Firasatku tak baik,mendadak aku memikirkan Dae,ada apa sebenarnya,aku merasa ada hal buruk mengintainya,dia tak membicarakan hal serius denganku tapi entah mengapa aku mendadak memikirkan bocah itu,ahh dia sedang berbahagia,seharusnya aku bersyukur akan itu,aku keluar dari gedung AKIBA LABEL di jam makan siang, melangkahkan kaki ke kedai kopi yang terletak tak terlalu jauh,musim dingin sudah hampir mencapai penutupannya,tapi bunga ume masih tampak bermekaran bahkan di beberapa titik gugurannya menciptakan remahan cantik di sisi sisi jalan.
"Kirei"
Selama aku bersahabat dengan Dae sudah banyak yang kami lalui bersama,dia terkadang bertindak seenaknya,pribadinya yang jujur membuatku banyak memberikan kepercayaan padanya entah pekerjaan atau urusan pribadiku.
pikiranku kembali melayang pada obrolan semalam dengan kakek
ia sudah mengomel lagi sejak kemarin,lagi lagi pak tua itu memintaku untuk segera menikah,apa dia pikir mencari pasangan adalah hal yang mudah,pendapat beberapa orang yang memandangku dari segi materi,kebanyakan berspekulasi mencari pasangan bukanlah hal sulit bagiku,tanpa mereka tau kualifikasi wanita idamanku tak mudah di temukan.
Sebagai cucu Tertua Keluarga Kuroba aku mengemban tanggungjawab besar untuk mejaga nama baik keluarga dan tentu saja hal tersebut membuatku berhati hati dalam segala hal termasuk memilih pasangan,sejak kecil aku dirawat oleh kakek dan nenekku,orang tuaku sudah tiada sejak aku berusia 8 th,ayah dan ibuku meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat,jasad mereka bahkan tak berhasil kembali dengan utuh.
Aku melewati masa kecilku yang berat,meski kakekku berasal dari keluarga elite tapi rasa cemburu ku pada teman teman seusiaku kala itu tak bisa di sembuhkan dengan kekayaan kakek yang bahkan bisa saja membelikanku sebuah toko mainan beserta isinya saat itu,aku tetap kesepian,meski semua rengekanku akan setumpuk mainan mahal bisa diatasi segera, nyatanya itu hanya pengalihan sesaat.
Aku selalu cemburu pada teman temanku dengan ayah dan ibu yang lengkap,sementara aku hanya kakek dan nenek itupun jika kakek sedang tidak sibuk dengan pekerjaannya.
Seiring waktu memang semuanya mereda,aku berkawan baik dengan rasa kesepian cukup sulit bagiku untuk berteman,terkadang sifat arogan dan bicaraku yang blak blakan membuat beberapa orang enggan berteman denganku.
Aku di besarkan dalam Mansion megah keluarga Kuroba,kakek dan nenekku memiliki 2 orang putra yaitu ayahku dan pamanku,Ayahku bernama Akiyama Kuroba dan pamanku atau adik dari ayahku bernama Akio Kuroba,secara strata sosial keluarga kuroba bisa di bilang keluarga terpandang jadi tak heran jika kakekku yang tampak bijaksana itu sebenarnya pria disiplin dan tegas, kakekku adalah seorang pendiri sebuah perusahan elektronik yang cukup di kenal di negeri ini,aku di bentuk menjadi pria teliti yang hampir selalu berpikir ulang mengenai apapun yang akan kuputuskan aku cukup hati hati dalam hal hal serius,bisa di bilang sebagian orang menilaiku dengan sebutan perfeksionis.
Meski dari sekilas penjelasan keluargaku semua tampak normal dan baik,pada kenyataanya keluarga Kuroba juga memiliki sisi kekacauan yang rumit.
Dia pamanku Akio Kuroba sejak muda pamanku adalah orang yang sangat tertutup,kakek bilang sebenarnya pamanku adalah orang yang jenius paman tak banyak membicarakan tentang hidup atau perasaannya pada siapapun,hingga ia pernah jatuh cinta pada seorang gadis,namun karena si gadis berasal dari keluarga biasa dan mengalami kelumpuhan di kakinya,membuat arogansi kakek kala itu benar benar tak bisa di benarkan,kakek membayar keluarga si gadis untuk menjauhi pamanku,mereka sempat menolak namun ancaman kakekku membuat mereka tak punya pilihan,akhirnya hubungan mereka tak hancur tanpa banyak toleransi dan tentu saja meninggalkan luka yang dalam bagi paman Akio.
Aku dan paman cukup akrab meski ia tak terlalu banyak bicara,terutama sejak ia patah hati, Amarah paman Akio pada kakek membuatnya melakukan tindakan kriminal,ia memanipulasi keuangan perusahaan kakek hingga nyaris bangkrut dan ia segera menghilang.
Tak pernah ada kabar tentangnya hingga hari ini,bahkan kami tak tahu dia masih hidup atau sudah mati,jikapun masih hidup apakah dia masih di jepang atau sudah pindah ke negara lain kami benar benar hampir melupakannya,pamanku hilang sebagai buronan kala itu sudah lebih dari 15 th kami kehilangan semua tentang paman Akio.
Di hari paman Akio hilang aku menemukan secarik kertas kecil terselip di dalam sepatuku itu pesan paman Akio untukku,aku masih mengingatnya hingga hari ini
Akira
Tumbuhlah menjadi pemberani,patuhi kakek dan nenek kecuali jika itu menyangkut kebahagiaanmu,tidak semua aturan keluarga selalu benar.
Paman menyayangimu.
Aku mulai memahaminya sekarang,aturan kakek yang pernah membuat oaman Akio pergi,berlaku juga bagiku,aku harus menikahi putri bangsawan,sementara aku tak tahu siapa dan dari kalangan mana gadis yang akan memikatku.
Aku memasukan potongan cheescake yang masih belum ku sentuh,aku yang kesepian ini sangat bersyukur bertemu Dae ,saat dia bersedia menjadi sahabatku dan perlakuan keluarganya yang cukup baik padaku membuatku kembali merasakan kehadiran orang tua,ya...aku cukup dekat dengan tuan dan nyonya Min,kedua orang tua Dae,mereka bahkan menganggapku seperti putra mereka sendiri,bibi Min juga memintaku memanggilnya dengan sebutan ibu,aku sempat merasa canggung namun berkat kehangatan keluarga mereka membuatku menjadi terbiasa dengan panggilan ibu oada bibi Min,sejak saat itu lah aku tak akan bisa menerima jika ada hal buruk yang terjadi pada Dae,termasuk saat dulu Dae terkapar di rumah sakit karena ia di hajar habis habisan oleh orang suruhan keluarga Tetsuya aku tak busa menerimanya dan aku terlambat mengetahuinya,sungguh kebencianku pada mereka tak bisa kuhilangkan,jika bukan karena permintaan Dae aku bahkan bisa membuat kerusuhan di Mansion keluarga Tetsuya kala itu.
ponselku bergetar di sisi cangkir kopiku
sebuah panggilan dari Dae
"Doushitte"
"Akira datanglah kerumah sakit"
Suaranya terdengar bergetar,suara wanita menggunakan ponsel Dae
"Hazel san..."
"Cepatlah...rumah sakit"
"Wakatta"
Aku menangkap sesuatu yang darurat dan buruk dari bicaranya,oleh karena itu aku tak ingin banyak bertanya.
Pikiranku mendadak kalut,wajah Dae yang pernah babak belur dan mendapat beberapa luka robek berputar diotakku,aku bergegas mengambil mobilku dan menuju rumah sakit yang ditunjukan Hazel,jalanan bersalju ini sedikit menghambat laju mobilku,meski rasa cemas membuatku sulit berkonsentrasi saat ini tapi aku tak bisa gegabah dalam mengemudi atau aku justru bisa memperburuk situasinya.
Apa yang terjadi kali ini,apakah firasatku tadi memang benar.
Aku mulai bertanya tanya,apa kali ini dia juga di hajar oleh keluarga Hazel atau ahh...oleh pria yang menjadi calon suami Hazel.Kenapa dia selalu nekat begini,kenapa dia senang memposisikan dirinya dalam bahaya,rasa panikku bercampur dengan rasa penasaran yang tinggi aku harus mencari siapa pelakunya kali ini,lagi lagi aku terlambat menyadari sesuatu,aku tak bisa hanya menemuinya dengan rasa bersalahku,ku turunkan laju kendaraanku,segera membuat panggilan pada seseorang
"Aku ada pekerjaan untukmu,amati pergerakan keluarga Chesna terutama putra bungsu mereka"
"Soo desu"
panggilan berakhir,dia cukup bisa diandalkan,akan kuselesaikan ini satu persatu,aku takkan mendengar lagi larangan Dae kali ini,laju kendaraanku kembali kunaikkan menuju rumah sakit.