Bel pulang sekolah telah berbunyi. Ribuan murid didik Adhitama Senior High School bergegas membersihkan peralatan sekolah mereka dan menuju pagar utama untuk kembali kerumah masing masing.
Beberapa anak memilih menunggu hingga gerbang utama agak sepi karena malas berdesak desakan. Ribuan mobil yang mengantri didepan Adhitama SHS, menunggu siswa siswinya keluar untuk diantarkan kembali kekediaman mereka masing masing.
Tidak kalah ramai dengan gerbang utama, parkiran mobil dan motor pun juga ramai, memgingat sebagian besar siswa siswi menggunakan kendaraan pribadi mereka masing masing.
Azka, Jeffery, Bara dan Theo yang sebenarnya malas untuk desak desakan memilih duduk sebentar di teras dekat parkiran sambil menunggu parkiran agak longgar.
Disini tidak ada keberadaan Airlangga, karena saat ini Airlangga masih harus menyelesaikan bimbingannya. Sehingga nanti dia akan menyusul ketempat Regan dirawat setelah dia menyelesaikan bimbingannya.
Hanya membutuhkan waktu selama kurang dari 10 menit, suasana parkiran yang tadinya ramai dan sesak pun sekarang sudah terlihat lenggang. Siswa siswi yang tadi berdesakan memgambil motor atau mobil mereka telah meninggalkan parkiran.
Azka berdiri diikuti oleh Jeff, Bara dan Theo. Mereka bertiga kemudian berjalan menghampiri motor mereka yang terparkir ditempat yang agak jauh dari tempat mereka duduk tadi.
Setelah sampai didepan motor mereka masing masing. Mereka menggenakan jaket dan helm mereka kemudian langsung melsat keluar dari area sekolah.
Dipimpin oleh Azka yang mengendarai motor paling depan, mereka menuju rumah sakit tempat sahabat mereka dirawat. Suasana jalan raya sepulang sekolah memang agak lenggang.
Karena hanya anak sekolahan yang akan berada dijalan raya saat ini. Karyawan karyawan perusahaan akan memenuhi pada sore hari nanti saat mereka telah menyelesaikan pekerjaan mereka.
Tak lama mereka berkendara mereka pun sampai di rumah sakit tempat Regan dirawat. Mereka memarkirkan motor mereka kemudian keluar area parkiran rumah sakit dan hendak langsung menuju lobby, namun dihentikan oleh Jeffery.
"Woi bro! Lo jengukin orang itu ya bawa bungkisan lah minimal! Bukan bawa badan doang!" Jeffery berkata seperti itu karena diantara mereka berempat tidak ada satu orang pun yang membawa bingkisan.
Padahal niatnya menjenguk teman mereka, tapi tidak sopan bukan, jika hanya menjenguk dengan tangan kosong tanpa membawa apapun?
"Yang penting hatinya Jeff! Gas lah cabut!" Bara memimpin paling depan, diikuti Theo. Azka lebih memilih keluar area rumah sakit dan mengikuti Jeffery yang hendak membeli bingkisan di kios dekat rumah sakit.
"Emang Bara temenan sama Theo gaada yang beres tuh orang!" Gerutuan Jeffery yang bisa didengar oleh Azka.
Saat ini mereka tengah menunggu penjual buah untuk memarselkan buah pilihan mereka. Jeffery membawa buah atas nama dirinya dan Airlangga sedangkan Azka memesan buah sendiri atas namanya karena selama ini dia tidak pernah sekalipun menjenguk sahabatnya itu.
Sedangkan dikamar rawat Regan, Regan tengah menonton tv yang ada dikamarnya sambil menunggu kehadiran sahabat sahabatnya yang katanya mau menjenguknya hari ini.
Tak lama suara berisik milik Bara pun mengisi kekosongan kamar rawat Bara yang sebelumnya hanya diisi dengan suara tv yang bahkan oleh Regan tidak terlalu diperhatikan.
"Woi my bestie! Apa kabar lo!"
"Berisik Bar!"
"Syirik bilang Yo!"
"Kalian bacot mulu kalau berdua!"
"Peace atuh bang Regan" Memang benar kata Jeffery, badan Bara doang yang gede nyalimya mah ngga ada sama sekali. Miris.
"Mana Azka sama yang lainnya?" Tanya Regan karena dua makhluk didepannya ini bukannya berbincang bincang dengan dirinya, malah hampir menghabiskan satu keranjang buah yang ada diatas nakasnya.
"Ada gue disini yang ditanyain si Azka mulu bang" Nada merajuk dari Bara membuat Regan begidik ngeri mendengarnya.
"Serius kingkong!"
"Santai bang santai, emang ngomong sama si Bara kudu pake kesabaran. Jadi nih bang biar gue yang kalem ini kasih tau lo"
"Kalem darimananya junet!" Bara melempar satu buah anggur merah kepada Theo yang sedang berbicara.
"Diem kingkong!" Theo pun membalas melemparkan kulit jeruk yang barusan ia kupas pada Bara. "Air nanti nyusul, masih ada bimbingan dia. Kalah si Azka sama Jeffery tadi keluar dulu, si Jeffery bilang mau beliin lo buah tangan" Jelasnya
"Lo berdua? Gaada bawa apaa apa buat gue?"
Mendapat cengiran dan gelengan kepala dari 2 temannya ini membuat Regan paham bahwa mereka benar benar datang dengan tangan kosong tentunya.
"Gaada akhlak lo berdua, bukannya bawain gue buah buahan kek, malah abisin buah buahan gue lo ya!"
"Yang penting niatnya atuh bang!" Bela Bara dengan suara keras.
Regan hanya bisa geleng geleng melihat tingkah kedua temannya ini, lihatlah belum 5 menit mereka datang dan sekeranjang buah yang tadi disiapkan mamanya diatas nakas sudah habis separuh keranjang. Regan benar benar tidak habis pikir dengan kelakuan dua temannya ini.
Suara ketokan dipintu, membuat mereka bertiga mengalihkan atensi mereka pada pintu yang perlahan terbuka, menampakkan sosok Jeffery dengan sekeranjang penuh buah buahan dan dibelakangnya juga ada Azka yang juga menenteng sekeranjang buah yang tentunya berbeda dengan yang dibawa Jeffery.
"Hello everybody, how are you Regantara?" Tanya Jeffery, lelaku berlesung pipi itu langsung meletakkan keranjang buahnya di sofa yang jauh dari Theo dan Bara agar tidak habis dimakan mereka. Dan menuju Regan memeluknya ala cowok tentunya dan kemudian duduk disofa yang ada keranjang buahnya.
"Fine Jeff, gue udah bisa jalan juga. Thanks lo udah bawain gue segala macem buah buahan kek begitu, ngga kek dua curut ini malah ngabisin buah buahan gue" Ucap Regan sambil menatap kedua temannya yang disindir bukannya tidak teerima malah terus menikmati memakan buah.
"Santai Gan, kelakuan gue kagak minus kek mereka. Btw ini juga dari Air, dia ntar juga nyusul abis bimbingan" Ucap Jeffery.
"Heem, tau gue tadi udah dikasih tau juga sama mereka" Jeffery hanya mengangkat jempolnya dan sudah duduk tenang disofa.
"Apa kabar lo Gan? Sorry setelah sekian lama gue baru bisa jengukin lo" Ucap Azka sambil meletakkan keranjang buahnya di nakas yang sebelumnya diisi buah dari mama Regan.
"Gue baikan"
"Syukurdeh"
Setelah itupun mereka mulai mengobrol kesana kemari, mengusir hawa sepi yang sangat kentara yang mereka rasakan diruangan Regantara Abiyaksa Nugroho. Sambil menunggu Airlangga yang tak kunjung datang, mereka yang sejak tadi belum makan memutuskan untuk gofood saja. Malas katanya keluar kelaur area rumah sakit untuk mencari makan.
Regantara yang merindukan sahabatnya pun hanya bisa tersenyum dan tertawa melihat tingkah konyol teman temannya, apalagi Bara dan Theo yang tidak habis habisnya bertengkar.
Sedangkan Jeffery hanya ngakak dipojokan sambil memegang kedua perutnya, tidak berubah ternyata ini anak. Batin Regan. Dan jangan lupakan Azka yang hanya menatap datar Bara dan Theo.
Semua itu tak luput dari penglihatan Regan, sampai pintu kamar rawatnya diketuk dan dibuka. Atensi mereka pun mengarah kesana.