Saat bel pulang sekolah tadi berbunyi. Teman teman sekelas Keyra sudah bergegas paling awal keluar kelas menuju rumah mereka masing masing. Beristirahat diatas bedcover mereka masing masing adalah kenikmatan yang sejak tadi diharapkan cepat terjadi oleh teman sekelas Keyra.
Tak terkecuali dengan Keyra, hari ini rasanya tenaga Keyra terkuras habis. Lelah rasanya menggerogoti tubuhnya. Setelah kelas sepi, Keyra segera keluar kelasnya. Memang Keyra memiliki kebiasaan pulang saat kelas sudah sepi, bukan memiliki niat buruk, hanya saja ia nyaman dengan itu.
Keyra pun keluar kelas dan keadaan lorong kelasnya pun sepi, ia berjalan pelan menuju gerbang utama untuk segera pulang dan mengistirahatkan badannya yang sudah lelah.
Keyra yang tak sadar sudah sampai digerbang utama karena sejak tadi dia tidak pernah sekalipun memperhatikan sekeliling pun langsung berjalan keluar dan mendekati halte bus yang berada tidak jauh dari sekolahnya.
Sesampainya di halte bus yang tidak terlalu sepi ataupun ramai, hanya 3 orang yang tengah duduk disana dan menunggu bus mereka datang. Keyra pun tak menyia nyiakan kesempatan, ia kemudian duduk dan mengeluarkan earphonnya.
Memasukkannya dalam telinganya dan mulai menyetel musik favoritnya sambil menunggu bus nya datang. Lagu lagu favoritnya mengalun indah ditelinga Keyra, tanpa mengganggu orang orang disekitarnya, Keyra bersenandung pelan, ikut menyanyikan lagu yang didengarnya.
Tidak lama kemudian, setelah 10 menit menunggu, bus yang akan ditumpangi Keyra pun datang. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju bus itu. Keyra memilih duduk dibagian bus paaling belakang dan kembali mendengarkan lagunya.
Keyra menatap jendela yang ada disampingnya. Suasana jalanan dijam segini hanya didominasi oleh anak sekolahan, kalau agak siangan sedikit pasti sudah ramai para karyawan pabrik yang juga sudah waktunya pulang.
Saat sudah sampai di halte daerah perumahannya, Keyra pun menyetop bus kemudian membayar ongkosnya kemudian turun. Ia berjalan pelan sambil menikmati angin yang berhempus diwajahnya.
Jarak antara halte dan perumahannya memang agak jauh, tapi Keyra memilih melewati pedesaan yang dapat menyingkat jalan dari halte ke perumahannya. Saat sudah sampai dirumahnya. Keyra yang sudah menanti bedcover empuk dikamarnya pun dikejutkan dengan bentakan dari mamanya.
"Kamu ini niat sekolah apa niat cari masalah sih Keyra!?"
"Ada apa Ma?" Tanya Keyra agak bingung kenapa Keyra pulang sekolah dan langsung dibentak oleh Mamanya?
"Kenapa kenapa?! Udah nggak bisa lolos seleksi olimpiade!? Sekarang malah cari masalah guru!? Mau jadi apa kamu?!" Bentak Mamanya membuat Keyra tau bahwa masalah disekolahnya, entah siapa yang menyebarkannya hingga Mamanya bisa mengetahuinya.
"Keyra sama teman teman Keyra nggak salah Ma! Guru itu yang salah karena playing victim sama kelas Keyra!" Bela Keyra, walaupun ia lelah ia harus meluruskan masalah ini agar Mamanya tidak salah paham lagi dengan dirinya dan teman temannya.
"Halah! Alasan saja kamu! Kamu hanya ngga bisa buat guru itu bangga sampai guru itu banding bandingin kamu! Benar kan kata Mama! Kamu itu cuma bisa masuk IPA 2 ngga usah banyak tingkah deh! Dulu kedua kakamu Rizal sama Aulia bisa masuk IPA 1 aja ngga pernah buat masalah kayak kamu! Kamu yang cuma IPA 2 buat masalah terus! Mau ditaruh dimana muka Mama kalau kamu buat masalah terus?! Jawab Keyra!" Nada Nadia, Mama Keyra naik 1 oktaf diakhir kalimat, terdengar sangat marah ditelinga Keyra.
Keyra tidak lagi membuat pembelaan, ia meremat roknya keras, menyalurkan emosinya yang tak bisa diungkapkannya. Ia enggan menatap Mamanya yang masih marah kepadanya hingga ia lebih memilih menunduk dibawah, menatap sepatunya.
"Jawab jika Mamamu ini bertanya Keyra!"
"Keyra harus jawab apa Ma? Semua pembelaan Keyra ngga akan bisa Mama terima karena dimata Mama cuma Keyra yang salah!" Keyra mengangkat kepalanya dan matanya menatap mata Mamanya, menemukan mata Mamanya yang masih berkobar amarah.
"Memang kamu salah Keyra! Jangan kasih pembelaan terus jika tau pembelaan kamu tidak akan ada gunanya! Sekarang masuk kamar! Jatah uang sakumu Mama akan kurangi sebagai hukuman karena kamu melawan Mama dan membuat masalah disekolah!"
Tidak ada tanda tanda akan pergi kekamarnya, Nadia kembali membentak anak bungsunya itu. "Cepat Keyra! Atau Mama tidak akan memberikan uang saku pun selama sebulan kedepan!"
Keyra hanya menatap mata Mamanya sekilas kemudian beranjak naik kelantai dua, niatnya untuk segera tidur beristirahat diatas bedcovernya saja ada halangan dari Mamanya yang marah marah tidak jelas.
Padahal disini bukan salahnya, kenapa dia yang harus disalahkan? Melempar tas nya keatas bedcover dan ikut merebahkan dirinya diatasnya, Keyra menatap langit langit kamarnya. Kenapa hari ini terasa berta bagi dirinya? Ucap Keyra dalam hati.
Memecamkan pelan matanya ia hendak memasuki alam mimpinya sampai dobrakan pintu kamarnya membuat ia harus membuka matanya lagi dan menemukan kakaknya, Rizal, tengah menatapnya.
Bukan tatapan cemas, tapi lebih ke tatapan bosan yang dilayangkan pada adik bungsunya. "Buat maslaah apa lagi lo?" Tanya Rizal dengan bersandar ditembok kamar Keyra.
"Bukan aku yang salah!" Keyra pantang untuk mengakui suatu hal yang bukan kesalahannya.
"Lo tau? Gara gara kelakuan lo, Mama dipanggil kepala sekolah tadi siang, demi buat nutup mulut ntuh guru biar ngga nyeret nyeret nama keluarga kita" Rizal menjeda ucapannya kembali menatap adiknya yang tadinya rebahan dan sekarang sudah duduk bersila diatas bedcover.
"Gue denger lo salah satu pimpinan pembuat onarnya?" Rizal kembali menjeda ucapannya. "Gue kira lo kalem, ternyata kelakuan lo preman juga ya?"
"Bukan salah aku sama teman teman aku!"
"Bantah terus kalau orang tua lagi ngomong! Sekali lagi lo bikin masalah. Nggak sudi gue sama Mama belain lo! Jadi sebelum bikin masalah lo harus sadar! Ngga ada yang bakal jamin lo! Ngerti lo!?"
Rizal pun segera keluar dari kamar adik bungsunya sambil membanting pintu dengan keras. Membuat Keyra agak kaget dan mengelus dadanya. Lagi lagi ada yang mengganggu waktunya bersama bedcovernya.
Ia bangkit dari bedcover dan menuju kamar mandi, menyegarkan tubuh dan pikirannya. Ia juga mencuci rambutnya agar segar. 20 menit setelah berlama lama didalam kamar mandi.
Keyra keluar dengan sudah berpakaian tidur, ia sengaja membawanya masuk agar tadi tidak bolak balik. Ia menuju tempat riasnya, mengambil hairdry dan mengeringkan rambutnya didepan meja riasnya.
Setelah kering ia langsung merebahkan dirinya kembali di bedcover. Memejamkan matanya, mencoba untuk mengistirahatkan badan dan otaknya. Namun dering ponselnya yang berada didalam tas sekolahnya membuatnya membuka mata kembali.
Mengangkat ponselnya dan menemukan pesan dari kontak bernama 'Vino'.
'Mbak, lo jadi kesini nggak? Gue beliin bubur nih sekalian tadi ibu pengen'
Keyra mengetikkan balasan untuk membalas pesan adiknya itu. 'Maaf ya Vin, mbak lagi capek banget, besok kalau nggak sibuk mbak jenguk ibu'
Tak lama dering notif kembali membuat Keyra menatap roomchatnya dengan adiknya itu.
'Oke mbak, santai aja!'
Keyra menyimpan ponselnya, dan kembali merebahkan badannya, semoga ia bisa segera terlelap, doanya.