Chereads / Tumbuh Dewasa Tak Wajar Itulah Aku / Chapter 23 - Bab 23. Kesempatan Kedua

Chapter 23 - Bab 23. Kesempatan Kedua

Dan benar saja saat diperjalanan untuk mengantarkan pesanan, Iska sudah dicegat oleh Pak Karno yang membawa belati tajam. Iska sempat berteriak meminta tolong, karena tempat Iska masih belum jauh dari warung Bu Ani.

Bu Ani pun mendengar suara Iska dan segera menyusul Iska serta meminta beberapa warga untuk menolong Iska. Saat Iska ingin berlari dari ayahnya malah membuat amarah Pak Karno tak tertahankan hingga dengan teganya Pak Karno menusuk perut Iska dengan belati tajam yang ia bawa.

Iska yang tengah terluka pun pingsan tak sadarkan diri karena telah kehilangan banyak darah, sedangkan Pak Karno sudah kabur terbirit-birit karena takut melihat banyak warga berlari menuju dirinya.

Bu Ani datang dan melihat Iska yang sudah terkapar dipinggir jalan dalam keadaan yang sudah berlumuran darah. Bu Ani menyuruh beberapa warga agar memberhentikan salah satu mobil yang lewat agar Iska bisa dibawa segera ke rumah sakit terdekat.

Ntah kebetulan atau tidak, ternyata mobil yang berhenti adalah mobil Pak Arman dan Bestie. Dengan segera para warga menggendong Iska memasukkannya kedalam mobil Pak Arman. Bestie yang melihat Iska terluka parah pun hanya bisa melebarkan matanya karena terkejut, dengan segera Pak Arman menancap gasnya menuju rumah sakit terdekat.

Bu Ani baru sadar kalau mobil yang ia tumpangi adalah mobil milik Pak Arman ketika Pak Arman menggendong Iska masuk ke dalam ruang ICU. Bu Ani membisu ketika menatap Pak Arman yang juga sedang menatapnya, lidahnya seakan kelu karena tak bisa mengeluarkan suara.

"Om, kita juga harus temui dokter buat check up kesehatan om." ajak Bestie seraya menarik tangan Pak Arman tanpa menunggu persetujuan dari pamannya itu. Pak Arman pun menurut saja sedangkan Bu Ani hanya mematung melihat Pak Arman dan Bestie menjauh darinya.

Dokter pun keluar dari ruang rawat Iska dan langsung saja Bu Ani menanyakan perihal keadaan Iska. Dokter pun menjelaskan bahwa Iska kehilangan banyak darah yang membuatnya dalam keadaan kritis sekarang ini. Bu Ani menangis sejadi-jadinya, ia merasa kasihan pada Iska karena ayah kandungnya tega melukainya hanya karena uang. Bu Ani pun bingung karena tidak mempunyai informasi tentang keluarga Iska di desa.

Pak Arman pun kembali ke ruang rawat Iska bersama Bestie setelah selesai check up, sebenarnya Bestie juga merasa khawatir pada Iska namun tak diperlihatkan karena ia juga masih marah pada Iska karena telah menghianatinya. Dokter yang keluar dari ruang rawat Iska memanggil Bestie agar segera masuk ke dalam ruangan Iska karena dari tadi Iska memanggil nama Bestie.

Bestie pun masuk ke ruang rawat Iska dan benar saja sekarang Iska sedang memanggil namanya walau dengan mata yang masih tertutup. Bestie menitikkan air matanya karena melihat keadaan sahabat baiknya yang sekarang sedang diambang maut. Dan yang lebih mirianya Iska terluka karena ayah kandungnya sendiri.

Tangan Bestie terangkat untuk membelai surai hitam milik Iska, Bestie sangat mengkhawatirkan keadaan Iska. Kini Bestie menggenggam erat tangan sahabat baiknya itu, hingga tanpa Besti sadari ternyata Iska sudah siuman. Iska senang sekali karena pertama kali ia membuka mata, yang dilihatnya adalah Bestie. Wajah yang sudah dirindukan oleh Iska sejak kejadian bersama Ero tempo lalu. Bestie tersadar saat Iska juga membalas genggaman tangannya.

Setelah itu Iska mencoba meminta maaf pada Bestie karena telah dekat dengan Ero mantan kekasih Bestie dulu. Bestie tak menjawab ucapan Iska hingga saat Iska mengatakan bahwa Ero sudah meninggal karena kecelakaan saat balap liar.

Hati Bestie seakan remuk mendengar ucapan Iska, Bestie menutup mulutnya dengan tangan karena mendengar kabar kematian mantan kekasihnya yang pernah ia cintai dulu. Iska mengais tangan Bestie dan menggenggamnya erat, memohon agar Bestie mau memaafkan Iska.

Karena Bestie tak kuasa melihat keadaan Iska yang sangat memprihatinkan seperti ini, akhirnya Bestie memaafkan Iska dengan syarat tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama lagi.

Wajah berbinar dari Iska terlihat ketika Bestie mau memaafkannya, kini keduanya berpelukan untuk menyalurkan kasih sayank mereka dan juga melepas kerinduan yang mereka rasakan saat sedang dalam mode marah kemarin.

Sedangkan Pak Arman dan Bu Ani masih setia didepan ruang rawat Iska menunggu Bestie keluar, karena dokter berpesan agar yang masuk ke ruang rawat Iska satu persatu. Karena lama menunggu, akhirnya Bu Ani memutuskan untuk duduk dan disusul oleh Pak Arman.

Mereka duduk berdampingan tanpa sepatah kata pun terucap dari salah satu mereka. Hingga kini Pak Arman yang membuka suara, menanyakan bagaimana keadaan rumah tangga Bu Ani bersama suaminya. Bu Ani merasa sedih kala Pak Arman menanyakan tentang rumah tangganya yang hancur dan terpisah dari kedua anaknya.

Bu Ani menceritakan bagaimana keadaan rumah tangganya yang hancur setelah tau bahwa Bu Ani dijadikan istri kedua dari suaminya. Rumah tangga Bu Ani terlihat harmonis ketika awal pernikahannya hingga lahirnya anak kedua Bu Ani, terkuak sudah semua kebenaran yang ditutupi oleh Pak Jono mantan suami Bu Ani. Sebenarnya keluarga Bu Ani sudah tau tentang Pak Jono yang sudah memiliki istri.

Namun semuanya ditutupi dari Bu Ani agar Bu Ani mau menikah dengan Pak Jono. Ketika Bu Ani tau tentang kebohongan Pak Jono, saat itu Bu Ani usai melahirkan anak keduanya. Bu Ani menggugat cerai Pak Jono, Bu Ani berniat membawa anak-anaknya namun Pak Jono melarang. Bu Ani bisa cerai dari Pak Jono tanpa membawa anak-anaknya pergi.

Karena uang Pak Jono yang melimpah, maka hak asuh kedua anaknya jatuh pada Pak Jono. Dengan terpaksa Bu Ani pergi tanpa membawa anak-anaknya, terlihat bahwa anak-anaknya menangisi kepergian Bu Ani. Namun Bu Ani tak bisa apa-apa, Bu Ani hanya orang miskin yang tak bisa apa-apa.

Karena perceraiannya dengan Pak Jono akhirnya Bu Ani merantau ke kota untuk mengadu nasibnya. Dan alhamdulillah Bu Ani bisa membuka warung sendiri hasil dari tabungannya ketika masih menjadi istri Pak Jono dulu. Walaupun hanya warung kecil, bagi Bu Ani sudah cukup untuk menyambung hidup di kota ini.

Pak Arman ikut merasakan sedih mendengar cerita Bu Ani, Pak Arman menyesal karena sudah merelakan Bu Ani menikah dengan pria jahat seperti Pak Jono. Namun nasi sudah jadi bubur, toh sekarang Pak Arman sudah bertemu kembali dengan Bu Ani, cinta pertamanya saat di SMA. Bahkan tak dapat dipungkiri kalau sampai saat ini Pak Arman masih memendam rasa cinta yang dulu untuk Bu Ani seorang. Namun Pak Arman belum memiliki keberanian untuk menyatakan perasaannya pada Bu Ani.

Mengingat sekarang ini Iska masih dalam keadaan kritis, dan pastinya Bu Ani juga masih mengkhawatirkan keadaan Iska.