Chereads / Return of Fist Thunder / Chapter 2 - Bubarkan Perguruan!

Chapter 2 - Bubarkan Perguruan!

Braakk!

Pelatih itu terjatuh menabrak sebuah jendela kayu, pelatih itu ambruk dan tubuhnya gemetaran hendak bangun. Lelaki tua itu berusaha bangkit dari jatuhnya, namun kondisi tubuhnya seperti tulangnya remuk di dadanya. Serangan apa barusan itu? Kenapa seolah serangan biasa namun dapat membekukan seluruh tubuhnya yang memang sudah setiap hari melakukan pelatihan bela diri?

Pelatih itu mencoba bangkit lagi, tapi badannya masih berat.

"Kamu akan sehat kembali dalam waktu tiga hari."

Suara pemuda itu seolah vonis seorang tabib untuknya. Dan, benar saja. Sekuat apapun pelatih itu mencoba bangkit namun tubuhnya seolah remuk. Bahkan, dia menggunakan seluruh tenaga dalamnya namun tetap saja seperti aliran energinya terblokir. Pemuda itu benar, ini adalah luka dalam.

"Bantu aku!" Pelatih itu berteriak, dan empat murid seolah ragu dan perlahan mendekati pelatihnya dan mulai mengangkat dan membantunya berdiri. Mereka mulai memapah, dua orang dari kiri dan kanan mengapitnya. Dua yang lain mengikuti dari belakang.

Baru lima langkah pelatih itu dipapah, seorang dengan perawakan kekar dan memiliki tato singa hitam di lengan kanan dan kirinya melangkah dan lima orang dibelakangnya mengikutinya dengan tegap. Lelaki bertato singa itu melihat seorang yang dipapah, itu adalah salah satu murid terbaiknya yang ditugaskan untuk melatih para murid dalam.

Pelatih yang di papah itu melewati lelaki kekar bertato dan pandangannya menunduk karena malu. Sedangkan, lelaki bertato double kanan dan kiri di lengannya itu melihatnya saat melewatinya. Beberapa saat, dia kembali menatap ke depan dan kelima orang di belakangnya mengikutinya.

Pandangan lelaki bertato kini teralih sepenuhnya kepada pemuda dengan pandangan tajam dan santai. Pemuda itu terlihat santai saja dan menatap lelaki berumur 40 tahun yang tubuhnya benar-benar menandakan seorang pendekar yang sudah malang melintang di dunia persilatan dan juga sudah berpengalaman dalam bertarung.

Pandangan lelaki bertato dan pemuda itu bertemu. Dari pancaran pandangan saja seperti itu pertarungan tenaga spiritual. Sepertinya, keduanya mengeluarkan semacam tekanan dari kekuatan tenaga dalam atau energi mereka.

Buktinya, beberapa orang di sekitar mereka yang merupakan murid sekte Singa Hitam merasakan angin menerpa mereka. Mereka pun harus mempertahankan posisinya dengan menggunakan energi yang mereka miliki.

"Biar kami habisi dia Ketua!"

Seorang lelaki dengan gelang perak di tangan kanannya mendekati lelaki bertato dan matanya seperti kesumat melihat pemuda berbaju abu-abu seperti pendekar dari pegunungan. Matanya kembali menyipit dan seolah ingin meremukkan tulang-tulang pemuda yang berdiri kokoh di depan mereka itu.

Namun, yang dipanggil ketua yaitu lelaki bertato lengkap di lengan kanan dan kiri itu memberi isyarat dengan tangan kanannya agar dia mundur ke belakang. Lelaki yang bicara dengan ketua itu pun mundur namun pandangannya masih menyimpan kesumat.

"Apa tujuanmu kesini Pemuda?" Lelaki bertato dan memiliki gelang emas di keningnya itu berkata cukup tenang, namun dia menahannya karena semua murid dalam tengah melihat hal itu.

"Baiklah," pemuda itu mengangkat tangan kanannya dan menunjuk pada lelaki yang dikatakan sebagai ketua itu, "Bubarkan Sekte Singa Hitam!"

Wusshhhh!

Desingan air keras tiba-tiba menerpa semua wajah disana. Semua merasakan seperti ada ledakan energi yang melimpah dan menabrak siapapun yang mencoba menghalangi desau angin itu.

"Haa.. ha... ha..." suara tawa menggelegar, memecah kesunyian. Lelaki bertato, ketua sekte Singa Hitam, Drapuda namanya. Dia tertawa sangat keras dan seolah lelucon itu tak lucu sama sekali, apalagi seorang bocah tengah mendiktenya untuk menutup perguruannya? Yang benar saja!

"Ketua! Biar kami lumat saja dia!"

"Benar Ketua!"

"Serahkan pada kami!"

Kelima orang penting di belakang Drapuda tak terima dengan penghinaan itu. Mereka meminta pada ketua untuk mereka saja yang menghabisi pemuda itu. Namun sekali lagi, Drapuda ingin memperlihatkan pada murid-muridnya bahwa ketua mereka, Drapuda, harus menyelesaikan duel untuk menaikkan martabat perguruan dan jangan sampai terhina.

"Baik Pemuda sombong! Kita akan duel, kalahkan aku! Maka perguruan Singa Hitam akan dibubarkan. Namun, jika kau kalah apa yang ingin kau pertaruhkan denganmu?" Drapuda menyeringai, seolah dia berada di atas angin. Pertarungan demi pertarungan telah dilakoninya, pengalaman tentu saja akan memenangkan mereka yang sudah terbiasa. Dia sangat yakin dengan kemampuannya yang terkenal sebagai salah satu ketua yang disegani di benua Orpris.

Pemuda itu tersenyum, "Ingatlah wahai Ketua Sekte, itu adalah janji anda. Dan, jika saya kalah mau ambillah nyawaku dan buat tubuhku peringatan agar tak ada yang berani lagi membuat keributan di sektemu!"

Sungguh tantangan yang membuat adrenalin meningkat. Drapuda menganggukkan kepalanya tanda setuju. Dia akan menyelesaikan duel itu dengan cepat dan akan membuat para murid akan takjub dan akan percaya dengan perguruan ini semakin kuat. Ini merupakan salah satu cara yang cepat untuk membuat para murid menjadi yakin.

Angin mendesau marah, tabrakan energi terjadi. Terutama dari tubuh Drapuda, lima orang yang menjadi orang penting di perguruan mundur segera. Mereka paham bahwa itu pertarungan sejati, artinya duel dua orang saja dan tidak boleh diganggu.

Drapuda menggerakkan kedua kepalannya ke samping, kedua sikunya melebar menyamping. Pukulan dari Drapuda itu seolah diselimuti energi. Drapuda benar-benar serius, dia marah karena murid-muridnya sudah dipermalukan. Juga, saatnya untuk balas dendam. Kaki kananya bergerak perlahan mundur sedikit mempersiapkan kuda-kuda yang tegap.

Dan.

Wusshhhh....

Sungguh kecepatan yang sangat tinggi, para murid kagum dengan pergerakan ketua perguruan. Kecepatannya hampir tak bisa diikuti mata biasa. Merangsek dengan kecepatan penuh dan menyerang pemuda tersebut.

Serangan pukulan tangan kanan dan kiri seolah mesin gril yang bergantian, pemuda itu menghindari dengan mata tajamnya dia mundur langkah demi langkah dan sekuat tenaga menghindari pukulan pamungkas yang terkenal dari Perguruan Singa Hitam.

Pukulan Singa Hitam sendiri adalah konsentrasi energi yang berpusat pada ujung kepalan tangan mereka dan latihan fisik mereka sudah sangat terkenal dengan baik di dunia bela diri.

Serangan Drapuda semakin cepat dan terus bergantian tanpa henti. Pemuda itu masih menghindari dan matanya jernih melihat pergerakan serangan musuhnya. Dia meliuk ke kanan, Drapuda pun sigap dan melompat ke kanan sambil melayangkan serangan. Pemuda itu kembali ke belakang, maju dengan gesit, menyamping dan berusaha menghindari semua serangan yang ditujukan padanya itu.

"Cukup gesit juga kau Bocah! Tapi! Sepertinya Trikmu hanya bisa kabur ya!"

Drapuda mengumpulkan energinya, dia melebarkan energi dari kedua tangannya ke kiri dan ke kanan tubuhnya. Energi itu memblokir gerakan Pemuda itu dari samping atas dan belakang. Energi besar itu seolah menahan kecepatan pemuda itu. Dan saat itulah, Drapuda mengumpulkan energi di kepalan tangan kanannya dan langsung menyerang pemuda itu yang melambat.

Serangan pukulan Singa Emasnya deras dan penuh energi menuju pemuda itu.

Booommmm!