Aku ada janji dengan Maeda siang ini,aku masih belum kembali bekerja,Aku memang berencana mengantarkan titipan dari ibuku untuknya.
Aku beranjak meninggalkan
kamarku,menuruni tangga menuju dapur untuk membuat sarapan yang kupikir praktis,saat aku ingin membuka lemari pendingin,hatiku terasa ngilu mataku tertuju pada memo kecil berisi daftar menu bentoku yang tertempel disana.
Aku berusaha tak membuat masalah bagi hatiku hari ini,aku segera membuka lemari pendingin dan mengambil beberapa buah dan susu,aku memasak sedikit nasi untuk sarapan,mungkin aku hanya akan sarapan dengan tamago kake go han,menu itu cukup di favorite kan untuk sarapan singkat ala orang jepang,sembari menanti nasiku matang aku mempersiapkan beberapa barang,membuka tirai menyalakan televisi sambil menghangatkan kakiku di kotatsu.
Aku mencari apakah ada siaran televisi yang menarik bagiku,aku menatap bosan pada acara acara di kotak elektrik itu,tiba tiba dering telpon terdengar nyaring, memaksaku bangkit dari duduk nyamanku
"Moshi...Moshi"
"Hazi chan"
"..."
Suara itu bukan milik Maeda meski panggilannya padaku adalah panggilan yang biasa Maeda gunakan.
"Dae.."
"em"
"Kau engg...kau bagaimana kabarmu"
Aku berusaha menormalkan suara gugupku aku tak percaya dia menghubungiku.
"Semoga aku baik baik saja"
"kuharap begitu"
"Meski nyatanya tidak"
"Apa ada hal buruk menimpamu"
"Nandemonai"
"Lalu"
Beruntunglah detak jantungku yang mulai tak beraturan ini tak bisa ia dengar,aku berusaha bersikap biasa saja meski ada rasa bahagia yang tak bisa ku cegah hadirnya.
"Bisakah kita bertemu hari ini"
"emmm...apa ada hal yang sangat penting"
"Bisa di bilang begitu"
"Bagaimana ya"
"Apa kau sibuk"
"enggg...tidak juga mungkin sore nanti,karena siang ini aku ada pertemuan dengan Maeda"
"Soo desu "
"Baiklah sampai jumpa sore nanti"
"Hai.."
sambungan telepon terputus,wajahku memanas,ini seperti sekilas harapan yang mendadak terwujud.
Jam menunjukan pukul 10.30 waktu setempat, ini hampir siang aku bergegas untuk bersiap dan memakan sarapanku yang tak pantas di sebut sarapan karena waktunya sudah hampir jam makan siang,saat semua yang kubutuhkan sudah cukup aku segera memakai boot ku,ini masih musim dingin meski tak lama lagi akan berakhir,tak lupa goodie bag berisi titipan ibuku untuk Maeda.
Dae pov
Aku kedatangan orang spesial,meski harapanku saat itu adalah Hazel,tentu saja yang terjadi tak sesuai harapan, tapi orang tersebut memang benar benar kubutuhlan saat ini,Beliau ibuku,aku sudah hampir 1 tahun tidak pulang ke korea karena banyak hal yang terjadi,sebelumnya aku terbilang sangat sering kembali ke korea sekedar untuk mengunjungi ibu.
"Bagaimana,apa dia menerima ajakanmu"
"Ne"
"Kalo begitu eomma harus menyiapkan bingkisan untuknya"
Aku menceritakan segala yang sudah terjadi padaku,mungkin aku handal berbohong kepada orang lain,tapi itu tidak berlaku untuk ibuku,beliau adalah orang paling bijaksana bagiku,bahkan terkadang ibu seperti bisa membaca pikiranku.
ibuku datang bersama ayahku,hanya saja ayah sedang sibuk dengan bisnisnya,bisa di bilang ini hanya dinas luar negara jadi orangtuaku tak memiliki banyak waktu di sini ayahku bekerja sebagai wakil presdir di sebuah perusahaan produsen otomotif yang cukup ternama di korea,aku adalah putra tunggal keluarga Min,jika banyak anak tunggal identik dengan pemaksaan orangtua terhadap obsesi orangtua terutama dalam berkarier,itu tidak terjadi pada keluargaku,orangtuaku memberiku kebebasan untuk memilih karirku sendiri,aku bersyukur itu itu,Setelah aku bercerita banyak hal tentang semua yang terjadi padaku,ibu bahkan tidak mengomel padaku tentang tindakan bodohku yang membuatku hampir mati membeku di malam bersalju itu,beliau justru memberiku saran untuk mengejar Hazel meski aku merasa heran karena ibu memberiku ide segila ini,tapi aku benar benar mencobanya hari ini,orangtuaku sudah mengetahui apa yang selama ini terjadi padaku dan yumiko,ibuku sedikit kecewa pada keluarga Tetsuya sedikit banyak ayah dan ibuku tau tentang keluarga tetsuya,beliau hanya memintaku berjanji untuk benar benar menghilang dari jangkauan keluarga Tetsuya,jika aku masih ingin berada di jepang,jika aku melanggarnya maka aku akan di paksa pulang ke korea.
"Eomma,apa ide ini tidak terlalu beresiko"
"Bukankah seorang pria memang harus berani mengambil resiko"
"Araseo..tapi jika pada akhirnya hazel juga seperti yumiko apa yang harus ku perbuat"
"Mereka berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda bukan,jika kelurga Yumiko teramat tidak menyukaimu,bukan berarti Keluarga Hazel juga demikian kan?"
"Bagaimana dengan tunangannya"
"Apa kau percaya pada perasaan kalian?"
"Aku yakin tapi entah dengan Hazel"
"itupun bagian dari tugasmu untuk meyakinkan perasaannya"
Aku mengerti,ibu tampak ingin aku memperjuangkan kebahagiaanku sendiri,padahal ibu belum mengenal Hazel tapi dari semua yang ibu sarankan,kurasa ibuku takkan keberatan untuk mendukung kami.
Ada harapan yang jauh lebih besar untuk langkahku berikutnya.
Pov End
Aku dan Maeda menyantap makan siang kami,kami memilih Nasi Kari,ini adalah restoran Kari terenak yang sering kudatangi selama di tanabe.
"Aku benar benar sangat menyukai hadiah dari ibumu,bagiku hadiahnya terbilang mewah,aku benar benar berterimakasih"
"Hentikan itu Maeda nee san,itu hanya bingkisan kecil sebagai hadiah pernikahanmu"
"Tetap saja aku sangat senang"
"Dae menghubungiku"
"Hontou"
"Hontou desu..dia mengajak ku bertemu hari ini"
"Apa kau tidak senang Hazi chan,kenapa wajahmu-"
"Justru aku terlampau senang,aku masih memikirkan apa yang akan aku katakan padanya"
"Hahahah...ohh jadi kau sedang salah tingkah bicaralah seperti sebelumnya,dengan obrolan kalian biasanya"
"itu tidak mungkin,aku terlalu payah untuk menutupi perasaanku di hadapannya"
"Kalau begitu ungkapkan saja"
"Apa tidak terlalu mendadak"
"hemmm...sejujurnya saat kau sedang berada di Australia,aku sudah menemui Dae dengan maksud menyampaikan kabar pernikahanku"
"Kau mengundang orang yang belum lama kau kenal ke pernikahanmu,apa dia tidak keberatan"
"Sebenarnya aku memiliki maksud lain saat kuputuskan untuk mengundang Dae"
"Aku tak mengerti"
"Jika kau ingin.memarahiku setelah ini aku tak peduli,tapi Dae sudah mengungkapkan segalanya,dia bicara padaku mengenai perasaanya untukmu,dia benar benar mencintaimu Hazi chan"
Aku terpaku pada kata "mencintai" apa dia benar benar punya perasaan demikian terhadapku.
"Hazi chan,aku bahkan sudah membuatnya membaca pesan singkat yang kau kirim untukku di hari setelah pertunanganmu"
"Jadi Dae...."
"hemm...dia sudah tau jika kau juga menyimpan perasaan untuknya"
Mendadak aku ingin membatalkan pertemuanku dengan Dae,aku benar benar merasa malu saat ini,apa yang harus kulakukan saat kami bertemu nanti.
"Kurasa aku akan membatalkan pertemuan kami saja"
"eeehhhhh.....apa aku salah bicara"
"Chigai desu"
"Apa kau malu jika dia mengetahui perasaanmu yang sebenarnya"
Maeda tersenyum sembari menggenggam tanganku,mengapa ini terjadi setelah pertunanganku,andai ini terjadi sebelum aku menerima perjodohan itu,semua akan berjalan lebih mudah.
"Jadi apa menurutmu aku memang harus menemuinya"
"tentu saja temuilah dia,katakan semua yang kau rasakan"
Helaan nafasku saja terdengar cemas,aku benar benar tak bisa membayangkan pertemuan kami nanti,tapi setidaknya ada rasa tenang karena aku tau dia juga mencintaiku meski mungkin saja aku akan memintanya menyembunyikan hubungan kami jika pada akhirnya kami memutuskan untuk menjalaninya karena Darren tak lama lagi juga akan berada di jepang,aku tak ingin merusak nama baik keluargaku jika Darren mengetahui tentang aku dan Dae,biarkan saja ini menjadi rahasia cinta kami.