Kedua bola mata Bellina terbuka setelah cahaya matahari masuk begitu saja ke dalam celah jendela kamarnya. Gadis itu segera bergegas untuk turun dari ranjang. Namun, tiba-tiba saja pergelangan tangannya dicekal oleh El Barack, lalu pria itu pun menarik paksa pergelangan tangan Bellina sehingga ia terjatuh kembali ke atas kasur. Perempuan dengan rambut panjang yang sudah berantakan itu melonjak kaget, ketika tubuh El Barack sudah menindih tubuhnya dan pria itu hanya tersenyum menyeringai.
Bellina membelalakkan matanya ketika El barack mengungkung kembali kedua tangannya sehingga dirinya kesulitan untuk bergerak.
"Apa yang akan kamu lakukan padaku!" ucap Bellina dengan nada tinggi dan mata yang sudah terbelalak.
"Jangan mencoba untuk memberontak, Bellina. Lakukan apa yang kuperintahkan. Aku tidak akan menyentuh area sensitifmu, melainkan hanya ingin …." El Barack mendekatkan wajahnya dengan Bellina. "Hanya ingin mencium bibirmu di pagi hari ini," ungkapnya yang langsung mencium lembut bibir Bellina tanpa izin dari si pemilik bibir.
Bellina tak bisa menolak sentuhan bibir yang dilakukan oleh El Barack kepadanya, bahkan terasa nyaman sekali karena El Barack mencium bibirnya dengan penuh kelembutan dan tak menyakitinya.
Lama kelamaan, Bellina benar-benar menikmati sentuhan bibir El Barack, sehingga membuat Bellina merasa bergairah untuk melakukan sesuatu hal yang lebih di pagi hari ini, selain hanya sebuah kecupan.
Disentuhnya tengkuk El Barack agar pria itu memperdalam ciumannya ketika bibir El sudah mulai menggerayangi ke area leher putih, mulus nan jenjang milik Bellina. Bahkan pria itu menggigit pelan leher Bellina sehingga meninggalkan tanda kepemilikan di sana.
El Barack sedikit demi sedikit mulai membuka baju Bellina. Bellina mulai tersadar dengan apa yang dilakukannya dengan El Barack adalah salah, bagi Bellina ia tak mau berhubungan lagi dengan pria kejam sepertinya. Namun Bellina malah terbawa gairah saat pria itu menyentuh tubuh dan bibirnya menggunakan lidah dan bibirnya.
Bellina mengarahkan matanya ke arah El Barack yang sedang berusaha untuk membuka bra yang dikenakannya. Dengan cepat Bellina segera menghentikan aksi yang akan dilakukan oleh El, dan mempertahankan bajunya agar tak terlepas dari tubuhnya.
El Barack tak suka dengan cara Bellina yang menghentikan aksinya ini.
"Aku tidak mau kamu melakukan hal lebih padaku, Tuan El. Aku sedang menstruasi, tolonglah ingat itu," sahut Bellina yang memberitahu El Barack.
Ucapan Bellina menghentikan gerakan tangan El Barack yang sedang menyentuh perut rata Bellina. El barack tersadar dengan yang dilakukannya ini memang salah, bukan salah karena ia menyentuh istrinya sendiri, melainkan salah ketika ia menyentuh Bellina yang sedang menstruasi dan hal itu tidak mungkin dilakukannya.
"Rapikan bajumu," titah El yang segera bangkit dari ranjang, sedangkan Bellina masih terdiam dengan yang dilakukan oleh El Barack tadi. Bellina tak menampik jika dirinya begitu menikmati setiap sentuhan El suaminya, walaupun saat awal pria itu menyentuhnya ia merasa takut. Namun, seiring berjalannya waktu dirinya malah menikmatinya begitu saja.
Setelah pria itu masuk ke dalam kamar mandi, dengan cepat Bellina merapikan pakaiannya yang sempat terbuka. Gadis itu beranjak pergi keluar dari kamar daripada diterkam lagi oleh pria yang sudah dipengaruhi oleh hasrat.
Kedua bola hazal Bellina menatap lurus, mengamati seorang pria yang sedang berdiri di depan mobil sang tuannya. Siapa lagi pria yang sedang ditatap oleh Bellina dari jarak jauh selain sosok Kevin. Pria yang begitu dicintainya. Namun, ia harus menikah dengan sosok pria kejam seperti El Barack.
Bellina berjalan mendekat ke arahnya, tanpa Kevin sadari. Dan sekarang gadis itu sudah berdiri tepat di belakang Kevin yang sedang menunggu Tuannya.
"Kevin." Panggil Bellina dengan nada suara yang bergetar.
Kevin mendengar dengan jelas suara perempuan yang sedang memanggilnya yang berada tepat di belakangnya.
Pria itu membalikkan tubuhnya ke belakang, matanya langsung membulat ketika sosok Bellina yang sudah berhadapan dengannya.
"Bellina," gumam Kevin yang masih tak percaya jika bisa melihat lagi wajah Bellina dari jarak dekat.
Terlihat kedua bola mata Bellina yang mulai berkaca-kaca. Ingin rasanya bagi Bellina memeluk tubuh Kevin, dan menumpahkan segala isi hatinya kepada pria yang sangat dicintainya itu. Karena sudah tak bisa menahan rasa rindunya, Bellina langsung memeluk tubuh Kevin erat, seolah tak ingin berpisah lagi dengannya.
"Bellina."
Mau tak mau Kevin harus membalas pelukan Bellina, karena ia pun begitu merindukan sosok Bellina yang sekarang sudah menjadi istri dari tuannya sendiri.
Bellina terisak di dalam pelukan Kevin. "Aku sangat mencintaimu, Kevin. Tolong bawa aku pergi dari sini," ucapnya yang sembari terisak.
Kevin mengusap rambut panjang Bellina yang tergerai sampai ke punggung, mencoba untuk menenangkannya. Mendengar isakan Bellina membuat Kevin benar-benar tak tega melihat keadaannya.
"Maafkan aku Bellina, aku pun masih menyimpan perasaan cinta padamu. Aku tidak ingin melihatmu diperlakukan tak adil di rumah ini," balas Kevin. Pria itu mencoba menyentuh bahu Bellina, terlihat raut wajah gadis itu yang sudah sembab dan mengeluarkan air mata.
Ditatapnya wajah Bellina lekat sembari mengusap air mata dari wajahnya.
"Bellina aku pun sangat mencintaimu, tapi sekarang kamu sudah menjadi istri dari Tuan El Barack. Tidak mungkin bagiku untuk mengkhianatinya," ucap Kevin agar Bellina mengerti dengan keadaannya sekarang.
"Tapi aku tidak ingin berada di sini, bagiku rumah ini adalah neraka dan menikah dengannya adalah sebuah kutukan. Tolong aku, Kevin …." Bellina menyentuh tangan Kevin. "Bawalah aku pergi dari rumah ini, aku ingin hidup denganmu," lirih Bellina memohon.
Kevin dalam keadaan serba salah, di lain sisi ia tak mungkin untuk membawa Bellina pergi dari tuannya, karena Kevin sudah berjanji akan setia kepada Tuannya, ketika Gerald mempekerjakan dirinya untuk menjadi kaki tangannya. Namun, di lain sisi, Kevin tak tega melihat Bellina yang tersiksa berada di tengah-tengah keluarga Nagara, yang hanya menikahinya demi sebuah keturunan semata.
Kevin kembali memeluk Bellina, membawa tubuh gadis itu agar berada di dalam dekapannya. "Aku akan mencari cara agar dapat membawamu pergi, Bellina. Namun, tidak sekarang, karena Tuan El baru saja mempekerjakanku dan memberikan tugas kepadaku."
Kevin melepaskan kembali pelukannya dengan Bellina.
"Sekarang kamu kembali ke dalam, aku tidak ingin apa yang dilakukan kita tadi terlihat oleh orang lain, terutama Tuan El. Dan aku tak ingin jika kamu dalam bahaya nanti," ungkap Kevin yang mengelus wajah putih Bellina. Bahkan Kevin pun mencium kening Bellina dengan berani.
"Sekarang kamu kembali, yah. Aku akan tetap berada di sampingmu Bellina, walaupun dengan jarak yang tidak dekat dan posisiku sebagai Sekretaris suamimu."
Dengan mengusap wajahnya, masih terasa air mata yang menetes, secara perlahan Bellina menganggukkan kepalanya. Walaupun terasa sulit bagi Bellina untuk berpisah sementara lagi dengan Kevin.
Bellina segera berjalan secara pelan, dan sesekali matanya diarahkan kembali kepada Kevin. Dan terlihat jika Kevin pun terus menatap ke arahnya sembari menyimpulkan senyuman.
"Maafkan aku, Bellina. Tapi aku berjanji akan terus melindungimu dengan cara apapun itu," gumam Kevin dalam hati.
Untuk Spoiler dan Visual Cast Check di Highlight Instagramku yah : @Aishimazaki30