Setelah melakukan hubungan suami istri malam ini dengan El Barack. Sekarang, keduanya dalam posisi terbaring dengan napas yang terengah-engah. Bellina yang berusaha menutupi seluruh tubuhnya yang telanjang dengan selimut putih, dan sedikit basah karena terkena keringat yang bercucuran di tubuhnya. Sedangkan El Barack pun dalam kondisi yang sama dengan tubuh telanjangnya terekspos dengan sempurna. Sehingga terlihat tubuh dan abs perutnya yang menggoda.
Secara perlahan Bellina mengedarkan matanya ke arah El Barack. Sudut bibir gadis itu melengkung ke atas ketika mengingat apa yang dilakukannya dengan El Barack tadi, bahkan melihat wajah nyaman pria yang kini telah menjadi suaminya.
Bellina tak mengerti mengapa ia merasa sangat menikmati dengan hubungan suami istri yang dilakukannya malam ini. Karena awal-awal El Barack menyentuhnya ia begitu ketakutan dan terus merasakan sakit di area sensitifnya. Namun malam ini, rasanya begitu menikmati karena El Barack melakukannya dengan penuh kelembutan tidak kasar seperi awal pria itu melakukannya.
Bellina berusaha untuk bangkit dari baringannya karena ingin memakai pakaiannya. Udara malam ini terasa begitu dingin dan menelusup masuk ke dalam tulang-tulangnya. Namun tetap saja jika area sensitifnya terasa sakit, ketika hendak berjalan untuk mengambil pakaian.
"Aw …. " Ringis Bellina yang terdengar oleh El Barack. Dengan cepat pria itu pun ikut bangkit dari tidurannya, melihat keadaan Bellina yang sedang berusaha memegang selimutnya erat untuk menutupi tubuh polosnya.
El Barack sudah mengerti dengan yang akan dilakukan oleh Bellina.
"Kamu tunggu saja di sini, biar aku yang akan mengambilkan bajumu," sahut El Barack yang mengambil pakaian Bellina yang berceceran di lantai.
"Duduklah, biar aku yang memakaikannya," pinta El Barack yang akan memakaikan bra dan gaun lingerie ke tubuh Bellina.
"Aku tidak ingin memakai baju itu, udara malam ini begitu dingin, dan tidak mungkin bagiku memakai baju tipis seperti itu," balas Bellina yang enggan memakai baju yang diambilkan oleh El Barack.
El Barack tersenyum pias. "Kamu tidak akan kedinginan Bellina, karena aku yang akan menghangatkanmu," ujarnya diselingi dengan senyuman kecil dan penuh godaan.
"Tapi …."
"Jangan membantah perintahku! Aku pastikan kamu tidak akan kedinginan, karena aku yang akan menghangatkanmu."
Bellina tak dapat membantah lagi perkataan dari El Barack, walau bagaimanapun pria itu tak suka jika dibantah. Bellina menerima saja perlakuan dari El Barack ketika pria itu sudah mulai membuka selimut yang menutupi tubuh polosnya, sehingga tubuh putih nan mulus dengan dua buah dada yang terlihat merekah akibat El Barack yang terus memainkannya. Sudah terekspos dengan sempurna di hadapan El Barack. Bellina merasa malu ketika tubuh polosnya ditatap lekat oleh El Barack, namun jika pria yang sedang menatapnya adalah suaminya sendiri.
Pria itu menelan salivanya, tubuh Bellina benar-benar membuatnya candu untuk terus menyentuhnya. Bahkan dengan nipple yang sudah menegang. Ingin sekali bagi El untuk memainkannya dengan mulut. Namun pria itu berusaha untuk menahan hasratnya.
Ketika El Barack yang akan memakaikan bra milik Bellina.
"Biar aku saja yang memakainya," pinta Bellina kepada El barack.
"Jangan membantah ucapanku, Bellina! Apa kamu tuli yah," gertak El Barack membuat nyali Bellina langsung menciut dan enggan untuk membuka mulutnya kembali.
El Barack segera memakaikan bra ke tubuh Bellina, setelah itu barulah memakaikan gaun lingerie tipis yang telah dibuangnya tadi sesaat akan melakukan hubungan dengan Bellina.
El barack menatap lekat punggung mulus istrinya itu yang sudah terbalut dengan gaun lingerie yang tipis, walaupun punggung tubuhnya masih jelas terlihat.
Bellina terlihat begitu feminim di dalam penglihatan El Barack. Bahkan ketika rambut panjang hitam nan menjuntainya menutupi leher jenjangnya. El barack menyisipkan rambut Bellina ke depan bahu membuat gadis itu sedikit tertegun dengan sikap lembut El Barack.
"Kamu cantik," ungkap El Barack yang menyanjung Bellina. Bellina tak menyangka jika pria seperti El Barack bisa memuji wajahnya juga.
"Tapi sayang … kamu hanyalah gadis polos, bahkan tujuanku menikahimu hanya ingin mendapatkan keturunan dari rahimmu saja dan tak lebih."
Hati Bellina begitu sakit mendengarnya, ketika ia merasa senang saat El Barack memujinya. Namun mendadak menjadi sesak saat tujuan pria itu menikahinya hanya untuk mendapatkan keturunan. Kedua bola mata Bellina sudah terlihat berkaca-kaca, bagi perempuan yang berada di posisinya pun akan merasakan hal yang sama ketika hanya dijadikan sebagai alat untuk melahirkan keturunan.
Tanpa sadar jika air mata Bellina begitu saja keluar dari sudut matanya, dengan cepat gadis itu mengusapnya agar El Barack tak mencurigainya lagi. Namun ternyata El sudah menduga jika Bellina sedang menangis karena terdengar isakannnya.
"Apa kamu menangis, hah?" tanya El barack. "Dasar cengeng, kenapa aku bisa menikahi perempuan cengeng sepertimu. Jika aku tidak membelimu dengan harga yang sangat mahal, mungkin aku tak akan menikahimu dan mengharapkan banyak keturunan darimu, Bellina." Bisik El Barack di telinga Bellina dan mengeluarkan hembusan angin yang begitu saja masuk ke dalam telinga dan turun ke area jantungnya. Bahkan El Barack pun memainkan secara pelan rambut Bellina dan menariknya untuk mendekat ke arah wajahnya. Sampai membuat gadis itu meringis.
Wajah Bellina sudah berada dekat dengan wajah El Barack. Sehingga dengan jelas gadis itu melihat wajah El Barack yang memang sangat tampan.
"Lepaskan aku," pinta Bellina agar El Barack melepaskan rambutnya.
"Aku ingin bermain-main denganmu dulu, Bellina. Karena aku membelimu memang untuk dijadikan budakku, apapun yang kulakukan kepadamu, kamu harus menerimanya," ucap El barack tersenyum menyeringai.
"Kenapa kamu begitu jahat padaku, kamu tahu aku hanyalah gadis penyakitan dan tak dapat memberikan banyak keturunan untukmu, seharusnya kamu melepaskanmu, dan aku akan bekerja untuk membayar semua uang yang telah kamu berikan kepada bibiku," isak Bellina yang sudah mengeluarkan air matanya. Kesenangan malam ini harus berubah menjadi kesedihan.
Kalimat yang dilontarkan oleh Bellina begitu menarik, tapi bagi El, ia memang ingin bermain-main dengan Bellina dan menjadikan Bellina sebagai alat permainannya.
El Barack menyentuh tengkuk Bellina dan menggerakkan wajah gadis itu untuk mengarah kepadanya. Sedangkan bibirnya sedang menciumi leher Bellina dengan lembut membuat Bellina mengerang karena menikmati sentuhan dari El barack.
"Sampai kapan aku harus menunggumu untuk membayar semua uang yang telah kuberikan kepada bibimu, Bellina," bisik El Barack yang terus menggerayangi tubuh Bellina dengan bibirnya.
"Sampai aku tua menunggunya, hah." El Barack mendongakkan wajahnya ke arah Bellina yang sedang memejamkan mata ketika El Barack terus menciumi area dadanya.
Wajah pria itu tersenyum penuh kebahagiaan ketika berhasil membuat Bellina menikmati ciumannya.
"Hentikan, Tuan El. A-aku mo-hon," pinta Bellina yang ingin keluar dari sentuhan El Barack.
Tanpa sadar Bellina menjambak rambut El Barack dengan kuat ketika pria itu sudah menyentuh area sensitifnya. Keadaan sakit sudah mulai membayanginya jika El barack kembali memasukkan juniornya ke dalam miliknya. Bukankah hal itu begitu menyakitkan walaupun ia sudah meminum obat pereda nyeri.
"Ttuan aku mohon jangan lakukan lagi, aku begitu kesakitan jika Tuan melakukannya lagi," lirih Bellina seraya memohon.
Entah mengapa ucapan Bellina begitu saja masuk ke dalam telinga dan pikirannya. El barack segera menarik tangannya dari area sensitif Bellina, walaupun pria itu sama sekali tak memasukkan jari telunjuknya ke dalam area sensitif Bellina. Ditatapnya wajah Bellina yang sedang meringis dan mengalir air mata di sudut matanya, membuat El barack merasa kasihan dengan keadaan gadis itu.
Tersadar jika El Barack tak menyentuh area sensitifnya lagi. Bellina mencoba membuka wajahnya, seketika pandangannya bertemu dengan wajah El Barack yang sedang menatapnya lekat. El Barack merasakan hal yang begitu aneh di dalam hatinya. Bahkan jantungnya pun terus berdetak kencang. Ia memang merasa kasihan dengan Bellina, namun di lain sisi ada perasaan aneh yang membuatnya tidak bisa menyakiti gadis itu sesuai dengan yang diinginkannya.
Dengan cepat El Barack memposisikan tubuh Bellina secara semula, dan dirapikannya kembali gaun lingerie dan celana dalam yang sudah terbuka akibat ulahnya tadi.
"Tidurlah!" titah El Barack yang beranjak dari duduknya dan kembali ke posisi semula.
"Carilah perempuan lain yang dapat melahirkan banyak keturunan untukmu, Tuan El. Karena sampai kapanpun aku tidak bisa melayanimu dengan baik di atas ranjang karena keadaanku yang penyakitan ini," lirih Bellina dengan terisak kembali.
To be continued...
Untuk Spoiler dan Visual Cast Check di Highlight Instagramku yah : @Aishimazaki30