Chi Wan tertawa.
"Jiang Xin, beberapa tahun yang lalu ketika kamu baru masuk ke profesi ini. Aku sempat bertanya kepadamu, apakah kamu takut dengan pertarungan dalam perusahan? Kamu pun mengatakan tidak takut. kalau begitu tampaknya memang benar, kamu tidak takut."
Chi Wan tertawa lagi.
Jiang Xin pun terdiam.
Meski sudah terlewat beberapa tahun lalu, ingatan itu seakan teringat tidak hanya sekilas saja. Ya, seolah kejadian itu terjadi kemarin.
Chi Wan mengungkit beberapa masalah di masa lalunya.
Chi Wan tetap dengan tenang berkata, "Lima tahun yang lalu, ketika kamu tidak bisa mendapatkan uang untuk mengoperasi ibumu, aku membantumu. Kamu dengan pasti berjanji akan membalas budiku."
"Saat itu, aku pun langsung menolak janjimu itu. Sejujurnya, aku bersedia membantumu juga bukan berharap untuk balas budimu. Aku tidak berharap kamu mau membalas budiku, tetapi juga tidak berharap kamu malah menjadi musuhku." Tambah Chi Wan.
Mendengar itu, tangan Jiang Xin langsung gemetar. Kedua tangannya saling memegang.
"Seperti yang kamu lihat! Baru saja diterima di Xing Feng, aku sudah bermusuhan dengan Xiang Ran. Aku memang ingin menang darinya dan menyelesaikan beberapa masalah lainnya."
"Selama mengikutiku, tentu kamu juga tahu tentang semua masalah ini. Sekarang, kamu masih berada di Xing Feng. Sayangnya, aku ternyata masih saja menutup mata dari sumber masalah ini."
"Saat awal bertemu, aku menganggapmu sebagai gadis kecil yang baru mendalami profesi ini. Ternyata, kamu sekarang sudah berubah menjadi orang yang sangat mahir, ya! Apa yang dijanjikan oleh Xiang Ran kepadamu?"
"Editor eksekutif." Jawab Jiang Xin tidak berani menatap Chi Wan.
"Ternyata begitu…." Chi Wan akhirnya mengerti dan malah tertawa, "Pengorbananku hanya pantas diganti dengan posisi editor eksekutif."
Jiang Xin tiba-tiba mendengar suara serak itu langsung terkejut dan mengangkat kepala.
Chi Wan menatap keluar jendela dengan mata yang sudah merah.
"Aku benar-benar merasa bahwa hidupku sudah sangat gagal. Terkadang aku merasa lelah, tetapi masih saja memikirkan kepentingan orang lain. Lalu, aku hanya bisa mengernyitkan gigi dan melewati masa itu."
"Namun tidak masalah, aku tetap bisa mempertahankan senyumanku. Walaupun telah kalah telak, aku juga harus tetap tersenyum sambil merasakan keruntuhanku. Mungkin aku tidak bisa membohongi orang lain, tetapi kamu masih bisa membohongi dirimu sendiri, benar kan?"
Setelah berkata demikian, Chi Wan membalikkan badan. Dalam pandangan Chi Wan, Jiang Xin sama sekali tidak terlihat mampu untuk menatap pandangannya. Saat ini, hati perempuan itu hanya dipenuhi perasaan yang sangat gelisah.
"Kak Wan…." Jiang Xin tidak pernah melihat Chi Wan menangis. Saat itu, mereka selalu bertempur menyelesaikan pekerjaan bersama dan Chi Wan selalu menjadi perempuan super yang tidak mungkin terkalahkan.
"Jiang Xin, apa kamu tahu alasanku begitu sedih? Tidak mendapatkan pekerjaan di sini pun, aku masih bisa mencari di tempat lain. Namun saat sudah tidak ada teman yang dipercaya, apakah semudah itu untuk mencari penggantinya?"
"Kalau orang itu adalah orang lain, aku tentu tidak akan sesedih ini. Sayangnya, orang itu adalah kamu. Kamu benar-benar telah membuatku sangat kecewa."
"Dari awal aku sudah mengira bahwa akan ada banyak orang yang akan memusuhiku di perusahaan, tetapi kamu selalu datang untuk membela dan berdiri disampingku. Aku pun mampu bertahan. Sayangnya, sekarang aku baru tahu bahwa semua itu adalah palsu."
"Maafkan aku…. Kak Wan aku benar-benar minta maaf…."
"Tidak perlu minta maaf denganku, tidak ada yang perlu dimaafkan. Aku sudah mengatakan ini ketika kamu datang. Profesi ini sudah seperti perang. Kalau tidak waspada, maka semuanya akan gagal total."
"Aku telah mengajarkanmu, tetapi kamu malah membuat kesalahan sendiri. Sekarang aku yang mendapatkan akibatnya. Namun aku juga salah, siapa juga yang berpikiran bila aku bisa salah mempercayaimu?"
Walaupun Chi Wan mengalirkan air mata, ia masih tetap bisa tersenyum melewatinya.
Jiang Xin sudah tidak tahan untuk menangis, "Kak Wan…. kamu marah kepadaku juga boleh. Aku…."
Chi Wan langsung memotong dan menahan penjelasan Jiang Xin, "Aku juga sudah lelah, tidak ada yang ingin kukatakan lagi. Aku juga tidak ingin mengatakan perkataan untuk memaafkan atau hal lainnya lagi. Walaupun aku mengatakan aku memaafkanmu, ucapan itu hanya akan terdengar sangat palsu."
"Meski demikian, kamu tenang saja. Aku juga tidak akan membencimu. Lagi pula dalam hatiku yang lapang ini sudah tidak ada lagi tempat untukmu. Jiang Xin, setelah ini jaga dirimu baik-baik." Tutup Chi Wan.
Setelah selesai mengatakan itu, Chi Wan berdiri dan meninggalkan tempat itu.
Ia berjalan keluar dari kedai kopi itu. Di luar, langit sudah berubah menjadi agak gelap. Pemandangan ini sungguh menggambarkan suasana hatinya sekarang ini.
Sangat…. sangat sakit...
Chi Wan mendengus, ia pun masuk ke dalam gelombang orang-orang yang ramai dan sibuk sendiri itu. Keramaian yang tidak ada hentinya dan langsung menghanyutkan Chi Wan dalam keramaian tersebut.
Sejak meninggalkan Xing Feng, Chi Wan tidak langsung pulang ke rumah. Chi Xiaobai mengira bila ibunya lembur. Xue Xiaoxiao yang juga terus menghubunginya pun tidak juga tersambung. Ia pun bertanya kepada Chi Xiaobai dan menanyakan kabar kepulangannya. Hal ini sungguh membuatnya jadi sangat khawatir.
"Oh, tidak ada masalah! Ya sudah, Bu Xiaoxiao tutup dulu, ya! Sayangku, jadilah anak yang penurut, ya…."
"Iya!"
Chi Xiaobai menutup telepon tersebut, tetapi dalam hatinya muncul rasa tidak percaya.
Chi Xiaobai mencoba untuk menghubungi nomor telepon Chi Wan. Sayangnya, panggilannya juga tidak bisa terhubung.
'Ibu, kamu membuat orang khawatir lagi!' Pikir Chi Xiaobai.
Chi Wan sebenarnya tidak begitu suka minum alkohol, tetapi ia masih sadar dan mengetahui dirinya tidak boleh minum lagi. Kemudian, ia membayar tagihan minumannya dan meninggalkan tempat itu.
Chi Wan sudah tidak bisa mengingat jumlah pria di sepanjang perjalanan ini yang ingin berbicara dengannya. Semua pria itu juga ditolak olehnya. Walaupun ada orang yang ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan, tetapi di dalam bar masih terlihat banyak orang. Orang-orang seperti ini pun tidak berani melakukannya.
Tidak tahu tepatnya, seketika suasana hatinya sangat suram dan ingin menggunakan alkohol untuk melampiaskan emosinya. Walaupun Chi Wan tahu bahwa kepalanya akan sakit di keesokan harinya, tetapi dengan kesakitan seperti ini juga tidak perlu memikirkan terlalu banyak masalah.
Ya, suasana yang seperti ini sebenarnya juga tidak terlalu buruk.
Di luar bar terlihat banyak sekali taksi yang berhenti di pinggir jalan. Tanpa memperhatikan kondisi mobil taksi itu, Chi Wan langsung masuk ke dalam mobil itu.
"Hai, perempuan cantik. Kamu mau kemana?"
Saat ini, kepala Chi Wan terasa agak pusing. Setelah merasa sudah terbaring di belakang mobil, ia pun dengan pelan berkata, "Daerah Xi Chen…."
*****
"Ding dong…." Suara bel pintu telah berbunyi. Supir taksi pun berdoa agar ada orang di rumah. Kalau tidak, perjalanan ini akan menjadi sia-sia dan tidak menghasilkan uang!
Sejak sampai di tujuan, supir taksi itu terus membopong Chi Wan sampai masuk di area rumah Chi Wan. Kalau tidak ada orang di rumah dan perempuan yang dibawanya dalam kondisi mabuk seperti ini, supir taksi itu juga tidak tahu tempat yang tepat untuk meninggalkan perempuan ini!
Di sisi lain, Feng Yihang yang baru keluar dari kamar mandi sedang mengeringkan rambutnya. Dalam sesaat, ia berhenti sebentar.
'Apa tidak membawa kunci?'
Ya, ia mendengar bel yang berbunyi beberapa kali. Feng Yihang mengerutkan kening sejenak dan perlahan turun ke bawah.
Belakangan ini, posisi mereka berdua terlihat sedang terbalik. Feng Yihang jadi sering berada di rumah duluan dan harus menunggunya.
Saat melihat pintu itu terbuka, supir taksi itu pun tampak menghela napas lega dan mulai meringankan pegangan tangannya kepada Chi Wan. Ia pun melepaskan pegangan tangannya dan Chi Wan langsung masuk ke dalam pelukan Feng Yihang.
Untung Feng Yihang bergerak dengan cepat. Ia bisa menangkapnya dan bau alkohol itu langsung tercium dengan kental.
Feng Yihang mengerutkan keningnya.
Sepanjang empat tahun pernikahannya dengan Chi Wan, Feng Yihang sama sekali tidak tahu ternyata istrinya itu bisa minum alkohol!
Chi Wan yang dikenalnya adalah orang yang manis, imut, cantik, menggoda, seksi…..
Namun ia tidak pernah melihatnya…. mabuk sampai tidak bisa berdiri dengan tegak?
"Ada orang di rumah, bagus sekali!" Ucap supir tersebut. Kemudian ia menambahkan, "Tuan, uang di dalam tas istrimu tidak cukup untuk membayar taksi ini…."
Feng Yihang berpikir sejenak, apakah dirinya harus berterima kasih kepada supir itu karena tidak melakukan perbuatan yang berbahaya pada istrinya?
"Suamiku…." Chi Wan memegang lengan pria itu dan mengangkat kepala. Kemudian, sepasang matanya tersenyum, "Aku tidak mabuk…. Aku masih bisa berjalan…."
Setelah Chi Wan melepaskan Feng Yihang, perempuan ini pun berjalan masuk ke rumah.
Feng Yihang terdiam sejenak. Ia tertegun dengan sikap istrinya itu.
Feng Yihang menyuruh supir itu untuk menunggu sebentar. Untuk sementara, ia tidak memperdulikan Chi Wan dan kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil beberapa lembar uang tunai.
"Tuan, ini kebanyakan." Supir taksi itu bereaksi sangat jujur. Sekali melihatnya, ia sudah tahu bila nominalnya kelebihan dua kali lipat...
"Tidak perlu mengembalikannya, anggap saja itu bonus karena telah mengantarkan istriku kembali dengan aman."
Feng Yihang menutup pintu dan masuk ke dalam rumah. Setelah itu, ia menarik Chi Wan masuk, "Mengapa minum sampai mabuk begini?"
Di bawah cahaya lampu, dagu Chi Wan menempel ke dada Feng Yihang yang basah. Dalam sekejap, sepasang matanya terasa agak buram dan sudut bibirnya agak terangkat.
"Suamiku…. Kamu memang yang paling tampan…."
Chi Wan pun mengangkat tangannya. Dengan gerakan seperti itu, jarinya yang ramping pun dengan mudah menyentuh bibir Feng Yihang secara perlahan-lahan.
Feng Yihang terdiam, ia tampak memperhatikan kondisi istrinya itu
Lagi pula, banyak orang mengatakan bahwa setelah seseorang itu mabuk, orang itu pasti akan mengatakan perasaan yang disembunyikannya. Kali ini Feng Yihang menunggu Chi Wan menyampaikan isi hatinya.
Tidak lama kemudian, Chi Wan memeluk pinggang Feng Yihang dengan erat dan wajahnya yang sayu memerah itu menempel ke badannya.
"Suamiku…. Kamu masih memperlakukanku dengan sangat baik…. Kamu tidak mau melukaiku…."
Feng Yihang langsung kaku.
Seketika Feng Yihang merasa bahwa badannya agak basah saat Chi Wan menundukkan wajahnya ke dadanya.
Benar saja, Chi Wan tampak menangis!
Sesungguhnya, Feng Yihang agak terkejut melihat Chi Wan yang tiba-tiba menangis seperti ini.
Selain melihat matanya yang agak merah saat itu, kali ini Feng Yihang melihat Chi Wan menangis dengan mata kepalanya sendiri.
Siapa lagi? Siapa yang mengganggu istrinya ini?
Chi Wan semakin erat masuk ke dalam pelukannya. Ia memanfaatkan kondisinya yang mabuk untuk melampiaskan kesedihannya.
Ketika Chi Wan memeluk Feng Yihang, ia tiba-tiba merasakan pelukan itu tidak asing seakan menjamin rasa aman dan tenang untuknya.
Akan tetapi bagaimanapun, Chi Wan sekarang sedang dalam keadaan yang sangat sedih dan perlu dihibur.
Bersamaan dengan itu pula, tanpa sadar Chi Wan mengakui bahwa dirinya sudah terlalu bergantung pada pria ini. Ia selalu mengandalkan Feng Yihang lebih dari yang dibayangkannya.
Tidak lama kemudian, perempuan dalam pelukan Feng Yihang ini pun bertanya dengan nada sesenggukan, "Suamiku…. Apakah boleh kita tidak bercerai?…."
Feng Yihang berhenti sebentar lalu mengusap rambutnya, "Sayang, beri tahu aku yang sebenarnya, siapa yang sudah menyiksamu?"
Tentu tidak mungkin Lan Youyou.
Masalah gadis itu sudah terlewat beberapa hari yang lalu. Jadi, bagaimana mungkin perempuan itu akan melampiaskan kekesalannya kepada Chi Wan lagi?
Memikirkan hal tersebut, Feng Yihang pun merasa bahwa istrinya pasti tertimpa masalah yang lain lagi.
Hanya saja, Chi Wan hanya menggelengkan kepala.
Kemudian, wajah Chi Wan diangkat oleh Feng Yihang. Pria itu melihat bahwa wajah Chi Wan kali ini sungguh terlihat menyedihkan. Perempuan ini terlihat sangat tidak senang, seperti mendapat penderitaan yang sangat menyakitkan.
Feng Yihang perlahan-lahan mencium matanya dengan ringan dan berpindah ke bawah. Ia mencium hidung dan berlanjut ke bibirnya….
Feng Yihang menggunakan cara ini untuk menghibur perempuan yang ada di dalam pelukannya. Ia seakan memberitahu dirinya bahwa….
Tidak peduli bagaimanapun situasinya, Chi Wan selalu memiliki Feng Yihang yang akan menerimanya.
Chi Wan bisa merasakan ketulusan itu dalam ciuman ringannya. Ia merasakan bahwa Feng Yihang sangat menyayanginya dan memeluknya kembali sebagai balasannya.
Walau pemandangan ini terlihat sangat indah, namun kepala Chi Wan sesungguh menjadi semakin kacau. Ia seakan merasa bahwa perasaan nyaman ini tidak hanya rasa nyaman biasa.
Saat merasakan ciuman dari suaminya itu, sesungguhnya Chi Wan langsung terbawa nafsu yang menggoda hasratnya. Sikap suaminya itu seakan mampu membuka pintu dari seluruh nafsu birahinya.