Chereads / Tumbuh Dewasa Tak Wajar Itulah Aku / Chapter 18 - Bab 18. Coffe Shop

Chapter 18 - Bab 18. Coffe Shop

Seiring berjalannya waktu iska kini hidup dengan sangat memperhatinkan, belum lagi membayar biaya rumah sakit selama ia di rawat 3 hari. Kedua orangtuanya tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya karena selama ini iska menutupi permasalahan yang dihadapi. setelah keluar dari rumah sakit iska segera mencari pekerjaan yang lain karena sekarang ia tidak lagi bekerja dengan bestie sebagai guru privat sahabat baiknya.

Namun ia tidak patah semangat dan terus berjuang, ia mencari lowongan pekerjaan via online maupun ofline dengan mendatangi langsung disetiap toko, warung maupun lembaga kursus pendidik. seharian penuh ia berjalan terus menerus tapi semua upayanya tidak membuahkan hasil karena tidak ada yang mau menerima dia karena masih berstatus sebagai mahasiswa semester awal.

karena kelelahan akhirnya ia berteduh di halte bus dekat caffe shop dan melihat banyak orang yang sedang mengantri untuk membeli coffe yang fenomenal di kalangan remaja. iska merasa kehausan dan merasa ada keterikatan keinginan untuk mencoba coffe yang lagi hits akhirnya ia ikut mengantri di barisan paling belakang. kurang lebih 15 menit ia menunggu tapi disaat ia ingin memesan coffe hazelnut tiba-tiba barista memberitahu jika coffe shopnya tutup dan buka lagi besok pagi.

setelah lelah menunggu lama iska tidak mendapatkan coffe ia sangat merasa kesal dan jengkel sampai akhirnya ia menendang kursi dan menyenggol meja yang diatasnya ada dua buah gelas dan akhirnya terjatuh. pemilik caffe shop tersebut segera menemui iska yang telah membuat kegaduhan di tempat tersebut. pemilik coffe shop tersebut akhirnya meminta iska untuk mengganti dua buah gelas yang terjatuh itu dan jika iska tidak mau mengganti rugi maka pemilik coffe shop tersebut akan melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwajib.

"maaf mbak harus ganti rugi atas perbuatan mbak!" ucap pemilik coffe.

"maaf pak saya tidak sengaja melakukan hal tersebut dan saya hanya punya uang 50 ribu, apa cukup untuk mengganti dua buah gelas yang telah saya pecahkan?" sahut iska dengan rasa bersalah.

"mbak kira tempat usaha saya ini warung pinggir jalan apa? asal mbak tau aja satu gelas yang mbak pecahkan itu seharga 300 ribu dan mbak hanya punya uang 50 ribu" teriak pemilik coffe shop.

"maaf pak saya benar-benar tidak punya uang sama sekali selain uang ini saja" sahut iska dengan mata berkaca-kaca.

" saya nggak mau tau!! intinya kamu harus ganti rugi atas kerugian yang saya alami" tutur pemilik coffe shop dengan marah.

"iya pak saya akan ganti rugi semuanya tapi tidak sekarang dan saya butuh waktu" balas iska dengan wajah melasnya.

"oke saya beri waktu kamu sampai besok pagi jika tidak segera kamu ganti maka saya akan membawa kasus ini ke kantor polisi!" ucap pemilik shop.

saat akan pergi dari coffe shop tersebut tiba-tiba iska berpapasan dengan bestie yang saat itu dengan baim teman dekatnya besti dan iska. saat memperhatikan mereka berdua iska tidak sengaja hampir menabrak pintu coofe shop yang ada di depannya. di dalam perjalanan pulangnya iska terus memikirkan sahabat baiknya, apakah besrie sudah melupakannya dan sangat membencinya karena hanya perasaan ero kepada iska.

akhirnya iska setelah sampai di kos segera menghubungi bestie dan menanyakan kabar sahabat baiknya. namun setelah beberapa kali di telephone tidak ada jawaban dari bestie, apa bestie masih marah kepadanya dan tidak mau mengangkat telephone darinya. perasaan bimbang dan merasa bersalah berkecamuk di dalam fikiran iska.

akhirnya iska memutuskan untuk menemui bestie di rumahnya dan berusaha mengklarifikasi atas semua kesalahpahaman yang sudah terjadi selama ini.

"tinggg.. tingggg..." suara bel rumah bestie.

"ehh non iska, ada apa ya non?" ucap pak satpam yang menjaga gerbang pertama rumah bestie.

"iya pak saya mau bertemu bestie, apa bestie ada di rumah?" tanya iska kepada pak satpam.

"maaf non bestienya belum pulang, selama seminggu ini non bestie selalu oulang tengah malam dan mabuk-mabukan dengan teman laki-lakinya" terang pak satpam memberitahu keadaan bestie.

"ohh gitu ya pak? kalau gitu iska pamit pulang dulu ya, besok pagi iska balik lagi dan tolong sampaikan kepada bestie jika saya kemari untuk menemuinya" ucap iska meminta tolong.

"baik non nanti saya sampaikan kepada non bestie" balas pak satpam.

setelah pergi dari rumah bestie, iska mampir ke warteg untuk mencari makan malam. membeli sebungkus nasi kucing seharga 10 ribu, iska bertanya kepada pemilik warteg tersebut apa ada lowongan pekerjaan di warteg tersebut namun pemilik warteg tersebut agak sinis menjawab.

"bu saya mau nanya apa di warteg sini membutuhkan karyawan" tanya iska.

"emang siapa dek yang mau kerja? adek kan masih kecil kalau kerja juga bisa apa?" ejek pemiliki warteg menghina iska.

"saya butuh pekerjaan bu karena saya masih kuliah semester 1 dan saya juga bisa bersih-bersih warung dan cuci piring" balas iska dengan harapan bisa diberi pekerjaan.

pemilik warteg tersebut hanya terdiam, dan beberapa saat ia memberi sebungkus nasi kucing kepada iska. saat akan pergi dari warteg tiba-tiba pemilik warteg tersebut memanggil iska dan memberitahu jika iska mau bekerja ia harus datang besok pagi setelah shalat subuh dan pulang kerja jam 10 dengan gaji sehari 150. iska sangat senang dan bersyukur jika ia diterima kerja di warteg dan besok sudah bisa bekerja. namun iska sempat berfikir bagaimana ia harus membayar ganti rugi kepada pemilik coffe shop sedangkan ia hanya memiliki uang 40 ribu dan besok ia hanya digaji 150 ribu, dan bagaimana caranya ia mencari kekurangan 110 ribu.

"besok pagi jangan telat ya kerjanya, karena besok saya ada pesanan banyak dan harus diantar ke perumahan graha dinar dan belum lagi saya harus cari orang yang mau mengantarkan makanan itu tepat waktu ke tempat tersebut" ucap pemilik warteg kepada iska.

"baik bu saya besok akan datang lebih awal, ohh iya bu kalau saya boleh tanya apakah boleh jika yang mengantarkan makanan besok saya aja yang mengantarnya? karena saya benar-benar membutuhkan uang tersebut untuk melunasi hutang saya" sahut iska saat memohon tambahan job pekerjaan karena saat itu ia sangat membutuhkan uang banyak untuk ganti rugi kepada pemilik coffe shop.

"apa kamu bisa menjalankan pekerjaanmu tepat waktu? bukannya kamu harus kuliah, saya nggak mau jika kamu kerjanya seenaknya saja" balas pemilik warteg.

"tidak bu saya yakin bisa membagi waktu dan saya akan bekerja dengan sungguh-sungguh. dan untuk kuliah saya besok masuk sore jadi tidak akan mengganggu pekerjaan saya"ucap iska dengan penuh semangat.