisa mengunjunginya jika kau rindu padanya,Yumiko,cepatlah berkemas jangan buat suamimu menunggu"

Aku dan ibu tak bisa berbuat banyak atas perintah ayah,airmataku tak berhenti mengalir,sekilas aku menatap wajah Kei yang tampak tersenyum licik.

Hatiku memberontak,hanya 1 nama yang berulang kali kusebut,aku benar benar merindukannya