Keadaan Bellina sudah dalam keadaan segar sekarang. Setelah ia membersihkan tubuhnya yang terasa lengket dan pegal.
Sesaat dirinya yang baru saja keluar dari kamar mandi, dengan penampilannya yang sudah terlihat rapi. Matanya langsung melihat El Barack yang sedang memakai kemeja kantornya. Untuk pertama kali bagi Bellina melihat El Barack yang sedang memakai pakaian kantor. Bahkan jika penampilan El Barack benar-benar begitu sangat tampan. Membuat Bellina sedikit merasa terpesona melihatnya.
"Apa yang sedang kamu pikirkan, Bellina. Hilangkan perasaan seperti itu, walau bagaimanapun jangan pernah ada perasaan cinta diantara pernikahanmu, jangan sampai kamu menyukai pria kejam sepertinya," gumam Bellina dalam hati.
Keterdiaman Bellina ternyata disadari oleh El barack yang sedang menatap ke arahnya. Sedangkan tangannya sibuk memakai dasi di kerah bajunya.
"Sedang apa kamu bengong di situ?" tanya El barack menyadarkan Bellina.
Bellina terperangah mendengar ucapan El barack.
"A-aku … " Jawab Bellina gugup.
"Daripada kamu menganggur lebih baik pakaikan sepatuku, karena secepatnya aku akan berangkat ke kantor," titah El barack kepada Bellina.
Bellina mengiyakan saja perintah dari El barack dan mendekat ke arah pria itu yang sudah duduk di atas sofa, sedangkan matanya fokus membaca majalah perbisnisan.
Bellina sudah berdiri di hadapan El barack dan segera mendudukkan tubuhnya agar sejajar dengan El.
Diraihnya sepatu hitam yang sudah mengkilat itu. Melihat posisi Bellina yang sudah tertunduk di depannya. El barack lekat menatap wajah yang terlihat fresh dan memperhatikan gerakan yang dilakukan oleh Bellina, membuat gadis itu semakin gugup.
Terlihat tangannya yang sudah bergetar ketika Bellina sedang memakaikan kaos kaki. Sesekali Bellina mengarahkan matanya ke arah El barack yang masih lekat menatapnya.
Bellina langsung menunduk kembali karena merasa takut.
"Lakukan tugasmu yang baik kepadaku, Bellina." Ungkapnya yang memegang ujung rambut Bellina dan menariknya secara pelan ke arahnya. Agar wajah Bellina mendekat dengan wajahnya. Bellina meringis dan mencoba menghindar dari tatapan El barack.
"Dan jangan sekali-kali menghindar dari tatapanku, Bellina." Bisiknya di telinga Bellina.
El Barack melepaskan ujung rambut Bellina, dengan cepat Bellina melanjutkan pekerjaannya.
Setelah selesai, El Barack segera bangkit dari duduknya dan membenarkan penampilannya yang sudah rapi. Sedangkan Bellina masih tetap tertunduk di lantai.
"Ikut denganku keluar," titah El Barack.
Bellina segera berdiri mengikuti perintah dari El barack. Diraihnya tangan Bellina oleh El Barack, membuat gadis itu tertegun dengan sikap lembut El kepadanya. Bahkan baru pertama kali baginya disentuh dengan cara lembut seperti ini.
Keduanya sudah tiba di ruang makan, beberapa pelayan yang berada di ruangan ini terlihat sedang menundukkan wajahnya ketika sang majikan sudah duduk di kursi dan diikuti oleh Bellina yang duduk di sampingnya.
Tak ada yang berani untuk memulai pembicaraan.
"Kalian tahu perempuan yang berada di samping adalah istriku, istri dari seorang El Barack Gunadhya Nagara. Jadi aku beritahukan kepada kalian semua, dari mulai sekarang panggil Nyonya Bellina kepada perempuan yang berada di sampingku," tegas El Barack memberitahu para pelayannya. Dan tentu saja hal itu membuat Bellina tersentak mendengar penjelasan dari El Barack.
Dengan penuh keberanian Bellina melirik ke arah El Barack, mencari kejujuran dari raut wajahnya. Tanpa disangka jika El Barack ternyata membalas tatapannya dari samping. Dengan cepat Bellina melengos kan wajahnya agar tak saling bertatapan dengan El Barack, karena perasaan aneh yang selalu Bellina rasakan jika saling bertatapan dengan El Barack.
"Kalian mengerti apa yang kuucapkan tadi?" tanya El barack kepada para pelayannya.
"Kami mengerti, Tuan El," jawab berbarengan para pelayan dengan posisi masih menundukkan wajahnya.
"Baguslah, perlakukan dia seperti seorang Nyonya di sini, karena itu semua atas perintahku," titah El Barack kepada para pelayannya.
"Tunggu dulu, El." Sahut seorang pria yang membantah ucapan dari El barack. El Barack tercengang dan semua mata pun menuju ke arah seorang pria yang sudah tak muda lagi sedang berdiri di depan pintu. Tatapan pria itu begitu tajam mengarah kepada El Barack dan Bellina.
"Kakek," gumam El Barack yang tak menyangka dengan kehadiran sang kakek di rumahnya. Bahkan sang kakek mengatakan jika akan pulang dalam waktu seminggu lagi.
El Barack langsung bangkit dari duduknya, melihat El yang sudah berdiri, Bellina pun juga ikut berdiri.
Gerald berjalan ke arah El Barack.
"Perempuan ini bisa menjadi seorang Nyonya di sini, jika ia bisa melahirkan keturunan untukmu, El. Karena seorang keturunan begitu penting bagi keluarga kita mengingat untuk melanjutkan seluruh bisnis dinasti Perusahaan Nagara Corp," tegas Gerald memberitahu cucunya.
Gerald memperhatikan wajah dan penampilan Bellina sambil berdecak.
"Apa perempuan ini cocok menjadi bagian keluarga kita, El?"
Bellina merasa disudutkan dengan ucapan sang kakek.
"Apa maksud kakek?"
"Perempuan ini sangat berbeda dengan perempuan yang pernah berhubungan denganmu, El. Kakek merasa heran mengapa kamu menikahi gadis kampung sepertinya, memangnya tak ada perempuan lain yang layak kamu nikahi, El," ungkap Gerald dengan nada bicara seolah menghina Bellina.
El Barack merasa heran dengan sikap kakeknya, bukankah sebelum menikahi Bellina. El barack sudah mengatakan terlebih dahulu kepadanya, dan tanggapan sang kakek baik-baik saja. Namun, mengapa sekarang terlihat jika kakeknya seperti tak menyukai Bellina dan seolah merendahkannya.
"Ah … kakek tahu, kamu menikahi gadis polos dan kampung sepertinya hanya ingin mendapatkan keturunan darinya saja, kan. Kamu tidak benar-benar menganggap jika pernikahan ini ada. Karena kakek dapat melihatnya dengan jelas jika perempuan di sampingmu sama sekali tak pantas menjadi istrimu dan bersanding dengan keluarga kita."
Kalimat terakhir yang dilontarkan oleh sang kakek benar-benar membuat hati Bellina teriris, bahkan mana mungkin bisa sang kakek mengatakan hal itu. Padahal pagi ini adalah pertemuan pertamanya dengan Kakek Gerald. Namun sepertinya pria tua itu tak menyukai Bellina.
"Tahan Bellina, jangan sampai kamu mengeluarkan air matamu lagi, jangan merasa kalah dengan mereka," gumam Bellina dalam hati.
El Barack melirik Bellina kembali, terlihat raut wajah yang menahan tangisan, terlihat jelas oleh El Barack.
"Kakek sudah tau dengan tujuanku menikahi Bellina, karena hanya ingin mendapatkan keturunan darinya. Dia masih perawan, berbeda dengan para model yang pernah dekat denganku, rata-rata mereka sudah tak perawan. Maka dari itu aku mau membelinya dengan harga yang sangat mahal, walaupun hanya gadis polos dan tak tahu apapun."
Belum sembuh luka yang diakibatkan oleh ucapan sang kakek. Dan sekarang diperparah oleh ucapan yang baru saja dilontarkan oleh El barack. Rasanya ingin menjerit sekencang mungkin.
"Baguslah, tapi jika perempuan ini tak dapat memberikan banyak keturunan untukmu, lebih baik kamu tinggalkan saja, El. Dan carilah perempuan lain," tegas Gerald.
Untuk Spoiler dan Visual Cast Check di Highlight Instagramku yah : @Aishimazaki30