Penampilan Jiang Chi saat ini sungguh tampan sampai membuat orang yang melihatnya merasa tidak pantas untuk mendapatkannya. Selain itu dengan rambut yang masih belum sepenuhnya kering itu, hal itu membuat pria itu memunculkan kesan yang seksi.
Jiang Chi pun memandang Gu Xiang dan berkata, "Masuklah."
Suara yang sangat tenang dan terdengar sangat lembut.
Ah benar, Jiang Chi adalah seorang dokter. Gu Xiang jadi merasa diselimuti aura yang tenang kalau bersama dengannya.
Kemudian Gu Xiang mengikutinya masuk ke dalam kamar. Jiang Chi sendiri juga tampak duduk di atas sofa.
Kamar Jiang Chi sangat besar, namun terdengar kabar bahwa pria ini sebenarnya jarang tinggal di sini.
Sebagai pria yang sudah dewasa, Jiang Chi tentu memerlukan kebebasannya sendiri.
Ia hari ini sudah pulang pun juga karena permintaan dari kakeknya untuk segera kembali ke rumah.
Walau terkesan penyendiri, namun Jiang Chi masih menyadari posisi dirinya di keluarga ini.
Menyadari bahwa dirinya telah menikah, walau tidak merasa perlu mempedulikannya, serta tidak menjadi solusi terbaik baginya. Akan tetapi, semua orang telah datang ke rumah sekarang.
Di sisi lain, Gu Xiang sebenarnya mengira hari ini Jiang Chi akan seperti kemarin. Ia sempat menebak bahwa pria itu akan memperlakukannya dengan dingin dan tidak mempedulikannya. Namun hal yang terjadi sekarang sama sekali tidak disangkanya, pria ini bahkan kelihatannya lebih ramah dan mudah didekati.
Pria itu duduk di sana, Gu Xiang menatapnya sambil berjalan duduk di dekatnya.
Tatapan Jiang Chi seketika mengarah ke tubuh Gu Xiang. Tidak tahu hal yang dipikirkan oleh pria itu, namun jelas terlihat bahwa pandangannya tampak merasa kasihan pada Gu Xiang.
Jiang Chi pun berkata, "Bersedia menikah dengan cara seperti ini! Kalau bukan masalah uang, biasanya demi mendapat masa depan yang cerah. Kalau kamu, apa yang membuatmu bersedia menikah denganku?"
Perkataan ini terlalu jujur dan membuat Gu Xiang langsung merasakan bahwa dirinya adalah sebuah produk yang telah dibeli untuk pria itu.
Namun kalau dipikirkan lagi, bukannya ucapannya juga tidak salah?
Gu Xiang bersedia menikah dengannya juga karena dirinya mau menolong permasalahan Keluarga Meng. Ia rela berkorban demi Keluarga Meng dengan cara menikah dengan peneru Keluarga Jiang
Meski kenyataannya demikian, namun kerabat dari Keluarga Jiang bisa menyembunyikan dengan baik dan tidak mengungkit masalah ini. Akan tetapi, nyatanya Jiang Chi memang sangat berbeda!
Gu Xiang melihatnya tertawa, "Tentu saja …. Demi uang juga demi masa depan."
Kalau bukan di antara keduanya, memang demi apa lagi?
Demi pria itu?
Menginginkan seorang pria yang ditakdirkan untuk tidak memiliki istri?
Lagi pula, Gu Xiang juga tidak mungkin menyukai sikapnya yang dingin dan sombong. Lebih dari itu, tidak mungkin juga Gu Xiang tertarik karena pria itu tidak pernah menganggapnya sebagai istri, kan?
Jiang Chi menatap dalam ke arah Gu Xiang, lalu mengingat ketika Gu Xiang memukul perempuan selingkuhan itu. Pria ini bahkan masih mengingat perkataannya saat itu….
Sejak kejadian itu, Jiang Chi menganggap bahwa gadis ini memiliki karakter yang kuat. Namun mendengar alasannya sekarang, tampaknya pola pikir Gu Xiang sama saja dengan perempuan selingkuhan itu.
Bukankah perempuan selingkuhan itu juga rela berselingkuh dengan pacar temannya demi uang juga?
Walau demikian, orang biasa pasti akan selalu menyembunyikan kenyataan itu dan tidak akan mengatakannya dengan jujur. Namun Gu Xiang, gadis ini tetap menjawabnya dengan jujur.
Jiang Chi mengatakan, "Kalau kamu sungguh mengatakan demikian, maka hal itu tidak buruk juga bagiku. Kedepannya…. Kamu tidak usah terlalu memperdulikan masalahku dan selalu bersikaplah baik dengan Kakek. Hal itu adalah kewajibanmu sebagai Nyonya Keluarga Jiang yang harus dilakukan!"
Nada bicara Jiang Chi seolah sedang mengajar Gu Xiang.
Pria ini sungguh menganggap Gu Xiang sebagai pesuruhnya. Tidak, lebih tepatnya sebagai alat untuk membuatnya terlihat normal di hadapan keluarga besar.
Gu Xiang menatap pria yang angkuh dan sombong itu, tetapi tidak menunjukkan rasa kesal sama sekali.
Gadis ini justru merasa bahwa akan semakin kacau bila pria itu malah tertarik dengannya!
Gu Xiang pun membalas bertanya, "Maksud Tuan Jiang, kedepannya kita akan hidup masing-masing, benar kan?"
Jiang Chi mengatakan, "Aku benci istri yang merepotkan."
Istri yang merepotkan?
Apakah pria itu sedang menunjuk Gu Xiang?
Gu Xiang melihat pria dihadapannya itu. Ia semakin menyadari bahwa suaminya ini sudah sangat meremehkan dan menghinanya.
*****
Di ruang makan, banyak kerabat sudah berkumpul. Makan siang juga disajikan dengan sangat mewah, hidangan apapun pasti ada.
Di saat ini, Gu Xiang duduk di samping Jiang Chi dan tangannya mengambil sepasang sumpit untuk mengambil sebuah makanan. Setelah itu, ia perlahan-lahan menikmati makanannya.
Gu Xiang barusan di atas hanya berbicara dengan Jiang Chi beberapa kata, lalu Jiang Chi menjawab panggilan teleponnya. Ya, suaminya ini sangat sibuk. Walaupun hari libur, tetapi ponselnya tidak pernah berhenti.
Gu Xiang pun memainkan ponselnya sebentar, lalu mereka berdua turun ke bawah.
Setelah kedua orang ini berbicara dengan jelas bentuk hubungan mereka serta memastikan pemikiran pria itu sama dengannya, Gu Xiang pun makan dengan tenang. Ia hanya menunggu sampai acara makan ini selesai dan dirinya bisa melakukan urusannya sendiri.