Dengan tanpa perasaan, Elf mendorong tubuh Yibo dengan sekuat tenaga dan menyebabkan tubuh Yibo jatuh ke belakang. Elf menduduki perut Yibo sambil tertawa mengejek.
Ia menatap panah kecil yang ia bawa dan menyeringai. Dan dengan tanpa belas kasihannya, ia menancapkan panah itu tepat pada jantung Yibo. Yibo berteriak kesakitan. Membuat Xiaozhan yang mendengarnya meraung. Air matanya semakin deras membanjiri wajahnya.
Tak lama setelah itu, Elf tertawa senang dan berdiri dari tubuh Yibo. Bisa ia lihat tubuh Yibo yang kaku dan sama sekali tak bergerak. Ia senang karena sasarannya telah kaku sekarang. Hanya menunggu beberapa saat lagi maka Yibo akan benar-benar mati. Elf pergi dari sana dengan masih tertawa senang. Melupakan fakta bahwa masih ada Xiaozhan yang bersembunyi di sana.
Melihat gadis itu telah pergi, Xiaozhan dengan air matanya yang berderai, berlari sekuat tenaga ke arah Yibo. Terduduk di samping Yibo dan semakin terisak. Mendekati Yibo dan menduduki perutnya. Tangannya meraih panah itu dan berusaha menarik-nariknya agar terlepas.
"Y-Yibo...hiks....ku mohon...hiks...bangun...jangan...hiks pergi...hiks"
Xiaozhan terus menarik panah itu. Mengeluarkan semua tenaganya agar panah itu tercabut. Dengan diselingi air mata, tangannya tak berhenti berusaha. Pada akhirnya panah itu tercabut juga dengan napas Xiaozhan yang memburu. Terlihat Yibo yang terbatuk dan mengeluarkan darah kental. Beruntungnya Xiaozhan dapat menyelamatkannya tepat waktu.
"Yi-Yibo...." tak bisa dipungkiri jika Xiaozhan sangat senang saat tahu Yibo masih bisa bangun, walau ia juga sedih karena Yibo masih merasakan sakit karena efek panah itu.
"Hhuk...D-darah. Aku butuh...hhukk"
Yibo dengan mata yang masih kurang fokus dan terbatuk-batuk. Ia membutuhkannya sekarang, sangat. Xiaozhan juga bingung dimana ia akan mendapatkannya sedangkan ia tak mungkin meninggalkan Yibo sendirian di sini dalam keadaan seperti ini.
Tiba-tiba tangan Yibo meraih tengkuk Xiaozhan dan mendekatkannya pada tubuhnya. Memiringkan sedikit kepala Xiaozhan dan dengan cepat menancapkan taringnya di sana. Yibo menghisap darah Xiaozhan.
Xiaozhan menutup matanya erat. Sakit, perih dan panas, itu yang ia rasakan. Lama Yibo tak segera menarik taringnya sampai pandangan Xiaozhan yang semakin memburam dan ia pingsan.
.
.
.
.
Xiaozhan mengerjapkan matanya dan hal yang ia lihat adalah langit-langit kamarnya.
"Kau sudah sadar? Maafkan aku." ucap Yibo yang ternyata berada di sampingnya entah sejak kapan.
Xiaozhan menoleh ke arah Yibo dan melihat wajahnya yang masih datar tapi ada gurat sedih, khawatir dan menyesal di sana. Walau tak begitu jelas, tapi Xiaozhan dapat melihatnya. Xiaozhan tersenyum lalu menggeleng pelan.
"Tak apa. Lagipula aku juga sama sekali tak bisa membantumu." Xiaozhan miris dengan dirinya sendiri.
"Tidak. Kau bahkan terlalu banyak membantu." dengan cepat Yibo menolak pemikiran Xiaozhan.
"Haha...kau baik sekali. Dan...kenapa aku tiba-tiba ada di sini?" tanya Xiaozhan pada Yibo.
"Kau pingsan sesaat setelah aku menghisap darahmu. Maaf karena aku meminumnya tanpa kendali." Yibo menyesal, ya sangat menyesal.
Xiaozhan menggeleng, " Tak perlu minta maaf. Aku tahu kau sangat membutuhkannya. Dan apa aku sakit? Aku merasa tubuhnya sulit digerakkan." Xiaozhan kesusahan saat ingin mendudukan tubuhnya. Kepalanya juga pusing.
"Kau masih dalam fase pemulihan setelah meminum obat agar kau tak kekurangan darah." jawab Yibo.
Xiaozhan mengangguk dan menatap ke arah wajah Yibo yang baru ia sadari jika ada perban yang bertengger manis di dahinya dan luka di ujung bibirnya yang sudah mulai sembuh.
"Dahimu-" ucap Xiaozhan sambil ingin meraih dahi Yibo, tapi urung dan malah mengusap pipi Yibo.
Yibo sempat terlena karena usapan itu, tapi akhirnya ia sadar dan sedikit menjauhkan wajahnya dari jangkauan tangan Xiaozhan.
Xiaozhan refleks menurunkan tangannya, "M-maaf.."
"Tak apa. Dan wajahku tak apa hanya luka kecil dan akan sembuh segera."
Tak lama telah itu terdengar perut Xiaozhan yang mengaum minta diisi. Yibo terkekeh mendengar suara itu dan lihatlah betapa menggemaskannya Xiaozhan sekarang. Xiaozhan mengelus perutnya dengan wajah malu-malu dan cengiran di bibirnya itu saat memandang ke arah Yibo.
"Kau lapar? Tapi aku tak memiliki stok darah di rumah." goda Yibo. Padahal mah dia pasti punya, mana mungkin kan seorang King ga dikasih stok makanan?
Ucapan Yibo tersebut justru dibalas dengan Xiaozhan yang memprout bibirnya lalu cemberut. Sungguh Yibo suka wajah itu, cantik dan manis sama seperti dulu?
"Kau lucu sekali. Turunlah, kita ke bawah mengambil asupanmu." ucap Yibo kemudian beranjak menuju pintu. Sementara Xiaozhan menatap berbinar ke arah Yibo. Dipikirannya hanya ada makanan dan kenyang. Karena Xiaozhan yang tak kunjung bergerak,
"Kenapa masih di sana? Atau...kau mau ku gendong?" goda Yibo membalik tubuhnya menghadap Xiaozhan lagi setelah tangannya membuka pintu keluar.
"T-tidak perlu." ucap Xiaozhan gugup. Memalingkan wajahnya yang terlihat sedikit memerah di kedua pipinya. Yibo kembali terkekeh dan keluar duluan. Tak lama Xiaozhan menyusulnya.