Chereads / ADAMMA BRUNELLA / Chapter 1 - ADAMMA BRUNELLA

ADAMMA BRUNELLA

Shella_Riia
  • 385
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 180.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - ADAMMA BRUNELLA

Banyak manusia yang tak mengenal dirinya sendiri, ada yang menganggap dirinya manusia yang tanpa kekurangan, ada juga yang tak bisa lari dari masa lalu yang sangat menyedihkan. manusia pada umumnya ingin melupakan kenangan yang sangat menyakitkan.

Tapi tak mudah untuk sebagian lainnya apalagi di era serba modern membuat manusia lebih sulit untuk mengenal dirinya dihadapan orang lain.  mereka membuat kepalsuan hanya untuk mempunyai banyak teman dan sebaliknya ada manusia yang lebih suka dengan kesunyian dan tidak suka beradaptasi dengan siapapun, manusia seperti ini cenderung lebih mencintai dirinya sendiri.

Lahirlah bayi yang sangat cantik dan berambut coklat tebal diberi nama Adamma Brunella, nama itu muncul sebelum ibunya meninggal setelah melahirkannya kedunia. Nasib Adamma memang berbeda dari bayi-bayi lainnya, dia harus tinggal di panti asuhan. Karena tidak satupun karabat yang datang menjemputnya.

Di panti asuhan perilaku Adamma sangat berbeda dari anak seusianya, pada usia 4 tahun Adamma tidak ingin bermain dengan teman sebayanya. Bahkan dia hanya mengurung diri dikamar, saat makan pun dia tidak ingin makan bersama dengan yang lain. Pernah seorang ketua panti bertanya kepada Adamma, tapi tidak ada jawaban yang ada hanya air mata yang menetes dari mata indahnya.

Hingga akhirnya ada seorang laki-laki berumur 35 tahun yang berprofersi sebagai dokter psikiater datang ingin meminta hak asuh Adamma. Dia tidak memiliki istri mapun anak, dia datang dan melihat anak panti lainnya dan dia memilih Adamma sebagai anak angkatnya. Dia berbicara kepada ketua panti  tentang masa kecil Adamma hingga dia berumur 7 tahun.

"Maaf Ibu panti, perkenalkan saya Gunnar, saya seorang dokter psikiater. saya melihat Adamma memiliki tingkah yang sangat special. Kenapa dia bisa ada di panti ini?" tanya Pak Gunnar.

"Perkenalkan saya Zhuaera, pemilik panti yang sudah 20 tahun membangun panti kasih sayang. namanya Adamma Brunella, dia dikirim dari rumah sakit karena ibunya meninggal setelah melahirkannya. nama Adamma sendiri itu permintaan terakhir ibunya, dia memang sangat special dan saya tidak tahu cara untuk berkomunikasi dengannya. Bahkan dari bayi sampai umur Adamma 7 tahun, saya belum pernah bisa berkomunikasi dengannya, saya harap bapak bisa membimbing Adamma," jelas ibu zhuaera. "bapak datang sendiri, tidak ditemani istri?" tanya Zhuaera.

"Saya kehilangan istri saya yang meninggal 3 tahun lalu, saya juga tidak memiliki anak. Hidup saya merasa sangat kesepian. pertama melihat adamma, saya merasa jatuh cinta dan ingin memilihnya menjadi anak saya yang bisa menemani saya sampai saya bertemu istri saya disurga sana,"jelas Gunnar tersenyum tipis.

"Nanti saya panggilkan Adamma terlebih dahulu, dia sering menolak yang datang ingin menjadikannya anak. Saya harap dia mau menjadi anak angkat bapak, saya percaya kepada Pak Gunnar seorang dokter psikiater yang memang tugas bapak menangani seorang yang special sepertinya," harap Ibu Zhuaera tersenyum.

"Terimakasih atas kepercayaannya," ucap Pak Gunnar.

Ibu zhuaera pergi menemui adamma di taman bermain dan menjelaskan kepada Adamma untuk bertemu Pak Gunnar.

"Adamma, ibu ingin bicara. Kamu cukup dengarkan ibu baik-baik," Ibu Zhuaera duduk di samping Adamma dengan mengelus rambut coklatnya.

Adamma hanya menatap mata bu zhuaera dan menganggukkan kepalanya.

"Ada yang mengatakan kepada ibu kamu anak yang special, dia seorang dokter psikiater. dia merasa sangat kesepian karena istrinya telah meninggal dan dia tidak memiliki seorang anak, dia ingin Adamma bersama dengan nya untuk menjadi anaknya," jelas Ibu Zhuaera dengan lembut.

Adamma menggandeng tangan bu Zhuaera dan berjalan untuk menemui Pak Gunnar. setibanya mereka di ruangan, Pak Gunnar tersenyum kepada Adamma dan mejelaskan keinginanya untuk menjadikan Adamma anaknya.

"Perkenalkan saya Gunnar, saya ingin kamu menjadi anak saya dan menemani hari-hari saya menjadi tidak kesepian. mungkin sulit untuk kamu mempercayai saya sebagai orang tua barumu dan memenggil saya ayah, tapi saya bisa bersabar untuk itu," Pak Gunnar mendekati Adamma dan menatap matanya. "apa kamu mau memepercayai saya Adamma?" tanya Pak Gunnar tersenyum dan menatap lembut mata Adamma.

"Ini Pak Gunnar yang ibu ceritakan, jika kamu tidak ingin ibu tidak akan memaksa kamu Adamma seperti biasa. Kamu bisa menolak jika kamu ingin," kata Ibu Zhuaera yang sangat menyayangi Adamma.

Dengan mengedipkan mata dan mengangguk satu kali membuat Pak Gunnar dan ibu Zhuaera sangat senang.

"Terima kasih Adamma sudah mau memberi saya kepercayaan," ungkap Pak Gunnar memeluk Adamma.

"Baiklah ibu akan persiapkan semuanya, jika ini keinginan Adamma," ucap Ibu Zhuaera tersenyum.

Perpisahan pun terjadi di luar panti, Adamma yang terus memegang tangan Pak Gunnar membuat bu zhuaera yakin bahwa Pak Gunnar adalah orang yang baik.  Bukan sekali ataupun dua kali Adamma menolak di adopsi, tapi dengan Pak Gunnar dia  langsung memegang tangannya seraya mempercayai atas hidupnya.

"Adamma, jika nanti kamu merindukan ibu. Kamu bisa kesini, Ibu akan selalu mengingat kamu, karena kamu yang sangat special untuk ibu," Ibu Zhuaera memeluk Adamma.

"Adamma hanya mengangguk"

"Baiklah saya pamit dan nanti saya akan bawa Adamma jika memang dia memintanya kesini. saya berjanji akan memperlakukan nya dengan sangat baik," kata Pak Gunnar membuka pintu belakang mobilnya.

"Iya pak terima kasih," ucap Ibu Zhuaera tersenyum kepada Pak Gunnar.

Admma menaiki mobil duduk dibagian belakang dan pak gunnar menutup sangat pelan mobilnya agar Adamma tidak kaget.

Pak Gunnar langsung duduk dibagian depan untuk mengendarai mobilnya sendiri.

"Adamma siap, kita akan berangkat," ucap Pak Gunnar menengok ke Adamma dan tersenyum.

"Adamma mengedipkan mata,"

Pak Gunnar mengemudikan mobilnya dan membunyikan klakson berpamitan untuk terakhir kalinya, melihat di spion Ibu Zhuaera yang melambaikan tangan ke  arah mobil. Pak Gunnar  merapihkan spion depannya agar dia bisa melihat Adamma, tapi Adamma hanya melihat ke depan tanpa ekspresi membuat dia merasa sangat sedih.

"Adamma, jika suatu saat nanti kamu ingin berbicara maka berbicaralah. aku akan sabar menunggu untuk itu," ucap Pak Gunnar melihat ke spionnya.

"Adamma tetap diam"

"Jika nanti kamu sudah siap untuk memanggil saya

Ayah, kamu bisa memanggil itu dan saya siap mendengar suara indahmu," lanjut Pak Gunnar tersenyum.

Adamma tetap diam…

"Saya harap kamu bisa memanggil saya ayah, saya akan menandakan hari dimana kamu bisa memanggil saya ayah," batin Pak Gunnar.

2 jam perjalanan akhirnya tiba dirumah pak gunnar yang luas dengan bangunan sangat sederhana, tapi terlihat mewah. Pak Gunnar membuka pintu mobil dan mengajak Adamma masuk kerumahnya. Pak Gunnar menggandeng tangan Adamma ketika berjalan, dan Adamma tidak menolak itu.

"Adamma ini rumah ayah, dan pastinya ini juga rumah Adamma sekarang. Sekarang ayah akan tunjukan kamar Adamma," Pak Gunnar mengajak Adamma ke kamar barunya.

"Kamu bisa bilang dan mengeluh pada ayah, jika kamu tidak suka dengan kamarmu," kata Pak Gunnar menunjukan kamar dengan warna pastel yang lembut dan dihiasi dengan hiasan sebuah bintang dan planet membuat kamar tersebut seperti diruang angkasa.

Adama langsung melangkahkan kakinya berjalan kearah kasur dan melihat ke arah dinding kamarnya, dan menyentuh hiasan itu dengan tersenyum.

"Adamma kita tinggal berdua, jadi kamu harus memeberi tahu ayah jika kamu membutuhkan sesuatu. kamu tidak perlu malu karena sekarang aku adalah ayahmu," jelas Pak Gunnar mengelus rambut coklat Adamma.