Chereads / Disgraced Bride / Chapter 17 - Terasa Berat Untuk Meninggalkan Bellina

Chapter 17 - Terasa Berat Untuk Meninggalkan Bellina

El Barack terus memijat pelipisnya yang tampak berdenyut seketika. Pikiran pria itu pun terus dipenuhi dengan memikirkan Bellina, Bellina, dan Bellina. Bahkan ketika salah satu rekan bisnisnya yang bernama Ronald sedang memperkenalkan sebuah produk yang akan diluncurkannya dalam waktu dekat kepada El Barack, dan akan menjalin kerja sama dengan pria itu. 

El barack sama sekali tak mendengarkan semua perkataan dari Ronald. Karena pikirannya terlalu sibuk memikirkan Bellina, dan ucapan sang kakek yang terus memintanya untuk meninggalkan Bellina. Sedangkan sang sekretaris Kevin, lekat memperhatikan wajah Tuannya yang terus menatap dingin lurus ke depan, Kevin sedikit tahu dengan yang dipikirkan oleh Tuannya pasti sedang memikirkan tentang kejadian tadi di pagi hari.

"Bagaimana dengan kerja sama ini, Tuan El? Apa anda menyetujuinya?" tanya Ronald yang tak mendapat balasan dari El Barack. Wajah pria itu sedikit berubah, ketika mendapati wajah El Barack yang terus menghunus tajam.

"Tuan El, bagaimana dengan kerja sama yang akan anda jalani dengan Tuan Ronald, apa anda menyetujuinya?" Sekarang giliran Kevin yang menanyakannya. Namun, tetap saja tak ada jawaban dari El.

"Kita lanjutkan besok," ucap El yang beranjak bangun dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan rekan bisnisnya dengan wajah kebingungan. Dalam keadaan seperti ini mana bisa bagi El untuk fokus terhadap pekerjaannya, bahkan siang nanti sang kakek akan mempertemukan dirinya dengan salah satu putri dari seorang konglomerat, bukankah hal itu begitu membosankan.

"Maafkan atasan saya, Tuan Ronald," ucap Kevin sembari menundukkan wajahnya. "Saya akan menanyakannya lagi perihal kerja sama ini kepada Tuan El, ketika keadaan Tuan El sudah baik-baik saja."

"Baiklah Tuan Kevin, sepertinya hari ini Tuan El sedang ada masalah, dan itu semua terlihat jelas oleh saya. Saya sangat memahaminya," sahut Ronald.

"Seperti itu Tuan Ronald. Terima kasih banyak atas pengertiannya. Kalau begitu saya permisi," ucap Kevin yang berpamitan kepada Ronald. Pria itu segera menyusul tuannya yang pergi lebih dulu.

"Tuan El mau ke mana?" tanya Kevin ketika tuannya sudah berada di dekat mobilnya yang terparkir.

"Aku akan pergi untuk menenangkan diri. Jadi jika kakek mencariku, katakan padanya jika aku hanya pergi sebentar," titah El Barack kepada Kevin.

Pria itu segera masuk ke dalam mobilnya, dan melarang Kevin untuk ikut karena El ingin pergi ke suatu tempat yang bisa menenangkan pikirannya, yang tak lain adalah sebuah Bar. Tempat di mana jika dalam keadaan dirinya yang sedang kalut. El selalu datang ke tempat itu untuk bersenang-senang.

Kevin tak dapat membantah ataupun melarang ucapan dari Tuannya, walaupun pria itu sendiri tak tahu tempat yang akan didatangi oleh Tuannya.

Ponsel Kevin pun bergetar sebuah paanggilan masuk untuknya, terlihat jika nama kontak Bellina lah yang menelponnya. Tanpa menunggu lama bagi Kevin untuk menjawab panggilan dari perempuan itu.  

"Iya Bellina," sahut Kevin yang terdengar gugup. Karena untuk pertama kalinya juga ia saling berbicara lagi di telepon dengan Bellina, setelah sekian lama perpisahannya dengan perempuan yang sangat dicintainya.

"Aku ingin bicara denganmu, apa boleh kita bertemu, Kevin." Pinta Bellina dengan suara yang lirih.

Kevin dihadapkan dalam posisi yang bingung, Ia tak mungkin menolak permintaan Bellina, Namun, apa mungkin ia harus berhubungan lagi dengan Bellina yang sekarang sudah menjadi istri tuannya sendiri.

"Bagaimana, Kevin. Apa kamu mau?" tanya Bellina. "Aku mohon Kevin, aku pastikan jika Tuan El tidak akan tahu tentang pertemuan kita."

"Baiklah Bellina, aku akan menjemputmu sebentar lagi," ucapnya. Bellina sangat senang mendengarnya.

Keduanya pun menyudahi pembicaraan dan Kevin memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jas nya, dan berjalan cepat menuju mobil milik El barack lainnya yang tersimpan di perusahaannya.

***

El Barack mengemudikan mobilnya begitu cepat, tak memperdulikan pengendara lain yang melintas ke arahnya, serasa jalanan milik sendiri. Bahkan mobil El pun hampir menabrak mobil pengendara yang lain.

Tiga puluh menit lamanya, El Barack mengemudikan mobilnya dari perusahaan menuju ke sebuah Bar yang paling terkenal di negeri ini. Pria itu ingin menenangkan pikirannya yang sedang kalut dengan menenggak wine favoritnya tanpa ada orang yang mengganggu. Tanpa menunggu lama, El segera keluar, bahkan hampir seluruh penghuni bar ini mengenali sosok El. Pengusaha muda, tampan nan kaya, dan membuat para wanita bertekuk lutut padanya. Siapa orang yang tak mengenali sosok El Barack.

Sesampainya di dalam bar, tempat ini tak pernah sepi pengunjung. El Barack langsung menjatuhkan tubuhnya di atas sofa sembari menekan pelipisnya yang sedikit berdenyut.

"Wah, sepagi ini kamu sudah datang ke bar, El?" tanya Noah, sahabat El Barack yang mendekat ke arahnya.

El barack mendongakkan wajahnya. 

"Kamu sendiri sedang apa di sini, pagi-pagi?" El barack balik bertanya. Noah sudah duduk di samping El Barack dengan raut wajah pria itu yang tampak kusut. Dan Noah lekat memperhatikannya.

"Aku sedang bermain billiard, kenapa lagi dengan wajahmu itu, hah? Apa istri polosmu itu tak bisa memuaskanmu semalam, El?" tanya Noah sembari tersenyum mengejek. Dan langsung ditatap tajam oleh El Barack. Noah segera menghentikan tertawa kecilnya.

"Maaf, aku hanya bercanda. Jangan anggap serius," ungkapnya. "Tapi aku sangat penasaran, memangnya apa yang terjadi padamu, kenapa wajahmu terus ditekukkan begitu, tidak bergairah sekali?" tanyanya.

"Apa ada hubungannya dengan Bellina?"

Terasa berat bagi El Barack menjawab perkataan-perkataan dari Noah. Tapi, tujuan dirinya ke tempat ini memang ingin menenangkan diri.

"Ini soal kakekku, Noah. Dia sudah tahu jika Bellina mengidap penyakit yang sulit untuk hamil. Dan kakek mencoba untuk memperkenalkanku dengan seorang perempuan, kakek berusaha agar aku meninggalkan Bellina. Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran kakek. Mana bisa aku meninggalkan perempuan itu."

"Bukankah itu ide yang bagus, El. Kamu bisa menikah dengan perempuan yang bisa membuatmu senang, dan bisa memberikan keturunan untukmu. Bukankah tujuanmu menikahi Bellina, hanya menginginkan keturunan dari rahim perempuan itu? Dan Menurutku pikiran dan cara kakekmu itu memang benar. Kamu memiliki perusahaan yang sangat besar, dan sangat membutuhkan keturunan untuk meneruskan perusahaanmu nantinya. Jika kamu tetap mempertahankan Bellina, kapan perempuan itu akan memberikan keturunan untukmu, El. Berpikirlah panjang. Apa jangan-jangan kamu sudah memiliki rasa suka kepadanya?" tanya Noah yang membuat El barack langsung tersentak ketika akan menenggak wine nya. 

El Barack tak dapat membantah dengan ucapan yang dilontarkan dari Noah, karena memang dalam hatinya ia tak ingin meninggalkan gadis itu. Entahlah, dirinya pun merasa heran, dan apakah ini yang dinamakan sudah memiliki rasa pada gadis itu. Lirih El Barack dalam hati.

To be continued…

Untuk Spoiler dan Visual Cast Check di Highlight Instagramku yah : @Aishimazaki30