Chereads / Disgraced Bride / Chapter 12 - Rasa Canggung

Chapter 12 - Rasa Canggung

Mobil mewah milik El Barack yang dikendarai oleh Kevin sudah tiba di halaman kawasan rumahnya yang begitu elite. El Barack tak langsung pergi keluar, ia masih memijat kepalanya yang terus berdenyut karena kebanyakan minum wine tadi saat di kantor. Nasib baik ada Kevin yang membantu dirinya ketika sudah merasakan mabuk dan memapahnya untuk masuk ke dalam mobil.

"Apa Tuan El baik-baik saja?" tanya Kevin dengan hati-hati karena melihat keadaan Tuannya yang kacau dan terus memijat kepalanya.

"Hem ...." Hanya dijawab Suara oleh El Barack.

Pria itu segera keluar dari mobil dengan terus memegang kepalanya. Hampir saja El Barack terjatuh, namun nasib baik ia masih bisa menahan diri dengan memegang pintu mobil yang menjadi tumpuannya.

"Tuan," panggil Kevin yang akan segera membantu El Barack.

"Aku bisa sendiri, Kevin." El Barack menolak pertolongan dari Kevin, dan berusaha untuk berjalan tanpa bantuan dari orang lain. El Barack bukanlah orang yang lemah, bukan karena mabuk ia tak dapat melakukan apapun, termasuk berjalan.

Pria itu berjalan terpapah-papah menuju kamar, dan di belakangnya sudah ada Kevin yang dengan setia terus memperhatikan Tuannya, Kevin dengan sigap akan membantu Tuannya jika El terjatuh.

Setelah El Barack masuk ke dalam kamar, Kevin masih memandangi pintu kamar Tuannya dengan Bellina. Kevin sendiri merasa bingung, di lain sisi ia tak tega melihat kehidupan Bellina di tengah-tengah keluarga Nagara. Namun di sisi lain ia tak mungkin membangkang dan membelot dengan perintah Tuannya. Entahlah, Kevin pun merasa heran mengapa ia tak bisa untuk mengkhianati El Barack ketika tujuan Tuannya menikahi Bellina hanya menginginkan keturunan darinya, bahkan Kevin merasa jika perasaan suka sedikit sudah tumbuh di dalam hati Tuannya itu, namun masih terhalang oleh ego. Tak lama Kevin segera pergi dari depan pintu kamar Tuannya karena ada sesuatu yang harus dikerjakan.

El Barack sudah berada di dalam kamarnya, dan terlihat jika jendela rooftop kamarnya terbuka. Secara perlahan El berjalan ke arah jendela tersebut dan mendapati jika Bellina sedang berdiri di depan rooftop kamarnya. Wajah gadis itu terlihat gembira ketika melihat hujan yang turun, walaupun tidak deras. Namun Bellina sangat menyukainya. Karena sejak kecil Bellina sangat menyukai hujan, bahkan Bellina merasa jika bermain-main dengan hujan, ia dapat sedikit melupakan kehidupan kejam yang menimpanya ini. Bellina pun merasa jika setiap melihat hujan seperti melihat kedua orang tuanya yang telah tiada, seolah jika keduanya hadir kembali di dalam kehidupannya, dan memberikan tenaga agar Bellina terus melanjutkan hidupnya yang dirasa tak adil ini.

Tanpa Bellina sadari jika ada seseorang yang sudah memperhatikannya dari belakang. Terlihat El Barack yang menatap tingkah Bellina tajam nan dingin dengan menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Kenapa tingkahnya seperti anak kecil begitu, apa aku menikah dengan seorang bocah," gumam El Barack yang merasa heran dengan sikap dan tingkah Bellina.

Mata pria itu terus memperhatikan wajah Bellina yang sedang kegirangan memainkan air hujan yang menyiprat ke arah tangannya.

"Deg … deg …."

El Barack merasakan sesuatu yang aneh di dalam jantungnya. Bahkan datang secara tiba-tiba setelah ia melihat Bellina. El Barack merasa jantungnya terus berdetak tak normal begini, sampai membuat pria itu harus benar-benar berusaha menormalkan keadaannya. Terlebih ketika melihat baju yang dikenakan oleh Bellina malam ini yang terlihat begitu feminim.

Bellina mulai menyadari jika ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari arah belakang. Gadis itu menoleh ke belakang sehingga rambutnya yang sedikit basah terkibas dengan sempurna di hadapan El Barack. Mata Bellina terbelalak ketika mendapati El yang sudah berdiri lekat menatapnya. Sedangkan El Barack sendiri merasa terpesona ketika Bellina menoleh ke arahnya.

"Ya Tuhan kenapa malam ini dia terlihat cantik sekali," gumam El Barack dalam hati yang tak sadar jika dirinya telah memuji wajah Bellina.

"Apa yang telah kuucapkan tadi, tidak mungkin bagiku memuji gadis polos itu," sarkas El Barack yang langsung meralat ucapannya sendiri. Walaupun ia masih tak menampik jika Bellina memang memiliki wajah yang sangat cantik.

Bellina segera membenarkan keadaannya dan masuk ke dalam, sedangkan tangannya masih terasa basah setelah memainkan air hujan.

"Kenapa tingkahmu seperti anak kecil sekali. Apa seumur hidupmu tak pernah melihat air hujan yah," kesal El Barack kepada Bellina.

Bellina terdiam mencoba menormalkan keadaannya di hadapan pria angkuh nan jahat seperti El Barack.

"Aku sangat menyukai hujan," balas Bellina santai apa adanya.

"Aku tidak peduli." El Barack pergi melengos begitu saja dari hadapan Bellina.

El Barack segera melepaskan jas hitamnya dan membuangnya secara asal ke lantai, dilonggarkannya dasi yang membuatnya sesak dari tadi. Bahkan El pun membuka satu per satu kancing kemeja putihnya sehingga dada bidangnya sedikit terekspos.

Bellina yang menyadari akan hal itu langsung membuang wajahnya jauh agar tak melihat tubuh indah nan seksi El barack, walaupun pria itu sudah menjadi suaminya sekarang.

Gadis itu terus menundukkan wajahnya agar tak saling tatap dengan El Barack.

"Untuk apa kamu membengong di situ, lebih baik kamu siapkan air hangat untukku mandi," titah El Barack yang sedang memakai kimono baju mandinya. Jika ia terus bertelanjag dada di hadapan Bellina, bisa-bisa perempuan itu mati berdiri karena melihat tubuh indahnya ini.

Bellina langsung pergi dan tak mengatakan sepatah kata apapun atas perintah El Barack. Namun Bellina menghentikan langkah kakinya dan mengambil jas milik El yang sengaja di buangnya tadi ke lantai, memasukkannya ke dalam keranjang pakaian kotor.

Pria itu hanya sedikit melebarkan bibirnya mengingat tingkah Bellina tadi yang seperti anak kecil.

Tak lama Bellina sudah keluar dari kamar mandi.

"Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu, Tuan El," ucap Bellina yang memberitahu El Barack.

"Kamu ganti pakaianmu yang basah, jika kamu sakit nanti aku juga yang repot," ucapnya yang segera pergi masuk ke dalam kamar mandi. Perkataannya memang terdengar perhatian, namun masih saja terhalang oleh ego.

Sedangkan Bellina hanya mengiyakan perintah dari El Barack.

"Kukira orang sepertinya tak memiliki hati sama sekali, tapi ternyata dia masih memiliki sifat empati juga, walaupun hanya sedikit dan terhalang oleh ego," ungkap Bellina yang segera mengganti pakaiannya.

Setelah selesai, Bellina segera merebahkan tubuhnya di atas kasur king size milik El Barack. Bellina berpura-pura untuk segera tidur, ia tak ingin berhadapan dengan El Barack. Bahkan jangan sampai jika pria itu berbuat macam-macam kepadanya lagi, dan kali ini Bellina akan melawan jika El Barack mencoba menyentuh atau merenggut apapun di dalam tubuhnya, walaupun pria itu adalah suaminya sendiri.

Jantung Bellina kembali berdetak dengan kencang ketika telinganya mendengar suara handle pintu kamar mandi yang terbuka. Dengan cepat Bellina menutup seluruh tubuhnya mengenakan selimut. Sedangkan El Barack yang melihat tingkah Bellina hanya dibuat tersenyum kecil.

Tanpa menunggu lama El Barack segera mengambil baju dan memakainya, pria itu naik ke atas ranjang. El Barack merasakan ada sesuatu hal yang berbeda yang ia rasakan sekarang, ketika berada di atas satu ranjang yang sama dengan Bellina. Entahlah, ia pun tak mengerti karena tak seperti biasanya. Padahal sudah satu minggu ia tidur bersama dengan gadis polos ini, bahkan keduanya telah melakukan hubungan suami istri dan El sudah mengambil keperawanannya.

Keduanya saling terdiam satu sama lain. Ketika Bellina yang tak bisa memejamkan matanya, bahkan untuk menggerakkan anggota tubuhnya pun terasa sulit baginya. Rasa kikuk dan canggung begitu saja melandanya. Sedangkan El barack mencoba untuk menetralkan keadaan dan perasaan aneh yang datang secara tiba-tiba kepadanya.

Untuk Spoiler dan Visual Cast Check di Highlight Instagramku yah : @Aishimazaki30