Mereka masih menetralkan jantung mereka yang berdetak tak karuan karena begitu nervous. Namun Xuanlu menyemangati mereka agar mereka lebih tenang.
Mereka hanya bisa menonton acara sebelumnya dari live instagram salah satu anggota OSIS. Mereka tak bisa menonton ke sana karena memang tak boleh keluar sebelum dipanggil.
"Ah sepertinya bagus sekali jika kita bisa menonton ke sana secara langsung." Xiaozhan menghembuskan napasnya.
"Iya. Tapi kita tak bisa keluar sekarang." Ji Li menatap ke sana juga.
"Tak apa. Itu juga karena kita tampil terakhir." ucap Zhuocheng seperti biasanya walau sebenarnya ia ingin menghibur mereka agar tak sedih.
"Iya. Jiejie yang meminta kita ditampilkan paling akhir." Xiaozhan menopang dagu nya.
"Tak apa. Itu karena kita seperti akan jadi pertunjukan puncak di surprise event ini. Terakhir dan benar-benar menjadi surprise untuk mereka semua, benar?" Ji Li menenangkan mereka walau sebenarnya iya juga tidak benar-benar tenang.
"Iya, kau benar. Kita di sini spesial. Kita bisa melihat pertunjukan mereka dan kita masih jadi surprise." Xiaozhan tersenyum menyadari itu.
"Ya. Tenangkan pikiran dan fokus." Zhuocheng.
Mereka bertiga kembali menyiapkan diri sebelum mereka benar-benar dipanggil. Tak lupa mereka juga berdoa agar mereka sukses nantinya.
Cukup lama menunggu, akhirnya ada seseorang yang datang ke ruangan mereka. Dan dia memberitahukan bahwa mereka siap untuk tampil sekarang. Ya penampilan sebelumnya akan berakhir sebentar lagi. Jadi mereka akan ke belakang panggung sekarang.
Mereka berjalan perlahan mengikuti seniornya menuju belakang panggung. Mereka sampai karena memang jaraknya tak begitu jauh dari aula. Saat tiba di sana, terlihat Xuanlu yang melambai pada mereka. Mereka mendekatinya kemudian.
"A-Cheng, A-Zhan, A-Li, kalian semangat ya. Jiejie menonton kalian dari sini." Xuanlu menyemangati mereka.
"Shi, Jie. Xiexie ni." mereka bertiga mengangguk.
Xuanlu tersenyum ke arah mereka. Ia berdoa untuk mereka. Tak lama setelah itu, penampilan di panggung benar-benar selesai dan mereka turun. Tenang saja mereka juga memakai pakaian yang sama seperti mereka karena itu memang sudah ketentuannya, hanya saja apa yang mereka tampilkan yang berbeda.
Cukup gemetar, namun mereka harus tenang agar tak ada kesalahan. Beberapa saat kemudian, kelas mereka dipanggil untuk naik ke panggung dan ini saatnya mereka tampil. Di panggung sudah ada piano dan biola. Mereka ke sana dan lampu dipadamkan. Zhuocheng duduk di depan piano, sedangkan Ji Li memegang biola itu.
Zhuocheng mulai memainkan beberapa note yang indah. Lampu menyorot Zhuocheng dan diikuti oleh riuhan dari penonton terutama kelas mereka. Ji Li menyusul dengan biolanya, lampu menyorotnya juga. Kemudian Xiaozhan mulai bernyanyi dan lampu panggung hanya menyorotnya. Nyanyian itu diikuti tepuk tangan dan jeritan penonton yang lebih riuh dari sebelumnya.
Yibo yang menyadari ada suara merdu masuk ke pendengarannya langsung menatap intens panggung dan mencari orang itu. Dan ternyata memang benar itu adalah dia. Yibo terus menatapnya dan menikmati setiap bait lagu yang dinyanyikan.
我有一个梦 像雨后彩虹
Wǒ yǒuyīgè mèng xiàng yǔ hòu cǎihóng
I have a dream, like rainbow after rain
Ku punya sebuah mimpi, seperti pelangi setelah hujan
用所有泪水换来笑容
Yòng suǒyǒu lèishuǐ huàn lái xiàoróng
With all the tears change to smiles
Dengan semua air mata untuk berganti dengan senyuman
还有一种爱穿越了人海
Hái yǒu yī zhǒng ài chuānyuè le rén hǎi
And there is one kind of love cross the sea of peoples
Dan masih ada satu macam cinta yang melewati keramaian
拾起那颗迷失的尘埃
Shí qǐ nà kē míshī de chén'āi
Picks up dust which that loses
Mengambil debu yang hilang
你的呼吸越靠越近
Nǐ de hūxī yuè kào yuè jìn
Your breath is keep closing
Nafasmu, semakin mendekat
将我抱紧 mm~
Jiāng wǒ bào jǐn mm~
Just like hugging me tightly mm~
Seperti memelukku dengan erat mm~
Xiaozhan membuka matanya kemudian menatap ke arah penonton. Sambil terus menyanyikan lagu tersebut.
Ia dapat melihat teman sekelasnya ada di sana, di barisan paling depan. Ada senior Haikuan dan teman-temannya juga di depan mereka. Dan...ada Yibo di sana, duduk dan menatapnya dalam diam. Entah apa yang ada di pikirannya.