Chereads / Snow Heart / Chapter 14 - Kebimbangan Dae Dae pov

Chapter 14 - Kebimbangan Dae Dae pov

"Sebenarnya Hazi chan sangat mengharapkanmu sampai di hari sebelum ia menyatakan keputusannya,dia berharap kau menyatakan perasaanmu padanya saat itu,agar ia bisa mengubah keputusannya,tapi harapan memang tak selalu sesuai dengan kenyataannya,"

Rasanya seperti ada yang menikamku,benarkah begitu,itu artinya dia benar benar memiliki perasaan yang sama denganku,Aku terlalu meragukan perasaanku padanya.

"Mungkin itu hanya karena dia sedang terdesak saat itu"

"Bakkayarou,apa kau tak tau,dia sudah menyukaimu jauh sebelum rencana perjodohan itu terjadi"

"Benarkah?"

"hemm...dia tak pernah punya hubungan dengan siapa pun,Hazi chan orang yg tak mudah jatuh cinta,bisa di bilang sejak dia menjadi dewasa kau adalah cinta pertamanya,hidupnya terlalu sederhana untuk sebuah percintaan,baginya cinta hanya akan membuat hidupnya menjadi rumit,beberapa pria sudah menerima penolakan darinya,kaulah yang beruntung karena ia menyukaimu dengan sukarela,meski kau terlambat menyadari itu"

Ekspresi terkejutku mungkin takkan bisa kututupi,mendadak pikiranku bekerja lambat,aku mencoba mencerna kembali ucapan Maeda mengenai cinta pertama.

"Apa kau sedang merasa bangga,tentu saja kau harus bangga, Hazi chan bukan tipikal gadis yang agresive pada orang yang dia suka,wajar saja jika kau yang memang tidak peka benar benar tak bisa memahami perasaannya"

"Tak ada gunanya kau katakan itu sekarang Hazel sudah milik orang lain"

"Apa kau ingin dengar kabar baik"

"Nani o"

"Hazel punya waktu 1 th sebelum pernikahannya,apa kau tak berniat memperbaiki semuanya selagi dia belum menikah"

"Kurasa Kazuma kun salah memilihmu menjadi calon istrinya"

"Apa maksudmu"

"Kau gila,Hazel sudah bertunangan lalu kau memberiku ide untuk menjadi orang ketiga dalam hubungannya"

"Kau harus tau Dae hingga ia bertunangan dia masih mengharapkanmu"

"Begitukah"

"Ya...kau bisa membaca pesannya padaku kemarin sesaat setelah ia resmi bertunangan"

Maeda mengulir ponselnya beberapa kali lalu,menyodorkan benda pipih itu padaku,dan aku membaca satu persatu pesannya untuk Maeda.

πŸ’Œ Maeda nee ,aku sudah resmi bertunangan

πŸ’Œ Omedetou GozaimasuπŸ€—

πŸ’Œ Tapi aku tak bahagia

πŸ’Œ Apa Darren tidak tampan

πŸ’Œ Chigau,Dia cukup tampan,ada maslah lain yang membuatku benar benar tak nyaman

πŸ’Œ Apa keluarganya memperlakukanmu dengan buruk?

πŸ’Œ Tidak juga

πŸ’Œ Lalu??

πŸ’Œ Aku memikirkan Dae,aku terus mengingatnya sejak aku tibai disini

πŸ’Œ Hontou?

πŸ’Œ Apa kau pikir dia juga tak bisa melupakanku

πŸ’Œ Mungkin

πŸ’Œ Tak bisakah kau meyakinkan aku bahwa Dae memang mencintaiku

πŸ’Œ Jika aku melakukannya,lalu kau mau apa?

πŸ’Œ Setidaknya aku sedikit bahagia dengan perasaan itu

πŸ’Œ Apa kau tidak berfikir bahwa perasaanmu pada Dae hanya sesaat saja

πŸ’Œ Tidak,aku bersungguh sungguh mencintainya

πŸ’Œ Lalu Darren,bagaimana dengan dia

πŸ’Œ Maeda Nee apa kau tau,Darren itu sangat angkuh kami di jodohkan karena kerja sama bisnis orang tua kami,Dia juga tampak terpaksa melakukan ini

πŸ’Œ Baiklah aku.mengerti,saat kau kembali ke tanabe kita akan bicarakan ini lebih serius"

πŸ’Œ Kau tau Maeda Nee Aku sempat mencoba menghubunginya tapi mungkin dia sudah mengganti nomor ponselnya

πŸ’Œ itu tidak benar kami akan bertemu di akhir pekan nanti

πŸ’Œ Kami? maksudmu kau dan Dae

πŸ’Œ Tentu,aku ingin mengundangnya untuk datang ke acara pernikahanku"

πŸ’Œ Jika dia datang mungkin aku tidak

πŸ’Œ Apa alasanmu

πŸ’Œ Aku mungkin akan menangis jika melihat wajahnya

πŸ’Œ Bagaimana jika kau datang bersamanya,apa kau tetap akan menangis

πŸ’Œ Mustahil,Darren akan segera ke tanabe sebelum acaramu berlangsung sudah pasti aku pergi dengannya

πŸ’Œ Jadi Darrenmu takkan keberatan menemanimu

πŸ’Œ Aku tak tau

πŸ’Œ Tenanglah Aku akan melakukan segala hal untuk senyum sahabatku,kau akan bertemu Dae tanpa menangis

πŸ’Œ Apa kau mulai memberi harapan padaku

πŸ’Œ Aku akan selalu melakukannya

πŸ’Œ Arigatou Maeda Nee😘

πŸ’Œ Cepatlah pulang lalu ceritakan banyak hal padaku sebelum Aku menikah

πŸ’Œ Tentu saja

Aku tak bisa berkomentar apapun,batinku kacau,sebenarnya aku bahkan tak bisa melupakan Hazel saat aku sudah sibuk dengan pekerjaanku,sekeras apapun aku menepis perasaan itu,aku justru semakin merindukannya.

"Bagaimana dengan perasaanmu,apa kau juga akan mengatakan bahwa perasaanmu hanya sesaat saja"

"Aku sempat berfikir demikian,tapi sampai hari ini bahkan aku semakin sulit menahannya"

"Apa kau tak ingin bicara padanya mengenai perasaanmu"

"Aku tak ingin membebaninya"

"Kau lebih membebaninya jika kau tak memberinya kepastian"

"Kau bercanda? dia sudah punya hubungan yang pasti dengan orang lain,lalu apa gunanya kepastian dariku"

"Kau ingin Hazi chan menjadi Yumiko yang berikutnya"

"Apa maksudmu"

"Cinta yang tidak di perjuangkan,apa kau akan selamanya menjadi pengecut setelah kau tau bahwa Hazi chan bersungguh sungguh tentang perasaannya"

Perkataan Maeda bagai tamparan keras bagiku,dia berkata benar,apa mungkin aku akan menyerah lagi,sementara aku sebenarnya masih memiliki kesempatan.sebelum keluarga Hazel menyelenggarakan pernikahan putri mereka kurasa aku masih memiliki beberapa waktu untuk meyakinkannya meski kemungkinannya sangat kecil,setidaknya Hazel harus tau bahwa aku cinta pertama yang tak mengecewakan,entah bagaimana semua akan berakhir setidaknya aku tidak akan lagi menyerah begitu saja seperti pada Yumiko.

"Wakatta,aku akan mencobanya"

Maeda menatapku dengan tataoan yang seolah ia sangat percaya padaku,meski masih ada sedikit keraguan akan keputusanku,aku tak begitu yakin apa ini adalah hal yang benar atau tidak,tapi aku tak bisa lagi melepaskannya begitu saja.

"Datanglah ke pernikahanku bersama Hazel,aku ingin melihatnya datang dengan tersenyum bersamamu bukan dengan Darren,aku amat memahaminya,kuharap kau mengerti dengan apa yang kulakukan untuk sahabatku"

Aku hanya mengangguk,kemudian berpamitan padanya dan mengakhiri obrolan kami.Aku tak tau semua akan berjalan sesulit apa,yang pasti menjadi cinta pertama seorang gadis bukan hal yang bisa kuabaikan.

Aku merogoh Kantong Mantelku,benda pipih disana terasa bergetar

"Moshi mosh"

"Dimana kau"

"Aku sedang di jalan"

"Ada yang ingin bertemu denganmu,cepatlah"

"Dare"

"Orang yang mungkin sangat kau rindukan"

Sambungan telepon terputus,Suara Akira terdengar senang,aku tak tau siapa orang yang dia maksud,aku bergegas menuju kediaman Akira.

Semenjak aku meninggalkan rumah Hazel aku tinggal bersama Akira,aku tak memiliki niat sama sekali untuk kembali ke rumahku,aku tak peduli lagi jika rumah menjadi angker sekalipun.

"Apa mungkin Hazel,ahh kurasa bukan,Maeda tidak bilang Hazel tiba di jepang hari ini,atau mungkin dia sengaja ingin mengejutkanku,tapi darimana dia tau rumah Akira,aku bahkan tak memberinya nomor ponsel Akira padanya lalu dari mana dia tau"

Aku bermonolog penuh harap,meski aku masih tak tau siapa yang sedang menungguku saat ini,tapi setidaknya berharap bahwa orang itu adalah Hazel bisa sedikit mengurangi rasa bersalahku padanya.