"Tapi apa?" Xiaozhan menatap Yibo lagi.
"Tapi...jika kau ingin tahu lebih cepat...kau harus membantuku mencari Jade Vine dan pure vampire blood untuk membuka black bubble."
Xiaozhan memiringkan kepalanya.
"Jade Vine?... Pure vampire blood?...black bubble?... Apa itu? Dan untuk apa semua itu?" Xiaozhan justru makin bingung dengan ucapan Yibo.
Yibo menghembuskan napasnya cukup kasar.
"Kau bilang kau ingin tahu." jawabnya.
"Iya...tapi...bagaimana aku mencarinya jika aku tak tahu apa itu?" Xiaozhan mengelus-elus gelas di tangannya itu.
"Jika kau tak bisa, maka tak perlu. Cukup minum itu dan istirahat." ucap Yibo kemudian beranjak dari sana.
"T-tunggu..." Xiaozhan tak sempat meneruskan ucapannya karena Yibo telah menghilang di balik pintu. Sebenarnya Yibo mendengar ucapan itu, tapi ia hanya memiliki sesuatu yang harus dikerjakan.
Xiaozhan meminumnya dan ia sadari jika memang benar setelah meminumnya, tubuhnya menjadi lebih baik. Ia meletakkan gelas itu ke atas nampan di meja kecil di dekat ranjang itu.
Baru saja Xiaozhan melihat ke jendela, ia jadi ingat dengan Zhuocheng. Apa Zhuocheng tahu ia di sini? Tunggu, itu tidak mungkin. Yang ia tahu Zhuocheng hanya tahu jika ia pergi ke kamar mandi. Tapi apa Zhuocheng tak khawatir padanya? Bahkan Zhuocheng tak menelponnya sama sekali.
Tunggu, dimana ponsel Xiaozhan? Ia bahkan tak menemukannya di sini. Apa itu tertinggal di bar? Ah lalu bagaimana Xiaozhan pulang? Meminta bantuan Yibo menelpon Zhuocheng? Atau memintanya mengantarkan pulang? Tidak, tidak. Ia akan menanyakan ponselnya pada Yibo.
Xiaozhan beranjak dari ranjang dan keluar dari kamar itu. Hal yang ia lihat adalah ada pintu lain di dekat kamar yang ia tempati dan saat ia mencoba membukanya pintu itu terkunci. Yang ia pikirkan, mungkin itu kamar Yibo yang tak ingin ia masuki. Ia beralih berjalan ke arah lain sambil memandangi interior rumah ini yang bisa dibilang sangat mewah.
Ia sampai di dapur dan peralatan masak di sana juga lengkap. Ia berputar dan sepertinya ia sampai di pintu yang ia pikir akan membawanya keluar dari rumah itu. Ia hampir meraih gagang pintu itu, tapi Yibo sudah lebih dulu menahannya.
"Apa kau ingin kabur?" tangan Yibo masih berada di pintu. Ia seperti sedang mengungkung Xiaozhan dari belakang.
"A-aku tidak. Aku hanya ingin tahu pintu itu akan membawaku kemana." ucap Xiaozhan gygup. Ia masih membelakangi Yibo.
"Kau tak bisa keluar sekarang." ucap Yibo.
Xiaozhan sedikit terkejut. Pasalnya untuk apa dia ditahan di sini? Apa ia tak boleh pulang? Apa ia diculik oleh Yibo? Tidak, Yibo itu menolongnya.
"K-kenapa? Aku ingin pulang. Mereka pasti menungguku di rumah." Xiaozhan berbalik seketika dan itu membuat matanya melotot karena wajah Yibo terlalu dekat denganĀ wajahnya.
Yibo lebih menunduk dan benar-benar menatap mata Xiaozhan. Bisa Yibo lihat, mata itu melotot karena kaget dan bergerak gelisah.
"Ini sudah terlalu larut untuk kau pulang sekarang. Aku tak bisa jamin kejadian tadi tak akan terulang lagi." ucap Yibo setelah beberapa saat memandang Xiaozhan dan itu membuat Xiaozhan semakin gugup.
"T-tapi aku tak ingin m-membuat mereka khawatir." ucap Xiaozhan yang menahan gugupnya itu sampai ia berkeringat. Bahkan hanya sekedar untuk menelan air liurnya saja, ia kesulitan.
"Kenapa kau tak menghubungi mereka saja?" tanya Yibo sekaligus memberikan saran.
Sebenarnya ia juga tak ingin ambil resiko jika Xiaozhan dalam bahaya lagi.
Seketika Xiaozhan ingat jika ia juga tak tahu dimana ponselnya itu.
"Apa kau tahu dimana ponselku?" tanya Xiaozhan.
"Ya. Itu ada padaku." Yibo menjauhkan tangannya dari pintu dan memberikan ponsel Xiaozhan yang sebelumnya ia simpan di saku cardigannya.
Xiaozhan menerima ponsel itu.
"O-oh. Xiexie. Aku akan menghubungi mereka." ucap Xiaozhan dan setelahnya ia pergi dari hadapan Yibo.
Xiaozhan menghembuskan napas lega beberapa kali. Setidaknya ia sudah tak berada dalam situasi yang membuat jantungnya berdebar tak karuan.