Yibo memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang anus Xiaozhan yang sebelumnya sudah dilumuri oleh sisa sperma Xiaozhan.
"Eungh..."
Xiaozhan kembali mendesah saat jari itu menerobos lubang nya. Yibo menekan-nekan jarinya semakin dalam.
Terlihat milik Xiaozhan yang mulai tegang lagi. Yibo menambahkan satu jari lagi.
"Ahh...s-sakit..."
Ringis Xiaozhan.
Yibo mengecup mata Xiaozhan yang mulai mengeluarkan air mata.
Kemudian turun melumat lembut bibirnya dengan jarinya yang terus bergerak keluar masuk dan membuat pola menggunting untuk melebarkan jalan masuknya nanti.
Desahan tertahan keluar dari bibir Xiaozhan.
Yibo menambahkan lagi satu jarinya dan itu membuat Xiaozhan kembali kesakitan.
Cukup lama 3 jari itu bermain di sana.
Xiaozhan bahkan sudah tak tahan.
"Y-Yibo...hhh..."
Xiaozhan menatap sayu ke arah Yibo sarat akan ia yang sudah tak bisa menahannya lagi.
Tangan Xiaozhan terulur menyentuh milik Yibo yang masih berada di dalam celananya.
Besar
Itu yang ia pikirkan.
Xiaozhan mengelusnya sesekali meremasnya.
Yibo mati-matian menahan libodonya yang sewaktu-waktu bisa meledak.
Ia juga sudah tak tahan, tapi ia sadar jalannya masih belum cukup longgar dan itu akan menyakiti Xiaozhan nantinya.
Dengan cepat ia melumat bibir Xiaozhan dan memasukan jari keempat. Xiaozhan terkejut dan itu sakit tentunya. Jeritannya tertahan oleh ciuman memabukkan yang Yibo berikan.
Setelah dirasa cukup, Yibo mengeluarkan semua jarinya. Itu sukses membuat Xiaozhan mendesah kecewa. Lubangnya terasa kosong sekarang.
Dengan perhatian Yibo mengusap peluh di dahi Xiaozhan.
"Kau akan mendapatkan yang lebih sebentar lagi."
Yibo membuka resleting celananya dan menurunkannya sedikit beserta dalamannya. Yibo mendesah lega saat miliknya yang besar, keras, dan berurat itu akhirnya bisa keluar.
Xiaozhan yang melihat itu menelan ludahnya dengan susah payah.
"A-apa itu...akan muat?"
Xiaozhan bergidik ngeri saat membayangkan itu menerobos masuk ke lubang nya.
Yibo yang mengerti itu, mengusap sayang pipi Xiaozhan, kemudian tersenyum untuk menenangkan Xiaozhan seakan berkata jika itu akan baik-baik saja.
Yibo memposisikan miliknya di depan lubang Xiaozhan. Menggesekkannya dengan lubang itu, membuat Xiaozhan semakin terangsang.
Kemudian ia memasukkan miliknya.
"ARGGHHHH....!!!!"
Jerit Xiaozhan kesakitan.
Ia mencakar punggung Yibo.
Yibo mengeram antara sakit pada punggungnya dan sakit karena miliknya yang seperti terjepit saat tiba-tiba dinding lubang Xiaozhan mengetat.
"Hm...rileks...aku tak bisa masuk jika begini."
"Hiks...s-sakit...keluarkan...." Xiaozhan sesenggukan.
Yibo langsung melumat bibir Xiaozhan untuk mengalihkan rasa sakitnya.
Kemudian setelah dirasa Xiaozhan mulai rileks, dengan sekali hentakan ia menelesakkan miliknya sepenuhnya.
Itu sukses membuat Xiaozhan menggigit bibir Yibo.
Lubang nya sakit, panas, dan sesak. Rasanya lubang nya terbelah. Ia kembali meneteskan air mata.
Yibo membiarkan Xiaozhan terbiasa sebentar dengan miliknya itu. Ia menghapus lelehan kristal bening yang mengalir dari mata Xiaozhan.
"B-bergeraklah...."
Setelah diberi lampu hijau oleh Xiaozhan, Yibo mulai bergerak dengan perlahan.
Desahan demi desahan juga mulai teralun dari bibir mungil Xiaozhan.
Tangan Yibo sibuk mengocok penis Xiaozhan dan mulutnya menghisap gemas nipplenya.
Mendongak dan mendapati wajah Xiaozhan yang mendongak dengan mata terpejam dan bibir yang terbuka serta mengeluarkan sedikit liur.
Bukannya jijik tapi itu sangat sexy di mata Yibo.
"Eunghh...f-fasterhhh..."
Xiaozhan menatap Yibo sayu dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Yibo.
Sesuai permintaan, Yibo mempercepat gerakannya.
Ia mengeram menahan sensasi nikmat saat miliknya dipijit oleh dinding anus Xiaozhan.
Tubuh Xiaozhan melengkung bersama dengan penisnya yang berkedut dalam genggaman Yibo.
Beberapa saat kemudian, Xiaozhan klimaks untuk yang kedua kalinya.
Xiaozhan terengah-engah, tapi Yibo justru semakin kasar menumbuk lubang nya.
Tanpa sadar kedua kaki Xiaozhan memeluk erat pinggang Yibo.
Penisnya yang sudah lemas tadi, sekarang bangkit lagi padahal ia sudah lelah.
Beberapa saat kemudian, tumbukan Yibo semakin brutal bersamaan dengan penisnya yang semakin membesar di dalam lubang nya.
Yibo semakin mendorong masuk penisnya sedalam yang ia bisa, kemudian setelah beberapa kali tusukan ia akhirnya klimaks bersamaan dengan klimaks ketiga Xiaozhan.
Yibo menumpahkan semua benihnya di dalam lubang Xiaozhan, sedangkan milik Xiaozhan menyembur membasahi perutnya dan perut Xiaozhan.
Yibo ambruk di atas Xiaozhan dengan napas yang tak beraturan, tak jauh berbeda dengan kondisi Xiaozhan.
Yibo melepas penyatuan mereka dan sebagian spermanya menetes keluar dari lubang Xiaozhan karena tak muat ditampung.
Yibo menjatuhkan tubuhnya di samping Xiaozhan.
Sedikit terengah karena masih menikmati klimaksnya beberapa saat yang lalu.
Yibo menatap ke arah Xiaozhan dan bertepatan dengan Xiaozhan yang menatap ke arahnya.
Mereka tersenyum kemudian. Yibo mengelus pipi Xiaozhan lembut.
Xiaozhan menutup matanya menikmati sentuhan Yibo.
Xiaozhan masih tersenyum dan pipinya juga sedikit memerah.
"Terimakasih. Apa kau mengingat sesuatu?"
Yibo menatap mata Xiaozhan dalam, namun justru raut kebingungan yang ia dapatkan.
"Aku tidak tahu. Aku tidak memikirkan apapun tadi. Bahkan sekarang tak ada apapun yang terlintas dipikiran ku selain apa yang baru saja kita lakukan."
Xiaozhan merasakan pipinya menghangat saat mengatakan itu.
Ia sadar jika ia baru saja melakukan hal yang tak bisa disebut biasa dilakukan oleh seorang teman pada teman lainnya.
Apalagi mereka belum begitu dekat. Ya walaupun lebih baik dari hubungan mereka sebelumnya.
Yibo tersenyum kecil, walau ia cukup kecewa.
Yibo mengusap surai Xiaozhan.
"Baiklah. Mari tidur. Masih ada hal lain yang akan kita lakukan besok."
Yibo menarik Xiaozhan ke dalam pelukannya dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka berdua.
Sementara Xiaozhan yang berada dalam dekapan Yibo, ia merasa nyaman dengan aroma yang menguar dari pria itu.
Xiaozhan semakin membenamkan wajahnya pada dada Yibo.
Menghirup aroma yang membuatnya nyaman dan memejamkan matanya.
Yibo semakin memeluk Xiaozhan kemudian ikut menutup mata.