Hailee memang meminta pada Pyro untuk tidak mengikutinya ke ruang kerja Aileen dan menyuruhnya untuk menunggu di lobi.
Walaupun pada awalnya Pyro tampak keberatan dengan keputusan Hailee, karena Ramon mengatakan untuk tidak meningalkan Hailee sendirian, tapi pada akhirnya, setelah banyak bujukan dan janji, sang bodyguard setuju, dengan catatan; Hailee harus segera meneleponnya bila sesuatu terjadi. Apapun itu.
Dan dengan Hailee menyanggupi persyaratan tersebut, maka dia naik ke lantai delapan belas kantornya dengan tidak membawa bodyguard- nya satupun.
Lagipula, Hailee pikir, apa yang akan mungkin terjadi padanya di dalam gedung kantor yang penuh dengan orang ini? Kalaupun Aileen ingin melakukan sesuatu, dia tidak akan cukup bodoh untuk melakukannya di tengah keramaian, bukan?
Maka dari itu, ketika Aileen mengatakan akan mengantarkannya sampai ke lobi, dia tidak melihat siapapun yang menunggu Hailee di luar ruangannya, hal ini membuatnya tersenyum dalam hati, berpikir kalau rencananya akan berjalan dengan baik.
"Aku tidak tahu kalau kau sebaik itu untuk meninggalkan pekerjaanmu dan mengantarkanku ke lobi," Hailee berkata dengan ringan sambil melihat beberapa staff bekerja dari bilik kerja mereka, sesekali ada beberapa orang yang melemparkan tatapan sembunyi- sembunyi padanya. "Apa kau khawatir padaku?"
Aileen tidak menjawab pertanyaan menyebalkan tersebut dan terus berjalan menuju pintu lift yang berada di ujung koridor.
Melihat Aileen tetap bungkam, Hailee merasa ada yang tidak beres. Mungkin ini hanya perasaannya saja, tapi ada baiknya untuk berjaga- jaga daripada menyesal, bukan?
Dengan tanpa kentara, Hailee meraih sesuatu yang terletak di sakunya.
Tapi, tepat pada saat itu, Aileen secara tiba- tiba mendorongnya ke arah pintu darurat dengan menarik tangan Hailee.
Begitu mereka berada di dalam, mata Aileen segera tertuju ke kamera CCTV yang tergantung di sudut tangga.
"Kau mau apa?" tanya Hailee dengan ekspresi bosan. "Apa ini salah satu trikmu untuk menjebakku lagi?"
"Kau terlalu sombong Hailee," Aileen menggeram, melihat betapa tenangnya Hailee dalam situasi ini. Bukankah seharusnya dia mulai cemas seandainya Aileen melakukan sesuatu padanya?
"Sombong?" Hailee tertawa ketika mendengar tuduhan tersebut. "Bukankah aku memang pantas untuk sombong? Aku adalah pemilik dari perusahaan Tordoff ini, pewaris keluarga Tatum dan sekarang aku menikah dengan Ramon Tordoff. Tidak perlu kujelaskan bukan siapa Ramon Tordoff?" ucap Hailee dengan sombong.
"Kau…" Aileen mengertakkan giginya dengan geram.
"…Sekarang aku telah menjadi Hailee Tordoff dan tengah mengandung anak pertama kami." Hailee menyentuh dagunya, tampak berpikir. "Haruskah kujelaskan lagi kenapa aku pantas untuk sombong? Kalau begitu kita bisa berada di tangga darurat ini sampai besok, sementara aku tidak punya waktu untuk itu. Aku harus kembali untuk menyambut suamiku." Hailee mengerling pada Aileen, membuat deru nafas wanita itu semakin berat karena kemarahan yang memuncak.
Aileen telah memendam kemarahannya sejak di hari pertama pernikahannya, lalu di rumah saat dia harus menghadapi Mrs. Gevano, tapi sekarang dia harus menghadapi ejekan Hailee? Tentu saja Aileen tidak menerima keadaan ini dengan baik.
"Sementara dirimu…" Hailee menggantung kalimatnya. "Aku tidak bisa mengatakan kalau kau bahagia menjalani pernikahanmu dengan Theodore… kau tampak seperti hantu dengan raut wajah masam seperti itu." Hailee tersenyum senang. "Bagaimana rasanya menjalani pernikahan dengan pria yang tidak menginginkan pernikahan denganmu?"
"Hailee…" Aileen menggeram dengan marah ketika mendengar hal itu.
"Kau tahu kalau beberapa hari sebelum pernikahan kalian, Theodore datang ke rumahku? Bayangkan… dia bahkan tidak peduli pada Ramon dan datang untuk menemuiku. Aku penasaran, seberapa banyak keberanian yang harus dia kumpulkan hanya agar bisa bertemu denganku." Hailee tidak berhenti memprovokasi Aileen.
Hal ini seperti candu bagi Hailee sekarang. Dia terus tergoda untuk membuat Aileen semakin marah.
Bila Aileen dipenuhi dengan rasa benci dan murka, maka Hailee dipenuhi dengan kesenangan dalam menyaksikan apa yang dia lihat saat ini.
"Dia berani memprovokasi Ramon hanya untuk mengatakan kalau dia sudah tahu mengenai kejadian di hotel tempo hari dengan Roland Dimatrio." Hailee mundur selangkah sampai dia dapat bersandar di tembok, tapi hal ini dia lakukan untuk menjauh dari Aileen, jangan sampai dia dapat meraihnya dengan mudah. "Lalu dia meminta maaf padaku. Mengatakan betapa dia menyesal karena telah tidak mempercayaiku."
Aileen semakin berang ketika Hailee mengingatkannya akan kejadian itu, tentu saja Aileen mengingatnya dengan jelas, karena malam sebelum pernikahan mereka, keduanya bertengkar hebat.
Theodore mendatangi Aileen dengan kemarahan di matanya hingga tubuhnya bergetar.
Kalau bukan karena mereka berdua harus menyelamatkan wajah masing- masing dan juga kehamilan Aileen, sudah bisa dipastikan rencana pernikahan mereka keesokan harinya akan dibatalkan.
Sayang sekali, keduanya masih memikirkan citra diri masing- masing.
Mengetahui mereka menikah karena Aileen telah hamil lebih dulu saja, itu merupakan aib bagi keluarga Gevano, apalagi kalau sampai mereka batal menikah…
"Tapi, jangan khawatir Aileen, ini baru permulaan saja, akan ada banyak hal yang akan terjadi setelah ini…" Hailee mengatakan kalimat ini dengan nada yang sinis. Tidak mempedulikan Aileen yang air wajahnya berubah menggelap, karena kemarahan yang tidak tertahankan.
"Ya, memang, akan ada banyak hal yang terjadi setelah ini," Aileen berkata melalui rahangnya yang terkatup rapat. Tangannya mengepal di samping tubuhnya hingga kuku- kukunya menancap di telapak tangannya. "Tapi, bukan aku yang harus berhati- hati, melainkan dirimu."
Hailee mengangkat alisnya dengan sikap yang arogan. "Apa yang akan kau lakukan? Mendorongku dari tangga dan menyebabkanku keguguran?" Hailee mengatakan hal tersebut dengan tenang. "Orang- orang akan tahu kalau aku bersamamu. Tidakkah kau lihat CCTV di sana? Kurasa Ramon tidak akan tinggal diam kalau sampai kau melakukan itu padaku."
Aileen mendengus. "Tidak tahukah kau kalau hanya dengan satu kata dariku, maka bukti itu akan terhapus selamanya kalau seandainya aku mau mendorongmu dari sini?"
Kali ini, Hailee manatap Aileen dengan waspada.
"Tapi, tidak Hailee, aku tidak akan melakukan itu padamu. Seperti yang kau bilang tadi, orang- orang tahu kalau aku bersamamu."
Dan setelah mengatakan kalimat terakhir itu, Aileen menjatuhkan dirinya sendiri dari puncak tangga.