"Baguslah, tapi jika perempuan ini tak dapat memberikan banyak keturunan untukmu, lebih baik kamu tinggalkan saja, El. Dan carilah perempuan lain," tegas Gerald.
El Barack tercengang mendengar ucapan sang kakek untuk meninggalkan Bellina. Mengapa rasanya begitu sulit untuk mengikuti keinginan sang kakek. Entahlah, El Barack pun tidak mengerti dengan perasaannya kepada Bellina, seraya seperti tak bisa meninggalkan Bellina. Walaupun tidak secara gamblang ia memiliki perasaan kepada gadis itu.
Wajah kakek Gerald terus menyiratkan senyuman di wajahnya yang sudah tak muda lagi itu. "Bagaimana, El. Apa kamu mau mengikuti keinginan kakek?" tanya Gerald karena melihat Keterdiaman El Barack.
El Barack mencoba menormalkan sikapnya di hadapan sang kakek. Seolah jika dirinya tak memiliki perasaan khusus kepada Bellina dan hanya menjadikan Bellina sebagai alat untuk melahirkan keturunannya.
"El baru seminggu menikahinya, Kek."
"Kakek tahu, El. Tapi apakah istrimu ini subur untuk melahirkan banyak keturunan untukmu? Karena itu hal yang paling penting, ketika kamu menikahi seorang perempuan dan bisa melahirkan banyak keturunan untuk meneruskan dinasti keluarga kita," tegas Gerald.
Bellina yang dari tadi terus berdiri, sudah tak kuat lagi mendengar segala ocehan kakek dan cucunya yang tak memiliki hati sama sekali. Bagaimana bisa mereka memiliki hati yang begitu jahat dan hanya menginginkan keturunan untuk tujuan pribadi, tanpa memikirkan keadaannya. Telapak tangan dan sela-sela jarinya sudah terasa berair. Ingin sekali bagi Bellina untuk pergi dari hadapan kedua orang ini.
"El sangat yakin, jika perempuan ini dapat melahirkan banyak keturunan Untuk El, Kek," El Barack melirikkan matanya ke arah Bellina, dan Bellina pun membalas tatapan El Barack dari samping. Tatapan benci ditampilkan oleh Bellina.
"Dia bisa melakukan tugasnya dengan baik, Kek. Sebagai istri El Barack Gunadhya Nagara," tegas El Barack.
"Bagaimana bisa kamu berbicara seperti itu,Tuan El. Kamu sudah tahu dengan kondisi dan penyakit yang kuderita,tapi kenapa kamu mengatakan kepada kakekmu jika aku dapat melahirkan banyak keturunan untukmu, apa kamu tidak merasa kasihan dengan kondisiku," lirih Bellina dalam hati. Serasa ingin mati jika sudah dalam keadaan seperti ini. Mungkin lain kali Bellina akan melakukan percobaan bunuh diri lagi.
Gerald menyentuh bahu cucunya. "Bagus jika begitu El, kakek senang mendengarnya dan merasa bangga padamu, ketika memilihnya untuk melahirkan banyak keturunan.Dan ingatlah tujuanmu menikahinya untuk apa? Jika perempuan ini tak dapat memberikan apapun yang kamu inginkan, lalu untuk apa dipertahankan, tinggalkanlah saja!" sahut Gerald yang tetap kekeh dengan pendiriannya.
"Satu lagi, kakek hampir terlupa untuk mengatakan sesuatu padamu," ucap Gerald.
"Apa Kek."
"Kevin." Panggil Gerald kepada salah seorang kaki tangannya yang bernama Kevin.
Pria tampan dengan penampilan berjas hitam rapi yang tak kalah dengan penampilan El Barack masuk ke dalam ruangan tempat dilakukannya sarapan pagi ini.
Bellina yang mengenali dengan jelas sosok pria itu, membelalakkan matanya ketika pria yang sangat dicintai dan ingin ditemuinya berada di depan matanya. Yah, Kevin Anumerta Sanjaya, sosok teman baik Bellina semasa kecil sampai remaja.
Sedangkan Kevin sendiri pun merasa terkejut ketika mendapati Bellina, perempuan yang sangat dicintainya berada di dalam keluarga Nagara.
"K-Kevin," gumam Bellina yang benar-benar tak menyangka dengan kehadiran Kevin di dekatnya. Bahkan dengan penampilan pria itu yang sangat berbeda.
"Iya Tuan Gerald," balas Kevin yang hormat kepada Tuannya, dan mengarahkan matanya kepada Bellina yang terlihat terkejut bertemu dengannya.
"Siapa dia, Kek?" tanya El Barack.
"Dia adalah Kevin, kaki tangan kakek yang sudah kakek pekerjakan saat di Amerika. Ia sangat telaten saat bekerja dan bisa diandalkan. Jadi kakek pikir jika Kevin sangat cocok bekerja untukmu, Kevin dapat membantumu dalam hal apapun," ungkap Gerald.
"Saya sangat tersanjung jika menjadi kaki tangan dari Tuan El Barack Gunadhya Nagara. Saya sudah mengetahui sosok Tuan El sebelumnya. Bahkan suatu kehormatan bagi saya dapat bekerja dengan Tuan El," ungkap Kevin.
"Bagaimana El? Kevin dapat membantumu dalam hal apapun itu, termasuk melawan musuh para bisnis keluarga kita."
"Baiklah kek. Aku memang membutuhkan bantuannya untuk bisnisku nanti dan melawan orang-orang yang berniat jahat di belakang ku, dan orang-orang yang berniat untuk mengkhianatiku."
Ketika El Barack yang masih berbicara dengan Gerald, sedangkan antara Bellina dan Kevin masih terus saling bertatapan satu sama lain. Rasa cintanya kepada Kevin masih ada dalam hati Bellina sampai sekarang, dan sebaliknya Kevin pun masih memiliki perasaan cinta Kepada Bellina. Perempuan yang sudah lama tak ditemuinya.
El Barack menggenggam pergelangan tangan Bellina dengan erat, membuat Bellina langsung mengalihkan pandangannya dari Kevin, walaupun ia masih ingin melihat pria yang begitu dicintainya.
"Kevin, di lain sisi aku begitu senang bisa melihat wajahmu dan bertemu denganmu lagi. Namun, di sisi lain kenapa kamu bisa menjadi kaki tangan dari kedua pria kejam ini, nasibku sudah hancur di tangan El Barack, dan sekarang kenapa kamu pun harus menjadi kaki tangan El barack. Aku tidak ingin kamu menjadi pria jahat, Kevin," gumam Bellina merancau dalam hati. "Dan mungkin kamu akan kecewa jika aku sudah menjadi istri dari pria kejam ini," gumam Bellina dalam hati lagi.
Tak hanya Bellina yang bergumam di dalam hati, melainkan Kevin pun sedang bergumam dalam hati melihat jika Bellina telah menjadi istri dari pria yang akan menjadi Tuannya. Hati El memang sakit melihatnya, ketika perempuan yang sangat dicintainya telah menjadi milik orang lain, bahkan majikannya sendiri. Tapi hal yang Kevin belum ketahui kenapa bisa Bellina menjadi istri dari El Barack. Pria penuh kuasa itu seringkali berhubungan dengan banyak wanita dan model.
"Kevin, dari mulai sekarang kamu akan menjadi kaki tanganku. Kamu harus ikut kemanapun aku pergi," tegas El Barack.
"Baik Tuan." Langsung disanggupi oleh Kevin.
"Sekarang kita pergi ke perusahaanku." El Barack segera pergi sambil menggenggam pergelangan tangan Bellina dan menariknya untuk ikut dengannya keluar. Tanpa menunggu lama langsung diikuti oleh Kevin menyusul kepergian Tuannya. Namun, sebelum Keluar Kevin terlebih dahulu memberikan hormat kepada Gerald.
Bellina sudah merasakan sakit di pergelangan tangannya karena terus dicengkram kuat oleh El Barack, bahkan ringisannya tak digubris sama sekali oleh pria kejam itu.
Namun ketika sudah sampai di mobil El Barack yang sudah terparkir dan pegangan El Barack yang sedikit renggang. Dengan cepat Bellina memberontak melepaskan diri dari genggamannya.
"Sakit," gertak Bellina dengan memelototkan matanya dihadapan El Barack dengan berani. Sedangkan Kevin melihat dengan jelas perlakuan yang diberikan Tuannya kepada Bellina yang membuatnya tak tega melihat Bellina diperlakukan seperti itu.
"Wah, berani sekali kamu menggertakku. Kamu pikir siapa, seorang model terkenal pun tak pernah menolak sentuhan dariku, sedangkan kamu yang hanya gadis polos dan lugu begitu berani melakukannya," tegas El Barack yang mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Bellina. Wajah Bellina sudah terlihat bergetar.
"Dasar pria jahat dan kejam, aku sudah mengatakannya padamu. Lebih baik kamu membunuhku secara langsung daripada membunuhku secara perlahan," lirihnya dengan perasaan yang sangat sudah benci terhadap El Barack.
Untuk Spoiler dan Visual Cast Check di Highlight Instagramku yah : @Aishimazaki30