Awan berjongkok memandangi rumput-rumput bergoyang pelan di hadapannya. Tangannya terangkat menyentuh rumput panjang di jemarinya dan mencabut dengan kekuatan tak berarti. Pikirannya melalang pada sosok Sain yang melekat erat pada bayangnya.
Awan memikirkan hubungan intens mereka yang tak wajar dalam pandangan Awan. Namun, justru membawa candu yang mereka ciptakan. Dia layaknya terjebak pada sebuah lubang menganga yang dalam dan tak mampu untuk keluar kembali.
Hal semakin membuat Awan takut dan merasa bersalah adalah ketika dia menikmati semua perlakuan Sain pada dirinya. Namun, apa yang bisa Awan lakukan? Dia tidak mampu menolak dan entah mengapa terus mengikuti gelombang pasang surut yang Sain lakukan padanya.