Awan mengunci pintu kamarnya dengan baik, dia menyeret tubuhnya ke pinggir kasur dan menekan tombol hijau yang bergerak-gerak di layar ponselnya. Dia tersenyum mendapati Michelia yang menelponnya di ujung sana.
"Halo?" Suara Awan terdengar serak di telinganya sendiri. Dia memijat-mijat kecil lehernya sambil menunggu jawaban dari Michelia.
"Awan? Kamu baik-baik aja?" tanya Michelia khawatir.
"Aku baik, bagaimana dengan kamu, Lia? Kenapa kamu menelpon?"
"Aku ingin bertanya sesuatu Awan."
"Tanya Lia." Awan mengerutkan keningnya bingung dengan perubahan nada yang di gunakan oleh sahabatnya ini.
"Kamu tinggal bersama Langit di sana?"
"Iya, Michelia. Kamu sudah tahu kemarin, kan?"
"Aku minta maaf sebelumnya, Awan. Tapi apa ada ibumu di sana?" tanya Michelia hati-hati.
Awan terkesiap tatkala Michelia membawa tentang bagian anggota keluarganya itu yang sama sekali tidak Awan tahu siapa dan di mana keberadaannya. Awan menggeleng kemudian dia menjawab, "Nggak ada ibuku di sini."