Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Gerald: End Up With You

Kelly_Amanda
281
Completed
--
NOT RATINGS
174.8k
Views
Synopsis
"Lo tahu apa yang lebih sakit dari patah hati?" Tanya Gina dengan air matanya yang terus mengalir. "Gue gak peduli!" Acuh Gerald Gina tersenyum miris, "yang lebih sakit dari patah hati adalah mencintai seseorang yang gak pernah sedikitpun mencintai Lo." Gerald diam dengan wajah datarnya. "Makasih, makasih buat gue jatuh cinta dan patah hati secara bersamaan." Kata Gina kemudian menutup wajahnya dan menangis sejadi-jadinya didepan Gerald. Dia seperti gunung, yang tak sampai ketika dipeluk, dia seperti kupu-kupu, yang akan ditangkap namun pergi, dan dia seperti Gerald, yang dicintai Gina namun acuh dan tidak peduli. Akan kah cerita cinta Gina seperti judulnya? atau malah berujung sia-sia? yaps! jawabannya hanya takdir yang menentukan.
VIEW MORE

Chapter 1 - GERALD:EUWY|| PROLOG [✓]

Dia, Dia yang melintas dengan langkah panjangnya. Wajah yang terpahat sempurna dan tatapan tajam serta tubuh yang tinggi menjulang. Gerald Mahendra, si Most wanted SMA Kencana. Cowok tampan dengan sejuta pesona, dan dengan segudang bakat, hanya satu kekurangannya, 'tidak bisa dimiliki.'

Dia tidak sendiri, Gerald mempunyai dua orang sahabat. Perkenalkan, si cowok manis dengan matanya yang sipit serta senyumannya bagaikan candu, Vian Valir namanya. Tak hanya Vian, ada juga Alder Saputra, cowok playboy tingkat internasional, mempunyai pacar yang lebih dari 200 orang. bayangkan, ketika kamu menjadi salah satunya.

Gerald berjalan dengan tegap, bajunya sengaja dikeluarkan serta rambut yang acak-acakan. meskipun pintar dan berbakat, Gerald terkenal dengan cowok badboy. cowok jangkung itu tidak sendiri, diikuti kedua sahabatnya dari belakang. Vian dan Alder, berbeda dengan Gerald dan Vian yang santai, Alder sedari tadi bersiul menggoda siswi-siswi yang berjalan berlawanan arah dengannya dikoridor.

"Prikitiw!" seru Alder melihat Mona, sicewek terbohay di SMA Kencana.

Plak!

Vian memukul bahu Alder kuat. "pacar udah segudang, masih aja lirik cewek lain," ujar Vian menyindir.

Alder menghela nafas seolah-olah lelah, "Lo gimana sih An, gue baru diputusin Fina kemarin, gimana gak galau gue, makanya gue mau si Mona bohay jadi pacar gue." keluh Alder.

"Pret! pacar Lo udah 256, Fina doang cuma berkurang satu lah, bege!"

"Gini nih kalo orang iri komen, makanya pacaran bro!" Alder mendorong Vian menjauh.

"Sekate-kate Lo Der! gini-gini banyak yang ngantri mau jadi pacar gue, ya karena gue setia sama Ana makanya gue ogah nyari lagi."

"Mau sampe kapan Lo nungguin si Ana mau jadi pacar Lo? cewek kek Ana tuh gak mau pacaran sama modelan kayak Lo!" cibir Alder.

"Sotoy! emang Lo tau isi hati Ana?" sewot Vian tak terima.

"Brisik!" sinis Gerald tiba-tiba.

"Ye sikutub sekali nimbrung satu kata doang yang keluar," sindir Alder.

Gerald hanya diam, ia tidak menanggapi ucapan Alder. ketiga cowok itu belok di persimpangan koridor kemudian masuk kedalam kantin yang tidak terlalu ramai.

Saat ketiganya duduk dipojokan, ada yang memperhatikan ketiga the most wanted tersebut.

"Gilak! makin ganteng aja woe mereka!" seru Dinda pelan.

"Apalagi Gerald," tambah Gina tersenyum senang sambil melihat cowok yang ia sebut barusan.

"Yeeee si Gina! Gerald teros! kapan nih Gerald tau Lo suka sama dia?" tanya Riri.

"Kapan-kapan," jawab Gina tanpa mengalihkan pandangannya dari Gerald yang ada dipojokan.

Gina Grizelle, Gadis mungil dan cantik. mempunyai mata yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu sipit. mempunyai senyum yang manis apalagi hidung kecilnya yang mancung semakin menambah kecantikan alaminya.

Dinda Wijaya, gadis bar-bar namun cantik, ia merupakan putri tunggal dari Wijaya Kusuma, atau orang terkaya di Indonesia. Tapi meskipun cantik dan kaya, Dinda tidak sombong, dia makan odading kok, sama pecel lele di pinggir jalan.

Riri, Gadis cantik dengan tubuh yang tinggi, namun kecantikan wajahnya tidak seperti akhlak nya yang hancur. gadis itu jahil dan sedikit nakal. kalo ngomong pasti pedas, tapi sesuai dengan kenyataan. Ets kelupaan, Riri mempunyai pacar bernama Bintang, si kapten futsal SMA Kencana.

"Gua doain semoga Gerald gak bakal tau selamanya," ujar Riri kemudian menyeruput es teh manisnya.

"Doa Lo jelek amat Ri," sambar Dinda.

"Lo juga, kasih tau noh Vian, kalo cinta gak usah pake dipendam-pendam segala! gak jaman kali," ujar Riri.

"Gue belum mau patah hati, nanti aja kalo Vian udah gak suka sama Ana baru gue gass," kata Dinda.

Riri hanya mengangguk menanggapi, sedangkan Gina sedari tadi memperhatikan Gerald dari jauh tanpa diketahui oleh Gerald sendiri.

Saat asik menatap Gerald, tiba-tiba Gerald mendongak dan tatapannya tertuju pada Gina yang sedang menatapnya intens. Gina yang sadar pun langsung memutuskan pandangannya pada Gerald, kemudian pura-pura mengobrol dengan Dinda.

"Kenapa Ger?" tanya Vian.

"Dia liatin gue," kata Gerald sambil melihat Gina yang pura-pura sibuk dengan Dinda.

"Siapa sih?" Alder menoleh kebelakang mengikuti arah pandang Gerald.

"Oh Gina, anak kelas Xl IPS." kata Alder mengenali Gina.

"Lo kenal?" tanya Vian.

Cewek SMA Kencana mana sih yang Alder tidak kenali? dari 400 siswi Sma Kencana semuanya Alder hapal.

"Yang natap Gerald tadi itu Gina Grizelle, yang sebelah Gina Namanya Dinda Wijaya, anak pak Wijaya, orang terkaya di Indonesia. nah yang itu Riri, pacarnya Bintang kapten futsal SMA kita," ujar Alder menjelaskan pada Vian dan Gerald.

"Oh," Vian dan Gerald hanya beroh ria kemudian kembali memakan bakso. Merasa di cueki, Alder menatap kedua sahabatnya itu kesal.

"Capek-capek gue jelasin eh cuma 'oh' aja jawabannya. Dasar teman karpet! teman kardus! teman bangsat!"

"Kok kayak lirik lagu ya? lelaki karpet, Lelaki kardus, lelaki bangsat~~" Vian bersenandung pelan.

"Din, Gerald masih liat kearah kita, nggak?" tanya Gina.

Dinda menoleh pada meja Gerald dan kawan-kawan, kemudian menggeleng. "Udah enggak, Lo sih, natap gak kira-kira, ketangkep basah kan?"

Gina menyengir kuda, "habisnya Gerald ganteng sih," ujarnya.

"Gini nih kalo udah bucin. Mau gebetan kentut pun baunya wangi mawar." komentar Riri.

"YEEE KAYAK LO NGGAK AJA RI!" seru Gina dan Dinda kompak.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu, kini parkiran tampak sepi karena semua siswa-siswi SMA Kencana sudah pulang semua. diparkiran hanya ada Gerald, Vian dan Alder yang duduk dimotor besar mereka masing-masing.

"Udah sepi nih, nah sekarang Lo bilang semua isi hati Lo sama dia, samperin Gerald gih, mumpung gak ada orang selain kita." suruh Dinda mendorong-dorong Gina untuk menghampiri Gerald.

"Gue malu njir!"

"Kalo Lo malu sampai kapan pun Gerald gak bakal tau Lo suka sama dia." tambah Riri.

"Udah setahun loh Gin." imbuh Dinda

"Sekarang nih?" tanya Gina ragu.

"IYA!" Seru Riri dan Dinda bersamaan.

Gina menarik nafas lalu menghembuskan nafasnya. "Gue bisa!" lirih Gina pelan.

Saat ketiga cowok itu asik berbincang, Alder si cowok yang paling sadar dan peka menoleh kearah gadis yang berjalan kearah mereka.

"Gina?"

Deg!

Jantung Gina seolah berhenti berdetak, ia menghentikan langkahnya menatap ketiga cowok itu dengan keringat yang mengalir dipelipisnya.

Vian dan Gerald langsung menoleh kearah Gina yang mematung ditempat. ketiga cowok itu menatapnya dengan tatapan penuh tanya.

Dengan tekad yang kuat, Gina melangkah kan kakinya untuk menghampiri Gerald.

"Gerald gue mau ngomong," ujar Gina memberanikan diri.

"Apa?" kata Gerald datar.

Gina mengigit bibir bawahnya, tangannya sudah berkeringat dingin.

"gu gu gue suka sama Lo," ungkap gadis itu terbata-bata, percayalah kaki Gina sekarang sudah seperti jeli.

Krik krik krik

tak ada respon apapun, Dinda dan Riri yang sedang bersembunyi pun menunggu jawaban dari Gerald sambil mengigit ujung kuku nya.

"Lo suka sama Gerald?" tanya Alder memecahkan suasana.

Gina mengangguk mantap.

"Ger!" tegur Vian.

"Gue gak peduli!" ujar cowok itu kemudian memakai helmnya dan pergi dengan motor besarnya.

Gina yang melihat kepergian Gerlad pun menundukkan kepalanya.

"Sabar ya Gin, temen gue emang gitu, kalo gitu gue sama Vian duluan ya." pamit Alder.

Gina mengangguk sedih. Kedua cowok itu pergi meninggalkannya sendirian.

Dinda dan Riri pun keluar dari persembunyiannya kemudian menghampiri Gina.

"Gin Lo gak papa?" tanya Dinda.

"Gue gak papa kok," kata Gina berbohong.

"Udah gak usah sedih, ini bukan waktunya buat Lo bersedih. satu penolakan itu bukan apa-apa! Lo harus berjuang!" ujar Riri memberi semangat dan dorongan pada Gina. Dinda mengangguk mengiyakan ucapan Riri.

"Mungkin ini awal gue buat dapatin apa yang gue suka, termasuk cinta!" ujar Gina lalu tersenyum tipis. Semangatnya kembali membara, memancarkan sebuah binar bening di matanya.

Hari ini, ia memutuskan untuk mengejar Gerald, laki-laki cuek, dingin dan jutek itu!

[Revisi prolog✓]

[Revisi berjalan, harap maklum jika lebih dulu membaca dan menemukan banyak typo atau kata-kata yang tidak bisa dimengerti.]