"Katakan, KATAKAN!"gertaknya dengan membulatkan matanya tajam ke arah Bellina.
"Terserah … kamu akan melakukan apa padaku, hiksss, menyiksaku atau bahkan membunuhku sekalian hiks … hiks ... Aku tidak akan pernah mengatakan siapa pria itu, aku tidak ingin pria yang sangat kucintai nyawanya terancam karenamu. Bunuhlah aku Tuan El, jika itu membuatmu senang. Karena sampai aku mati pun, aku tak akan pernah mengatakannya," ucap Bellina dengan nada sesenggukkan namun penuh keberanian. Dirinya tak akan pernah memberitahukan jika pria yang bersamanya adalah Kevin, sekretaris pribadi El Barack, dan juga pria yang sangat dicintai oleh Bellina.
"Cintai?! Kamu bilang pria yang sangat kamu cintai." El Barack sedikit mengulang ucapan Bellina dengan nada bicara yang parau. Terlihat sedikit kekecewaan yang tersemat di wajahnya setelah mendengar kalimat yang tak ingin didengarnya.
"Iya, teman sekaligus pria yang sangat aku cintai, hubunganku dengannya begitu dekat. Pria yang selalu menolongku dalam keadaan susah, dan dia sudah berjanji akan menikahiku. Tapi semuanya berubah setelah kamu memaksaku untuk menikah denganmu, Tuan El. Kamu yang menghancurkan segalanya, keinginan, cita-cita dan masa depanku. AKU SANGAT MEMBENCIMU!" gertak Bellina yang sudah tak bisa lagi menahan amarahnya kepada El Barack.
Karena sikap Bellina yang begitu berani kepadanya. El barack mencengkram kuat kedua bahu Bellina. Kemarahan, kekecewaan sudah menyatu menjadi satu, ditatapnya wajah Bellina dengan penuh amarah. Pria itu mendorong paksa tubuh Bellina sampai membuat tubuh perempuan itu terhempas menyandar di dinding sedikit keras. El barack langsung mengungkung tubuh Bellina. Menindih kedua tangan Bellina dengan tangannya sehingga perempuan itu kesulitan bergerak. Napas Bellina terengah-engah ketika El Barack terus menatapnya dengan tatapan yang tajam, seolah akan membunuhnya.
"Dasar jalang, aku tidak menyangka jika perempuan yang terlihat polos dan lugu sepertimu, bisa melakukan hal-hal yang sangat ku benci. Dari dulu aku sangat benci terhadap seorang pengkhianat dan pembohong. Namun ternyata …. " El mengusap pucuk kepala Bellina dan turun sampai ke dahi Bellina. "Ternyata jika perempuan yang telah kunikahi sendiri telah mengkhianatiku, berselingkuh dengan pria lain, sampai saling berciuman," tukasnya yang menekan dahi Bellina sampai menggerakannya dengan keras.
Dan kembali lagi El mencengkeram kuat dagu Bellina, membuat perempuan itu meringis lagi karena begitu sakit.
"Cih … " El barack berdecih jika mengingat apa yang dilakukan oleh Bellina dengan pria yang tak diketahuinya itu. Namun, El Barack berjanji untuk mencari pria yang bersama dengan Bellina.
"Pria itu hanya masa lalumu, Bellina. Karena sekarang kamu sudah menjadi istriku."
Bellina terus sesenggukkan, ia ingin memberanikan mengatakan sesuatu pada El barack, namun perempuan itu masih berusaha menormalkan keadaannya.
"Sekarang kamu sudah tahu, bukan. Apa kamu akan terus mempertahankanku?" tanya Bellina yang berani dan berharap agar El dapat menceraikannya dan memberikan kebebasannya untuk pergi.
El tak membalas pertanyaan dari Bellina, namun pria itu langsung mencium bibir Bellina dengan beringas membuat Bellina sedikit kesulitan bernafas. El terus mempercepat gerakan bibirnya untuk menguasai Bellina, walaupun perempuan itu berusaha untuk memberontak, menolak dan keluar dari kegiatan yang El barack lakukan terhadapnya.
Dengan penuh tenaga Bellina memukul dan menjauhkan tubuh El barack yang sedang mengungkungnya. Namun, El barack semakin menjadi-jadi menguasai Bellina.
"Hentikan … tolong hentikan," lirih Bellina karena ia tak ingin terbawa hasrat untuk melakukan hal lebih dengan El barack. Pria itu terus mengecup bibir sampai ke area leher Bellina, membuat Bellina mau tak mau mengeluarkan suara lenguhannya. Dan hal itulah yang membuat Bellina tak tahan dengan keberingasan El barack yang terus menghujamnya dengan ciuman bibir sampai ke leher.
"Tuan El, t-tolong hentikan," pinta Bellina. Tanpa sadar jika air matanya kembali keluar dari sudut matanya. Membuat El barack langsung menghentikan sebentar dengan yang dilakukannya, kini pria itu menatap wajah Bellina yang sedang menangis dengan keringat yang mengucur di leher putihnya.
"Ini hukuman untukmu, Bellina," ucapnya yang menempelkan jari telunjuknya ke dahi Bellina.
"Dan malam ini aku akan melakukan lebih dari ini kepadamu, bersiaplah. Karena selama satu minggu kamu harus melayaniku di atas ranjang, memberi pelayanan yang terbaikmu kepada suaminya. Jadilah istri yang baik, merawat dan menyiapkan semua kebutuhan suaminya," ucap El sembari tersenyum menyeringai.
Pria itu kembali ke posisi semula, sedangkan matanya masih diarahkan kepada Bellina yang masih terisak. "Dan satu hal lagi, aku akan mencari tahu pria itu, pria yang menjadi selingkuhanmu. Dimanapun dia berada dan seberapa kuat kamu mencoba menyembunyikannya. Setelah aku tahu, aku tidak akan membiarkannya untuk hidup," ancam El Barack yang membuat Bellina langsung menghentikan sesenggukan nya dan membulatkan matanya karena tak ingin El tahu jika pria itu adalah Kevin.
"Tidak! Tolong jangan lakukan itu, Tuan El. Aku mohon," ucapnya yang langsung membungkukkan tubuhnya di atas lantai sembari memegangi kaki El seraya memohon.
"Tolong jangan lakukan itu, Tuan El. Hiks
…"
"Menangislah Bellina, aku suka melihat tangisanmu itu." El barack tersenyum bahagia.
El ikut membungkuk mensejajarkan dengan tubuh Bellina. Ditatapnya wajah perempuan itu legam.
"Kamu pikir aku orang bodoh, tidak tahu dengan yang kamu lakukan di belakangku, Bellina. Aku adalah orang kaya dan bisa melakukan apapun yang kubenci, termasuk menyuruh para bodyguardku untuk membunuh musuh atau orang yang telah membuatku murka. Bahkan dari mulai sekarang, aku akan terus mengintai apapun yang kamu lakukan, termasuk ketika kamu berada di kamar mandi," ucapnya yang langsung berdiri dan menyingkirkan tangan Bellina yang masih memegangi kakinya. El barack segera pergi untuk membersihkan tubuhnya tanpa memperdulikan Bellina yang masih memohon kepadanya.
"Aku tidak akan pernah mengatakan jika itu adalah Kevin, aku tidak ingin pria jahat itu membunuhmu Kevin," lirih Bellina yang berusaha untuk bangkit dari duduknya. Namun, ia merasakan sakit yang tak tertahankan di area dagu yang dicengkram kuat oleh El barack tadi, dan juga perutnya. Bellina menyadari jika satu hari ini dirinya tak meminum obat pereda nyeri.
"Aw … kenapa aku harus mengalami nasib seperti ini, Tuhan." Lirih Bellina yang berusaha berjalan untuk mengambil obat pereda nyerinya, walaupun rasanya begitu menyakitkan.
Setelah obat tersebut berada digenggamannya, Bellina mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang. Perempuan itu masih memegangi dagunya yang masih sakit, dan sekarang menyentuh bibirnya yang sedikit merekah, karena El barack terus melumat bibirnya tadi dengan beringas.
"Aku ingin membunuh pria kejam itu, sebelum dia menemukan Kevin. Tapi bagaimana caranya?" tanya Bellina yang berbicara pada dirinya sendiri.
"Dia memiliki segalanya, bodyguard, intel, dan kaki tangan."
Bellina terlihat frustasi sekarang, ketika El barack mengancam untuk mencari keberadaan pria yang bersamanya. Bahkan yang lebih parah jika El Barack akan membunuh pria itu.
To be continued…
Untuk spoiler & visual cast, lihat di Highlight instagramku : @ Aishimazaki30