Chereads / Terjebak di Antara Dua Hati / Chapter 27 - Selain Demi Uang, Masih Ada Alasan Apalagi?

Chapter 27 - Selain Demi Uang, Masih Ada Alasan Apalagi?

Chi Wan tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, "Direktur Jiang, kamu jangan mengatakan bahwa kamu masih menyukaiku meski sudah berlalu lima tahun lamanya?"

Mendengar sindiran dari Chi Wan, Jiang Chengyun perlahan-lahan lebih tenang.

Ia pun merapikan rambutnya sambil tertawa, "Kamu jangan berpikir terlalu banyak, perempuan bukan hanya sebagai hiburan saja."

Lagi pula, tidak mungkin juga Jiang Chengyun mampu mengakui bahwa dirinya masih mencintai Chi Wan!

Hubungan mereka sudah berlalu lima tahun lamanya. Akan terasa aneh jika tidak pernah berhenti mencintai perempuan itu!

Sesungguhnya, Chi Wan seperti opium. Hal ini membuat hatinya menjadi gila dan kecanduan serta tidak bisa melupakannya.

Jiang Chengyun tidak berhenti mengatakan kepada dirinya, waktu itu Chi Wan pasti sedang kesulitan saat tiba-tiba meninggalkannya! Ia ingin mencari Chi Wan, ingin mendengar langsung dari mulut Chi Wan tentang kenyataannya. Kalau Chi Wan mengatakannya, ia pasti akan percaya!

Namun, apa hasilnya?

Chi Wan sama sekali tidak menunjukkan perasaan itu lagi. Saat bertemu kembali, ia juga seperti orang asing yang tidak dikenalnya! Nyatanya, Chi Wan menjadi simpanan orang yang sudah berkeluarga, dan Jiang Chengyun masih tenggelam dengan masa lalunya hingga sulit melupakannya!

Kalau dipikirkan, hal ini terasa lucu sekali!

Apakah perempuan seperti ini pantas mendapatkan semua pengorbanannya?

"Direktur Jiang, bagaimanapun juga aku telah membohongi perasaanmu lima tahun yang lalu. Aku sungguh minta maaf. Kamu sekarang bisa menganggap Chi Wan yang dulu sudah mati, sekarang diriku ini adalah aku yang sebenarnya." 

Chi Wan berkata seperti itu sambil mengambil anting-anting di telinga kirinya. Ia pun meletakkannya ke tangan pria itu. Kemudian menambahkan, "Selain itu, aku memang menyukai berlian."

Chi Wan berbohong kepada Jiang Chengyun.

Chi Wan sangat terkejut ketika mengetahui Jiang Chengyun masih ingat dengan hal yang disukainya.

Chi Wan sangat menyukai sepasang anting-anting itu, namun…. Bagaimanapun juga itu bukan miliknya.

******

Chi Wan yang sudah ada di rumahnya sembari duduk di sofa, seketika mendengar suara pintu terbuka. Suara itu sangat keras sampai membuatnya sangat terkejut.

Lagi pula, orang yang bisa membuka kunci pintu rumah ini hanya Feng Yihang!

Namun keterkejutannya ini bukan hanya berasal dari suara pintu itu. Sejujurnya, Chi Wan masih memikirkan pertemuannya dengan Jiang Chengyun tadi. Suasana hatinya masih sangat kacau dan tidak ada tempat yang tepat untuk mencurahkannya. Ia pun baru menemukan tempat di rumah Feng Yihang.

Chi Wan mengira bahwa Lan Youyou akan memikirkan cara untuk membuat Feng Yihang menginap di rumahnya malam ini. Namun, tidak ada yang menyangka bahwa….

Feng Yihang ternyata memilih pulang!

Chi Wan dengan cepat menarik perasaannya, ia mengambil sandal dan dengan cepat turun ke bawah untuk menyambutnya. Pada saat ini, Feng Yihang sudah menutup pintu rumah.

"Sayangku! Kamu sudah pulang, ya!" Senyuman Chi Wan yang seperti sedang menjilat diarahkan kepada Feng Yihang, lalu berjalan sambil mengambil sandal untuk dipakai suaminya. Ia bersiap untuk membantunya membawa beberapa barang.

Bagaimanapun juga, Chi Wan melihatnya dengan cara seperti orang yang telah melakukan kesalahan. Saat ini, ia sedang memikirkan cara untuk menjelaskan kejadian tadi.

Feng Yihang menganti sepasang sandal yang ada di samping dan masuk ke dalam rumah. Ia membuat Chi Wan yang sedang berlutut di pintu sambil tersenyum manis seperti itu merasa sangat diabaikan.

Chi Wan pun tertegun dengan sikap Feng Yihang. Senyumannya langsung menjadi kaku dan membuatnya langsung merasa canggung.

Dalam hati, Chi Wan tentu merasa sangat sedih dan tidak senang.

'Huh…. Tidak ada masalah, seharusnya sudah ditebak.'

Tidak peduli tentang ada atau tidaknya status hubungan mereka di masa lalu, Chi Wan tidak seharusnya mendekati Jiang Chengyun.

Chi Wan pun meletakkan sandal ke posisi awal dan langsung naik ke lantai atas.

Seketika ia mendengar bahwa ada suara air mengalir dari dalam kamar mandi.

Pintu tidak dikunci, ia perlahan-lahan mendorong pintu.

Badan kekar milik Feng Yihang berdiri di atas pancuran air itu. Air pun turun dari atas kepala sampai bawah.

Badan lelaki itu memang sangat bagus, tiap ototnya terbentuk dengan sangat indah. Walau biasanya mengenakan kemeja pun juga bisa terlihat postur tubuhnya yang sempurna, apalagi sekarang.

"Suamiku…."

Chi Wan punya niatan untuk menjelaskan permasalahan tadi, namun badannya tiba-tiba langsung dipeluk oleh tubuh yang basah itu.

Ya, Feng Yihang menariknya untuk masuk ke dalam pelukannya. Kemudian, air mengalir ke badan mereka.

Chi Wan dengan sangat cepat menjadi basah kuyup. Akan tetapi, ia juga tidak bisa mengelak dengan keinginan pria itu.

Chi Wan hari ini memakai setelan dengan terusan rok putih. Sekarang sekujur tubuhnya basah dan membuat baju yang tipis itu dengan erat menempel ke kulitnya.

Rambut yang panjang dan basah itu juga menempel ke bagian dadanya.

Air dari atas mengalir langsung ke mukanya dan membuatnya agak kesusahan untuk membuka matanya.

Ya, airnya sangat dingin. Feng Yihang masih sedang mandi air dingin.

Suaminya itu pun bertanya kepada Chi Wan dengan nada bicara yang dingin dibandingkan air ini. Bahkan, gaya bicaranya terasa lebih dingin lagi, "Di mana Jiang Chengyun pernah menyentuhmu?"

Feng Yihang tidak bertanya tentang masalah yang sebenarnya terjadi tadi siang. Tampaknya ia seolah mengakui kebenaran atas dugaannya yang sempat dilihatnya itu. Oleh sebab itu, Feng Yihang tidak ingin memberikan kesempatan kepada Chi Wan untuk menjelaskannya.

Chi Wan dalam hati merasa agak takut sampai membuat hatinya gugup. Ia seakan tahu bila hari ini akan menerima hukuman yang amat berat darinya.

Melihat dengan mata kepala sendiri tentang pemandangan yang mesra itu, apa masih ada yang perlu dijelaskan lagi?

Chi Wan tidak pernah membuat Feng Yihang marah, oleh karena itu ia merasa agak tegang saat memikirkan cara Feng Yihang akan menghukum dirinya.

Chi Wan menggelengkan kepala, "Hanya kebetulan bertemu saja…."

Chi Wan berpikir bila Feng Yihang mungkin saja mengira ia sedang selingkuh ketika lelaki ini tidak ada di sini.

Namun Chi Wan memang tidak ada niatan untuk berselingkuh!

Chi Wan merasa sangat disalahkan! Ia juga tidak tahu alasan Jiang Chengyun bisa muncul di toko perhiasan itu!

"Menyentuh pundak dan mencium wajah." Feng Yihang mengatakan hal yang dilihatnya tadi siang, "Di bagian mana saja dia menyentuhmu? Di mana dia menciummu?"

"Tidak ada…."

Seketika bibir Chi Wan langsung ditutup oleh ciuman.

Bibir yang diserang itu langsung membengkak merah. Feng Yihang baru melepaskannya, tetapi tatapannya tampak mengerikan seolah ingin memakan orang. Feng Yihang memegang dagu Chi Wan dan mengatakan, "Apa dia pernah menyentuhmu?"

Chi Wan menggigit bibirnya dengan kesakitan.

Terakhir, ia menutup mata dan menganggukkan kepala seakan mengaku….

Disentuh!

Waktu itu di dalam kantor, Jiang Chengyun menciumnya dengan paksa dan Chi Wan sama sekali tidak bisa mengelak!

Dalam benak Feng Yihang, ia langsung mengobarkan api kemarahan.

Ya, barang miliknya sudah dinodai!

Perasaan ini tidak bisa ditahan lagi!

Chi Wan dicium lagi, tetapi kali ini Feng Yihang membawa perasaan. Walau tidak bisa dikatakan itu sebuah ciuman, namun serangannya membuat badan Chi Wan tidak bisa mundur. Tulang punggungnya menabrak wastafel.

Bibir Chi Wan pun diciumnya sampai sobek. Bau amis yang menyengat menyebar di dalam kamar mandi.

Feng Yihang merobek baju Chi Wan dengan keras, kemudian ia pun bertanya lagi, "Ada yang disentuh lagi?" Ia berkata dengan nada bicara yang makin dingin.

"Tidak ada!" Jawab Chi Wan dengan cepat, "Kami benar-benar hanya kebetulan bertemu saja…."

Feng Yihang pasti sedang salah paham tentang masalahnya dengan Jiang Chengyun.

Namun, ciuman itu juga dilakukan bukan karena keinginannya. Chi Wan melakukannya karena terpaksa!

Hanya saja, Feng Yihang tidak ingin mendengarkan penjelasannya.

Namun Feng Yihang sekali lagi berkata dengan nada dingin dan menakutkan, "Ada lagi yang disentuhnya?"

"Tidak! Benar-benar tidak ada!"

Nada suara Chi Wan pun sudah terdengar cengeng seakan ingin menjerit untuk menangis.

"Sakit…." Chi Wan menekan bibirnya.

Rasa sakit ini sempat tertutupi karena rasa takut dari kemarahannya. Sekarang, Feng Yihang seolah tidak mendengarkan jeritannya. Ia juga tidak melihat air mata yang tertahan penuh di matanya.

Chi Wan tidak lagi berkata apapun, ia tahu bahwa apapun yang dikatakannya sekarang juga tidak berguna. Feng Yihang telah menghukumnya, Chi Wan hanya bisa menerimanya.

Sudah beberapa tahun Feng Yihang sangat mempedulikan perasaan Chi Wan dan bisa membawanya pergi bersama.

Sayangnya kali ini tidak, ini adalah pertama kalinya pria itu begitu kasar seperti….

Ingin menghancurkan Chi Wan.

Banyak yang mau dikatakannya tetapi semuanya perlahan-lahan ditelan kembali.

Sudahlah, Chi Wan juga sudah tidak ingin mengungkit masa lalunya. Jadi, bagaimana mungkin ingin membahasnya?

Chi Wan pun hanya bisa memeluk pria yang ada di depannya ini. Sambil mengeratkan gigi untuk menahan rasa sakit di bibirnya, air mata yang keluar dari sudut matanya pun diam-diam dibiarkannya mengalir jatuh ke wajahnya.

Feng Yihang langsung memegang dagu Chi Wan dan membuat mata basah wanita itu menatapnya. Ia hanya bertanya singkat, "Apa model anting-anting yang kamu suka?"

"Yang ada berliannya." Chi Wan berbohong tanpa mengedipkan mata.

Feng Yihang akhirnya mau melepaskannya.

Pada malam hari, mereka berdua masih tidur bersama dengan damai. Feng Yihang tidak mengungkit masalahnya dengan Jiang Chengyun dan tidak mempertanyakan kepuasan tadi di dalam kamar mandi. Lelaki ini hanya memeluknya seolah tidak pernah terjadi apapun.

Sayangnya Chi Wan tidak segera tidur.

Sejak kejadian di kamar mandi itu, ia masih bertanya-tanya mengenai pemikiran Feng Yihang. Apakah lelaki itu sudah mempercayai jawabannya?

"Masih belum tidur?" Tanya Feng Yihang di tengah malam dan merasakan gerakan seseorang di dalam pelukannya. 

Chi Wan masuk ke dalam pelukan pria itu lebih erat lagi. Satu tangannya seketika memeluk pinggang Feng Yihang dan berkata dengan suara lembut disertai nada keluhan, "Sayangku, kamu masih marah?"

"Tidak marah."

Sekarang Feng Yihang sangat tenang.

Amarahnya telah dilampiaskan di dalam kamar mandi.

"Kalau begitu bisa mendengar hal yang ingin kukatakan? Kita memang sudah tidak ada hubungan…. Selain itu, aku pergi ke toko perhiasaan…. Aku ingin kita segera mengurusi surat perceraian. Aku juga memerlukan banyak uang untuk pindah rumah." Perkataannya setengah benar dan setengah bohong. Chi Wan mencoba mengeluh dengan nada yang tepat.

Feng Yihang tidak mengatakan percaya ataupun tidak percaya. Ia hanya membalas perkataannya dengan singkat, "Kamu bisa minta padaku."

"Tetapi aku tidak mungkin memintanya seumur hidup."

Pepatah mengatakan kalau melakukan sesuatu harus meninggalkan jalan keluar. Feng Yihang menggunakan pisau besar ke lehernya, tetapi tidak memotongnya.

Chi Wan telah menandatangani surat perceraian hampir dua bulan yang lalu, tetapi surat perceraian itu sampai sekarang masih belum ada kejelasan apapun!