Hailee menatap dengan dingin ketika tubuh Aileen terjatuh dari tangga, berguling- guling hingga mencapai lantai di bawahnya.
Suara pekikan tertahan Aileen bergema di dalam tangga darurat tersebut dan merupakan satu- satunya suara yang dapat terdengar. Sementara itu Hailee diam, bergeming, tidak melakukan apa- apa, seolah dia tengah menyaksikan sebuah adegan kriminal dalam drama murahan.
Setelah tubuh Aileen menghantam tembok dan akhirnya berhenti, terdengar erangan kesakitan dari bibirnya dan juga isakan tertahan.
Barulah setelah itu Hailee bergerak, dengan perlahan menuruni tangga. Matanya yang tajam hanya terfokus pada Aileen yang terduduk kesakitan, tapi tidak ada rasa simpati yang dapat terlihat di sana, hanya emosi ganjil yang sulit diartikan.
Di sisi lain, ketika melihat Hailee menghampirinya, Aileen tertawa pelan, seolah dia telah memenangkan babak ini. "Kau lihat? Aku akan menyalahkanmu untuk ini. Kau pikir kau bisa menang dariku dalah hal licik seperti ini? Kau harus lebih banyak belajar lagi." Aileen meringis menahan sakit, tapi dia puas dengan apa yang dilakukannya.
Karena setelah ini, dia dapat berpura- pura kalau dirinya keguguran kan? Bisa dikatakan ide George yang menyuruhnya untuk jatuh dari tangga sebagai adegan dimana dia akan mengalami keguguran, tidaklah buruk sama sekali. Kali ini Aileen bisa menjebak Hailee juga. Jadi bisa dikatakan dia mendapat keuntungan ganda.
"Banyak belajar lagi?" Hailee mendengus dan menatap Aileen dengan jijik. "Kupikir kau pintar, ternyata kemampuanmu hanya sampai di sini saja…" nada mencemooh dapat terdengar dengan jelas dari cara Hailee mengucapkan kalimat tersebut.
"Oh, kau pikir kau bisa lolos dari kejadian ini?" tanya Aileen dengan sikap menantang, dia telah bersiap untuk menghubungi George dan menjalankan rencana mereka.
"Tentu saja." Hailee melipat tangannya dengan arogan. "Kau pikir hal kecil seperti ini dapat mempengaruhiku? Kau bisa jatuh dari lantai dua puluh gedung ini dan aku tidak akan terpengaruh sedikitpun."
Aileen mengertakkan giginya, karena rasa sakit yang harus dia tahan dan juga karena kekesalannya pada Hailee. Bukan reaksi seperti ini yang dia inginkan.
"Kau akan mendapatkan masalah besar karena hal ini Hailee." Aileen menggeram.
"Masalah? Kau pikir dengan menjatuhkan dirimu dari tangga, kau bisa memberikanku masalah?" Hailee tertawa terbahak- bahak ketika mendengar itu, seolah Aileen baru saja mengatakan lelucon paling lucu yang pernah dia dengar. "Kau terlalu tinggi memandang dirimu sendiri Aileen. Bersikaplah lebih pintar. Mungkin dulu kau bisa membodohiku dengan cara konyol ini, tapi sekarang, trik murahan semacam ini tidak akan mempengaruhiku sama sekali."
Dan ketika Hailee selesai mengatakan hal itu, Pyro muncul dari pintu di lantai atasnya, tampak panik dan tegang, tapi ekspresi wajahnya seketika itu juga berubah sedikit tenang ketika melihat Hailee baik- baik saja.
Tanpa menunggu lama, Pyro segera menghampiri Hailee dan di detik berikutnya dia sudah di samping wanita itu, menariknya sedikit mundur dari Aileen dan menempatkan dirinya di antara keduanya, seolah Aileen yang terluka dapat mencelakai Hailee.
"Anda baik- baik saja Mrs. Tordoff?" tanyanya, matanya dengan tajam memeriksa Hailee dengan singkat, mencari tanda- tanda luka atau apapun, karena Ramon akan sangat murka kalau sampai istrinya menderita bahkan hanya sebuah lecet saja.
"Aku baik- baik saja," ucap Hailee menenangkan sang bodyguard. "Bisa lakukan sesuatu untukku?" tanyanya.
"Tentu saja Mrs. Tordoff, apa itu?" Tanya Pyro, siap menerima perintah apapun dari Hailee.
Entah kenapa, setiap kali ada orang yang menyebutnya dengan Mrs. Tordoff itu membuat Hailee senang, mungkin ini terdengar klise dan terlalu cheesy, tapi itulah yang dirinya rasakan.
"Pergilah ke ruang monitor dan ambil rekaman CCTV di dalam tangga darurat ini dari setengah jam lalu." Kata- kata Hailee membuat Aileen membelalakkan matanya dengan terkejut.
Tidak. Hailee tidak bisa melakukan itu. Dia tidak memiliki wewenang di sini untuk melakukan tindakan tersebut.
Dan seolah Hailee dapat membaca apa yang Aileen pikirkan, dia lalu menambahkan. "Bila mereka tidak memberikan izin, katakan kalau aku yang memintanya."
"Baik," Pyro menjawab dengan sigap. Namun, dia tidak meninggalkan Hailee, melainkan menghubungi bodyguard lain untuk melakukan tugas tersebut.
Pyro tentu saja dapat membaca situasinya sekarang dimana ketegangan di antara kedua wanita ini begitu terasa, jadi sangatlah tidak mungkin baginya untuk meninggalkan Hailee di sini.
Setelah mengatakan itu, lalu tatapan mata Hailee beralih ke arah Aileen yang masih terduduk dan tidak dapat bergerak dari sana.
"Seperti yang kau katakan, dengan hanya satu kata dariku, aku akan dapat menghapus rekaman CCTV di tempat ini. Tapi, sayang sekali, aku tidak akan menghapusnya. Aku akan menyimpannya, anggap saja ini sebagai souvenir atas kunjunganku ke sini." Hailee tertawa kecil. "Terimakasih sudah memberikanku inspirasi."
"Hailee!" Seru Aileen dengan geram melihat bagaimana Hailee memperlakukannya, dia berusaha berdiri, tapi seketika itu juga jeritan teredam dapat terdengar dari bibirnya saat rasa sakit yang amat sangat menderanya.
Sepertinya, kakinya patah.
Di sisi lain, Pyro langsung berdiri di hadapan Hailee seperti perisai, berjaga- jaga kalau wanita ini akan melakukan sesuatu padanya.
"Kenapa? Sakit?" tanya Hailee dengan wajah polos. "Oh, pasti sangat sakit sekali bukan? Biar bagaimanapun juga kau jatuh dari tangga."
"Aku akan membalasmu untuk ini!!!" Aileen berteriak dengan marah dan suaranya bergema di dalam tangga darurat tersebut.
"Kenapa kau marah padaku? Aku tidak mendorongmu, aku bahkan tidak menyuruhmu untuk menjatuhkan diri. Kau melakukannya dengan sukarela. Jadi, jangan marah padaku, tapi marahlah pada kebodohanmu sendiri," Hailee berkata dengan nada meledek pada Aileen dan ini semakin membuat kakak angkatnya tersebut meradang.
Hanya saja, Hailee tidak punya waktu untuk meladeninya, seperti yang dia katakan sebelumnya, dia harus berada di rumah sebelum Ramon pulang.
"Ayo kita pergi," ucap Hailee, tidak menggubris sama sekali kata- kata Aileen yang merutuknya.
"Anda akan meninggalkannya di sini?" tanya Pyro penasaran.
Hailee lalu melirik Aileen melalui pundaknya dan mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh. "Biarkan saja dia di situ."