"Rame banget yaa kafe hari ini" Ucap mbak Ratna yang tengah mengepel lantai kafe.
Tidak sendirian, mbak Ratna mengepel lantai kafe dibantu oleh Ijel yang juga mengepel lantai kafe.
"Biasanya juga rame mbak" Tambah Ijel.
"Tapi kan biasanya malam minggu sama minggu nya rame banget, weekend gitu. Ini kok belum weekend ramenya udah kayak biasanya weekend" Jelas mbak Ratna.
"Syukurin ajalah Rat, wong ya kalau rame gini kan biasanya dikasih bonusnya lebih juga" Jelas bang Andra yang tengah menghitung laba di salah satu meja kafe.
"Iyalah bang, saya syukurin, pokoknya bonusnya kan aman heheh" Jawab mbak Ratna.
"Bisa bisa aja lo mbak" Sahut Vino yang tengah mengelap meja meja kafe.
Fyi, disini para pegawai kafe berjumlah 6 orang. Yang pertama adalah bang Andra, yang menjabat sebagai manager kafe 'Singgah'. Bang Andra sendiri adalah sepupu owner kafe yang masih berada diluar negeri, sehingga kafenya ia percayakan sepenuhnya pada sepupunya ini.
Yang kedua adalah mbak Ratna. Mbak Ratna adalah pegawai tertua dikafe ini. Usia mbak Ratna tahun ini adalah 27 tahun sedangkan usia bang Andra sendiri masih 25 tahun.
Mbak Ratna adalah anak rantau sejak kuliah di Jakarta Selatan. Ia pindahan dari Batam, dan ketika lulus kuliah ia memutuskan untuk tetap di Jaksel sampai ia sukses.
Sambil menunggu panggilan kerja, mbak Ratna bekerja di kafe ini, yah kurang lebih 1 tahunan mbak Ratna sudah bekerja disini.
Ada juga Ijel, mahasiswa semester 4 jurusan telekomunikasi. Ijel juga bekerja disini bersamaan dengan mbak Ratna, jadi tidak heran jika Ijel dan mbak Ratna terkesan dekat.
Kemudian ada Gia, mahasiswa semester 4 jurusan pertanian. Yang bekerja disini baru 5 bulan yang lalu. Karena kebutuhan hidup di Jakarta Selatan cukup hedonis, akhirnya Gia memutuskan untuk bekerja di kafe 'Singgah' ini.
Lumayan gaji bekerja bisa untuk makan dan bayar kos, karena Gia sendiri juga anak rantau seperti mbak Ratna.
Ada juga Vino, siswa smp tapi badannya sudah seperti siswa sma bahkan, waktu Ijel pertama kali melihat Vino, Ijel pikir Vino dan dirinya seumuran.
Vino adalah salah satu pegawai kafe 'Singgah' yang paling lama diantara mbak Ratna, Ijel dan juga Gia. Namun ada yang lebih senior dari Vino yang bekerja di kafe ini.
Dia adalah mbak Gista, mbak Gista sendiri sudah bekerja sejak kafe 'Singgah' pertama kali didirikan. Ia adalah salah satu yang ikut mendirikan kafe ini bersama owner kafe dan satu orang temannya lagi.
Mbak Gista masih seorang Mahasiswa Baru dijurusan ilmu kelautan. Ia mendirikan kafe ini bersama teman temannya sebagai tambahan uang jajan dan mereka juga mendirikannya sewaktu masih SMA.
Walaupun begitu sikap mbak Gista sendiri termasuk frendly dan tidak bossy. Walaupun sebenarnya ia juga salah satu bos di kafe ini termasuk bang Andra dan owner kafe.
Saat ini 6 orang yang masih berada didalam kafe itu sibui terhadap pekerjaan mereka masing masing. Andra dan Gista yang sibuk mengurusi pemasukan dan pengeluaran kafe.
Vino yang mengelap meja kafe. Ijel dan mbak Ratna yang mengepel lantai, dan Gia yang tengah mencuci peralatan makan kafe. Mereka menyelesaikan tugas masing masing agar bisa segera pulang kerumah sebelum hari semakin larut malam.
"Tadi kok tumben lo telat Vin? Ada apa?" Tanya Ijel.
"Tadi gue kerumah sakit dulu bang, nemenin ibu" Jawab Vino.
"Loh? Ibu lo sakit kok nggak bilang bilang si Vin, kita kan bisa jengukin ibu lo" Protes mbak Ratna yang sekarang sedang memeras tongkat pel diarea kamar mandi kafe.
"Nggak apa apa lah mbak, wong ibu besok juga udah bisa pulang, santai santai" Ucap Vino lagi.
"Wong ibunya sakit kok kamu ini santai santai Vin Vin" Kali ini terdengar suara mbak Gista yang tengah fokus menghitung pendapatan mereka.
"Hehehe, maksud Vino nggak gitu ih mbak!"
"Yauda beres beres sana, kok malah ngobrol terus. Kalau uda selesai kan bisa langsung pulang temenin ibu mu lagi Vin" Nasihat bang Andra langsung diperhatikan oleh Vino.
"Siap bang!" Ucap Vino kemudian kembali menggosok meja meja dengan sangat bersih dan mengkilap tentunya.
Gia yang barusan selesai mencuci peralatan peralatan pun keluar daru dapur dan masuk ke room staff, berniat mengganti pakaiannya. Setelah itu keluar dan pamitan kepada pegawai pegawai kafe yang lain.
"Mbak, mas, Gia pulang dulu ya, udah malem nih" Ucap Gia, agak sungkan sebenarnya pulang duluan, namun ini sudah terlalu malam bagi Gia yang pulangnya nanti naik bus. Ia takut tertinggal bus.
"Loh? Pulang sendiri Gi? Rumahmu kan searah sama Vino, bareng Vino aja sana. Hari ini maaf ya kafenya pulang kemaleman gara gara rame banget pelanggannya" Ucap mbak Gista yang bangkit dari duduknya dan menuju Vino.
"Vin! Anterin Gia gih, kan searah lo, mayanlah hemat ongkos" Lanjutnya.
"Boleh deh mbak, mbak Gia mau bareng gue aja nggak, bentar lagi selese nih gue" Ucap Vino yang masih menggosok gosol meja kafe.
"Nggak apa apa Vin?" Tanya Gia memastikan.
"Santai kali mbak! Searah juga kan, gue juga jadi enak ada teken ngobrolnya. Nih gue udah selesai, bentar ya mbak, gue ganti baju dulu" Ucap Vino kemudian menuju area kamar mandi.
Mencuci tanggannya du wastafel, kemudian berganti masuk room staff. Mengganti seragamnya dengan kaos dan keluar menghampiri teman temannya.
"Udah nih mbak, mau langsung pulang?" Tanya Vino pada Gia.
"Iya Vin, udah kemaleman ini" Ucap Gia.
"Yaudah mbak, mas gue pulang duluan ya!" Teriak Vino sambip berjalan menyusul Gia yang sudah lebih dahulu keluar kafe.
"Ati ati Vin, bawa anak orang lo!" Teriak bang Andra yang hanya jawab acungan jempol oleh Vino.
Diarea parkir motor, Vino memberikan salah satu helmnya kepada Gia. "Lo helm nya dua Vin? Punya pacarnya ya?" Usil Gia menggoda Vino.
"Pacar apaan sih mbak, orang itu punya mbak gue. Gue ini selalu sedia siapa tau mbak gue tiba tiba minta jemput kan gue bisa langsung cus" Jelas Vino sambil menstarter motornya.
"Bukan gue kan maksud lo yang mbak lo itu?" Tanya Gia memastikan. Bisa baper dia kalau maksud Vino mbaknya adalah dia. Padahal Vino masih remaja smp!
"Hahaha, bisa aja lo mbak! Ya bukan lah, udah gih pegangan, katanya dah malem malah ngajakin gue ngobrol" Suara tawa Vino yang renyah disusul deru motor nya yang pergi meninggalkan area parkir kafe.
Membuat Gia antara baper dan malu karena dengan sengaja ia tadi menggoda Vino. Vino pun berkendara dengan cukup aman menurut Gia. Walaupun jalanan sudah agak lenggang karena sudah malam, tapi Vino tidak sekalipun kebut kebutan dijalan raya.