"Kau berani menantangku, hah?!" Edo kembali membentak. Ia benar-benar kesal melihat sikap acuh dari Arjuna itu.
"Kalau tidak ada yang penting, aku ingin pergi ke perpustakaan dulu," ujar Arjuna. Ia menghembaskan tangan Edo dari wajahnya. Arjuna berdiri dan melangkah kaki.
Saat Arjuna sudah berjalan beberapa langkah, ia merasakan ada yang menarik bahunya. Detik berikutnya,
DUAGH!!
Tinju melayang ke wajah Arjuna, hingga membuat kaca matanya terjatuh. Pandangan Arjuna sedikit mengabur, karena pukulan tiba-tiba yang diterimanya.
Arjuna menggunakan meja yang berada di belakangnya sebagai pegangan. Ia berjongkok dan meraba-raba lantai, mencari kacamata yang terlepas tadi. Sikapnya sudah seperti remaja lemah yang diam saja saat ditindas. Padahal, sebenarnya Arjuna mampu membalas perlakuan Edo saat ini juga. Tapi, dia benar-benar bertekad untuk menyembunyikan kepribadiannya yang kejam.