"Ah, pasti itu makanannya. Aku akan mengambilnya keluar ya, Juna!" Yudha berseru.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum canggung. Aku heran dengan sikapnya Yudha sejak tadi. Kenapa dia yang lebih terlihat seperti tuan rumah di rumahnya Paman Hilal ini, ya? Aku yakin pasti keluarganya sangat tidak tahan dengan sikap Yudha yang seperti itu.
Hmm ... kalau tidak salah ingat nama belakang Yudha adalah Pradhika. Aku seperti pernah mendengar tentang nama keluarga itu. Apakah itu adalah nama salah satu konglomerat di ibu kota ini? Tapi, kalau melihat tingkah Yudha yang sangat suka diskonan, pasti dia bukan keturunan konglomerat.
Tidak tahu kenapa, aku jadi sedikit peduli pada Yudha. Dia adalah pemuda yang baru kutemui di sekolah baru. Padahal, aku berharap yang akan dekat denganku dan menjadi teman baruku adalah perempuan secantik Dini atau Aisha. Ah, aku lupa kalau Aisha sudah mati.
Tapi, aku malah bertemu dengan pemuda yang tingkahnya absurd seperti Yudha.