Tiga orang lelaki tua berada di puncak sebuah bukit, mereka menatap ke depan dan mereka berada di ujung hutan. Disana, nampak tenda yang begitu banyak jumlahnya, bahkan ada ribuan tenda yang dilengkapi penerang lampu dan juga nampak di tengahnya ada bangunan rumah yang besar lagi kokoh.
Pemandangan yang tak biasa tentunya, akan terjadi perang dengan skala super besar.
"Sialan! Disaat lima benua dengan kekaisarannya yang bobrok dan lemah, Raja Iblis akan menyerang!" Lelaki tua berjanggut dan menutupi kepalanya dengan jaket hoodie hitam pekat menggenggam tangannya dengan sangat keras hingga gemeretukan kepalannya itu terdengar.
"Sudah tidak ada waktu lagi! Ini pengorbanan kita!" Lelaki dengan rambut panjang terurai dan tubuh berisi menepuk pundak lelaki yang berbicara pertama tadi.
"Benar katamu Fist Thunder! Raja iblis sedang dalam masa hibernasi. Kita akan habis-habisan kali ini. Ini mungkin adalah malam terakhir kita bersama," lelaki tua yang memakai tongkat panjang dan berjubah putih panjang meyakinkan kedua rekannya.
Salah satu dari mereka yang dijuluki Fist Thunder memajukan kepalan tangannya, kedua rekannya pun memajukan kepalan tangan mereka. Mereka saling mengangguk.
"Bergerak!"
Dan malam itu, kejadian luar biasa terjadi. Sejarah mencatat pertempuran malam itu, namun hasil akhirnya simpang siur. Suara dentuman malam itu terdengar di seluruh benua yang ada di dunia ini. Dari sanalah, kisah ini bermula
@@@
Perguruan Singa Hitam
Sebuah plang nama besar dan megah nampak terlihat di gerbang bagian dalam, tulisan ukiran yang indah berukiran emas dan sekelilingnya ukiran singa empat pilar yang mengelilingi. Plang itu merupakan plang bagian dalam sekte, sedangkan di luar ada gerbang luar yang juga memiliki ukuran yang lebih besar lagi.
Brak! Klatak! Bruk!
Plang megah itu hancur berkeping-keping tertimpa tubuh seorang murid dari sekte Singa Hitam yang terpelanting membentur plang tanda itu.
Ahhhh! Lelaki itu jatuh diantara plang tanda yang hancur berserakan di sekitarnya. Lalu, lelaki itu pun pingsan.
Murid-murid bagian dalam kaget, seseorang berlari menuju ruangan Tetua Sekte Singa Hitam untuk melaporkan kejadian. Seorang lelaki kekar, pemuda sekitar 25 tahun dengan baju khas pendekar. Dia berjalan dengan tenang setelah melempar seorang murid luar hingga menghancurkan plang papan tersebut.
Lelaki itu terus berjalan dan seperti seorang pendekar yang tengah menang melawan semua pertempuran. Dia berjalan menuruni undakan ke bawah setelah memasuki gerbang dalam perguruan. Kakinya melangkah pelan, pintu yang memang sudah terbuka karena hari mulai siang dan juga para murid sedang latihan.
Menuruni undakan itu, beberapa murid sekitar puluhan menatap pemuda itu. Para murid itu tengah berlatih dan terkaget, beberapa bersiap dan mundur ke belakang dan membentuk barisan. Beberapa murid itu berkisar umur 10 hingga 20 tahunan. Mereka mengawasi gerik pemuda yang baru datang tersebut dan mengambil ancang-ancang dengan kedua tangannya.
Langkah demi langkah pemuda itu menuruni, setiap langkahnya seperti getaran yang memiliki tekanan sehingga orang-orang disitu seolah mengalami tekanan dalam dirinya.
Seorang pelatih yang melihat hal itu, banyak muridnya yang ketakutan dan dia pun menjadi marah.
"Bocah! Kamu cari mati ya!"
Lelaki tua dan kekar itu maju ke depan. Dan menunggu Pemuda ini menuruni tangga hingga undakan paling bawah. Lelaki itu memperhatikan pemuda itu, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Rambutnya tergerak ke belakang melebihi bahunya. Perawakannya kekar dan tegak, dia pun sangat tenang, namun terlihat masih lugu seperti pemuda kebanyakan.
Seseorang berlari dari luar dan masuk ke dalam, lelaki itu seorang murid luar dan berlari tergesa-gesa. Dia memasuki altar latihan bagian dalam, namun melihat pemuda yang berdiri berhadapan dengan pelatih itu dia jadi ketakutan.
"Lapor pelatih," murid yang baru datang itu memberi salam hormat perguruan kepada guru tersebut.
Pelatih mengangguk dan mempersilakannya untuk meneruskan laporannya.
"Semua murid luar dan guru pelatih semua telah jatuh!"
Pelatih itu langsung paham keadaannya, tadi dia mendengar kalau ada yang mengacau di luar dan dia menyangka orang-orang di luar sudah cukup membereskannya.
"Apakah pemuda ini pelakunya!" pelatih itu membentak murid luar yang masih gemetaran itu.
"Benar Guru!"
Guru pelatih itu langsung memasang wajah sinis, bocah satu ini bisa cukup mengalahkan para murid luar? Cukup lumayan, dalam batin pelatih itu. Pemuda itu pun masih terdiam menatap guru tersebut dan tetap tenang.
"Apa maumu Bocah!"
Guru itu langsung membentak. Pemuda itu sudah cari masalah di perguruannya. Setidaknya, sebelum membuatnya tahu diri, dia ingin tahu apa maksud pemuda itu.
"Mana ketua perguruan?"
Guru pelatih itu semakin jengkel, "Ditanya orangtua kau malah mencari Ketua? Dasar bocah sembrono!"
Habis sudah kesabaran pelatih itu. Dia menyilangkan kedua kepalan tangannya ke bawah, memasang kuda-kuda dan menerjang dengan sangat cepat dengan kedua pukulannya. Bocah sekarang memang harus dihajar dulu baru dia tahu sedang bicara dengan siapa. Pelatih itu juga tidak mau perguruannya dipermalukan, apalagi oleh seorang pemuda yang masih belum dewasa.
Wusshh!
Pukulan pelatih itu menyerang, namun setelah mulai mendekati wajah pemuda itu, dia memundurkan kepalan yang kiri dan merangsek dengan pukulan kuat tangan kanannya. Itu adalah jurus asli kepalan tinju singa. Perguruan atau sekte singa hitam adalah para pendekar bela diri yang mengandalkan pukulan dengan energi dan aura yang kuat.
Pukulan yang dilancarkan kali ini adalah pukulan yang cukup keras dan cepat, pohon pun bisa pecah dengan pukulan itu. Manusia juga bisa sekarat jika tak menutupinya dengan aliran pelindung energi.
Pukulan kosong!
Pelatih itu kaget, pemuda itu dengan cepat hanya menggelengkan kepalanya ke kiri saat hampir mengenainya. Ketajaman matanya tepat sepersekian detik sudah memantau arah pukulan dan dia menghindarinya dengan mudah. Rambutnya tergerai karena energi gelombang pukulan itu.
Pelatih itu sempat kaget, dan kembali menarik pukulannya menyamping setidaknya lengannya akan cukup mengenai kepala dan luka akan ditimbulkan.
Hiaaattt!
Serangan kosong lagi. Pelatih itu melihat pergerakan menghindar pemuda itu yang kini memundurkan kepalanya ke belakang sehingga pukulannya juga tidak kena.
Merasa jengkel. Pelatih itu kemudian memukulkan kepalan tangan kirinya, tidak kena juga. Pemuda itu dengan tenang menghindari. Pelatih itu semakin tak tahan, dia melancarkan serangan demi serangan membabi buta dan tak kenal ampun. Ledakan energi seolah mementalkan dan menabrak para murid di sekitarnya. Siapapun disitu tahu bahwa energi dari gurunya itu meledak-ledak.
Pemuda itu tajam melihat semua pergerakan dan menghindarinya. Namun, beberapa detik kemudian saat serangan semakin gencar, tangan pemuda itu mundur ke belakang, sikunya tertarik. Dan...
Boooommm!
Dorongan tangan lelaki itu cukup cepat dan mengenai rahang pelatih itu. Pelatih itu tak menyadari karena kecepatan serangan itu. Bahkan itu hanya dengan telapak tangan namun mampu melemparkannya begitu saja.