Astaga, sejak kapan Jiang Chengyun ada di sini? Setelah Chi Wan menyadari kedatangannya, ia baru berjalan ke arahnya dan mendekati Chi Wan.
Jiang Chengyun menarik pergelangan tangan Chi Wan dan dengan nada menyindir bertanya, "Feng Yihang belum selesai mempermainkanmu?"
Saat ini, kebetulan Chi Wan sedang membawa dokumen. Sayangnya, pegangannya itu seketika mengendur saat melihat kehadiran Jiang Chengyun. Dokumen itu pun langsung jatuh ke sungai dan ikut hanyut mengikuti aliran sungai.
Chi Wan tentu ingin langsung mengambil dokumen itu dengan cara apapun. Sayangnya, dengan keadaan tangan yang digenggam Jiang Chengyun, ia hanya bisa melihat dokumen itu basah dan menghilang.
Ya, dokumen itu adalah hasil dari tes DNA dari Feng Yihang dan Chi Xiaobai. Chi Wan pun masih belum sempat melihatnya.
Tatapan Chi Wan perlahan-lahan berubah agak suram dan menarik tangannya yang ingin mengambil dokumen itu.
Sudahlah, mungkin ini adalah takdir.
Apalagi, tidak artinya juga meski hasil itu menyatakan bahwa Chi Xiaobai adalah anak Feng Yihang. Sebab, pagi ini Feng Yihang sudah memberikan sebuah keputusan kepadanya.
Saat ini, Jiang Chengyun dalam posisi sangat dekat dengan Chi Wan. Lelaki itu bisa dengan jelas melihat kelopak mata Chi Wan agak basah.
Chi Wan tidak ada waktu untuk memikirkan yang lain. Hanya saja, Jiang Chengyun sudah menarik pergelangannya dengan sangat kuat dan membuat Chi Wan langsung berhadapan dengannya.
"Di matamu, apakah sejak awal sampai sekarang aku kelihatan seperti orang bodoh?" Melihat Chi Wan dirundung oleh orang lain, Jiang Chengyun tentu sangat marah!
Chi Wan tidak bisa dihubungi, Jiang Chengyun pasti sangat mengkhawatirkannya! Lima tahun yang lalu, lelaki ini mencarinya sampai mengelilingi seluruh negara pun juga tidak bisa mendapatkannya.
Lalu, apa yang Chi Wan tinggalkan untuknya?
Apakah hanya sikap mesranya dengan Feng Yihang yang begitu manis!
Chi Wan membuat Jiang Chengyun seperti orang bodoh yang hanya mengkhawatirkannya. Sayangnya, perempuan ini malah sedang bermesraan berdua dengan Feng Yihang.
"Direktur Jiang, aku mana mungkin berani?"
Jiang Chengyun ingin rasanya merobek wajah yang palsu ini! Lagi pula, Chi Wan yang sangat dicintainya tidak seharusnya seperti ini!
"Kamu sebenarnya siapa?" Suara Jiang Chengyun sudah tidak bisa di kontrol dan menekan kedua pundak Chi Wan, "Di mana kamu menyembunyikan Wanwan-ku! Kembalikan dia padaku!"
Badan Chi Wan juga ikut bergoyang karena gerakan dari pria itu. Jiang Chengyun seolah kehilangan akal sehatnya dan bertanya seperti ini kepada Chi Wan.
"Dia tidak pernah ada." Chi Wan menjawabnya sambil melihat tatapan Jiang Chengyun yang tegar. Hal itu membuat orang tidak bisa mencari celah atas kecurigaannya.
Jiang Chengyun selalu menatapnya seakan mampu membuat orang agak merinding.
Peristiwa yang terjadi kemarin malam masih sangat segar dan jelas dalam telinganya. Meski hanya melalui telepon, Jiang Chengyun bisa mendengar perilaku mesra mereka berdua melalui telinganya dengan sangat jelas..
Ya, perempuan yang ada di depannya ini sudah menjadi perempuan yang menjual dirinya sendiri demi apapun!
"Chi Wan, apakah kamu benar-benar suka menghancurkan dirimu sendiri?" Tanya Jiang Chengyun sambil menatap Chi Wan.
Chi Wan hanya memperlihatkan senyumannya sebagai balasan atas ucapannya itu.
Melihat itu, Jiang Chengyun tiba-tiba melepaskan Chi Wan. Kemudian, ia memberikan satu lembar cek kosong dan menempelkannya di dada Chi Wan. Sambil tersenyum, ia berkata, "Kamu butuh uang, kan? Kamu isi saja! Kamu bisa mengisinya sesuai dengan keinginanmu. Aku akan menyewamu untuk satu malam saja!"
Hah… dengan cara ini!….. Pria itu sungguh sedang menghinanya.
Seolah ada pisau yang menusuk ke dalam hati Chi Wan dan melukai hatinya. Ia pun kesakitan.
Tidak lama kemudian, Chi Wan tersenyum bertanya, "Apakah kamu sungguh tertarik dengan perempuan yang pernah bercinta dengan Feng Yihang? Sungguhkah pantas untukmu?"
"Aku tidak peduli apakah dia pantas atau tidak pantas!" Kedua mata Jiang Chengyun sudah memerah karena marah. Sambil menahan amarahnya, ia berkata kepada Chi Wan, "Aku sungguh ingin menidurimu!"
Kalau Chi Wan ingin menantang Jiang Chengyun, maka pria ini pun akan menerimanya!
Ucapan Jiang Chengyun itu seakan membuat Chi Wan tidak bisa menarik mundur perkataannya tadi.
"Tidak menyangka aku begitu berharga." Chi Wan berkata dengan nada menyindir sambil menatap Jiang Chengyun. Kemudian ia tersenyum dan satu tangan mengambil cek itu. Chi Wan pun membalas, "Baiklah, aku terima."
Mendengar itu, mata Jiang Chengyun langsung terbelalak.
Jelas-jelas…..
Jelas-jelas dari awal sudah mengetahui hasilnya. Namun mengapa setelah mendengarkan jawaban seperti ini dari Chi Wan, Jiang Chengyun masih memiliki perasaan untuk mencekik perempuan itu?
Melihat Chi Wan yang mengambil uang itu dengan tenang, gerak-geriknya kelihatan begitu alami dan membuat hati Jiang Chengyun seolah dipukul dengan kuat.
Hal yang sama pun juga terjadi, harus berapa kali lagi Chi Wan menyelesaikan masalah yang sama ini?
Baik!
Chi Wan sudah berani menerimanya. Jadi, kenapa Jiang Chengyun juga tidak berani menerimanya?
Jiang Chengyun akan menemaninya sampai Chi Wan merasa puas!
Seketika Jiang Chengyun menatapnya dan berkata, "Kamu waktu itu pernah berpikir bahwa akan ada saatnya hubungan kita perlu menggunakan uang untuk bersatu?"
Tidak terdengar senang atau marah, namun Chi Wan masih belum menjawab perkataannya itu. Jiang Chengyun pun seketika tertawa dengan dingin, "Paling tidak, aku tidak pernah memikirkannya!"
Tidak lama kemudian, mobil Jiang Chengyun berhenti dan lokasinya juga tidak jauh dari situ.
Jiang Chengyun memeluk Chi Wan dan membawanya masuk ke dalam mobil. Dengan senyuman yang dingin, ia berkata kepada supir, "Hotel Yan Cheng!"
Sepanjang jalan, Chi Wan tidak berkata apapun dan tidak menyembunyikan pelukan Jiang Chengyun yang ada di pinggangnya.
Chi Wan menoleh keluar jendela dan memikirkan pertanyaan dari pria itu.
Bagaimana mungkin Chi Wan pernah memikirkannya?
Pada waktu muda, Chi Wan pernah berpikir jika mereka berdua saling mencintai sampai di tahap tertentu, maka pasti akan secara alami memiliki suatu hubungan. Waktu itu Chi Wan masih bersama Jiang Chengyun, pria itu selalu memberikan perasaan seperti itu.
Chi Wan tahu Jiang Chengyun sangat menginginkannya.
Jadi, Chi Wan pun pernah mempertimbangkan perasaannya itu. Kalau Jiang Chengyun benar-benar menginginkannya, maka ia pun akan menyetujuinya. Hanya saja pada saat itu, Chi Wan sama sekali tidak menyangka ada suatu hari mereka akan berpisah!
Sejak awal, Chi Wan memang ingin menyerahkan dirinya kepadanya. Hanya saja sekarang sudah agak terlambat. Walau demikian, hal itu sama saja bagi Chi Wan.
Chi Wan mencintai Jiang Chengyun dan bersedia memberikan dirinya kepada pria itu.
Chi Wan mirip dengan kebanyakan perempuan, mengira dirinya akan selalu bersama sampai tua dengan pacar pertamanya dan hidup bahagia.
Namun waktu itu Jiang Chengyun tidak memanfaatkan Chi Wan seperti itu. Saat itu Jiang Chengyun sering menciumnya, tetapi masih bisa mengontrol nafsunya. Bahkan saat sebelum wisuda pun, mereka tidak berhubungan seksual sama sekali.
Waktu itu Jiang Chengyun mengatakan bahwa dirinya berharap bisa memberikan nama dan status kepada Chi Wan dulu. Kemudian ia pun akan mau bercinta dengannya. Ia berharap di malam pertama itu, mereka bisa bercinta begitu indah dan tidak akan pernah terlupakan.
Akan tetapi sekarang….
Keindahan dan malam yang tidak terlupakan itu sudah tidak ada.
Malam pertama itu tidak pernah terjadi. Takutnya, hal itu hanya menjadi harapan yang tidak pernah dilupakan.
Hanya saja, Chi Wan hari ini setuju berhubungan intim dengannya. Sejujurnya, perempuan ini merasa memiliki hutang kepada Jiang Chengyun saat mereka masih muda. Menganggap….
Ini semuanya bisa menyelesaikan semua masalah mereka ini.
Dua orang ini sama-sama ingin melakukannya dengan sangat serius.
Tetapi pada saat ini, dalam hati mereka berdua juga sama-sama merasa kacau.
Tidak dipertanyakan lagi, Jiang Chengyun menginginkan Chi Wan. Dari beberapa tahun selama berpacaran dengan Chi Wan, ia sudah sangat menginginkannya. Lelaki ini selalu menginginkannya.
Sewaktu muda, ia masih terlalu takut untuk melakukan kesalahan dan masih banyak mimpi yang ingin dicapainya. Sedangkan harapan tinggi untuk malam pertama itu, Jiang Chengyun hanya bisa memimpikan keindahan itu setiap malam.
Walau demikian, Jiang Chengyun sama sekali tidak menyangka. Nyatanya, ia bisa menggunakan uang untuk mendapatkan kesempatan ini!
Mereka turun dari mobil dan langsung melangkah menuju meja resepsionis untuk mengambil kunci.
Petugas perempuan yang ada di meja resepsionis memandang mereka berdua dengan aneh. Ia menatap Jiang Chengyun dengan kekaguman dan menatap Chi Wan dengan penuh penghinaan. Sejujurnya, ia merasa begitu cemburu karena ada lelaki tampan yang ada bersama Chi Wan.
Apalagi, badan Chi Wan dari awal dipeluk oleh Jiang Chengyun. Saat berjalan ke arah lift, Chi Wan bisa merasakan ada tatapan yang tajam sedang menatapnya dari belakang.
Chi Wan sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu, namun sekarang ia sedang bersama Jiang Chengyun. Jadi, perasaan yang tertekan ini mungkin muncul karena akan melakukan itu untuk pertama kalinya dengannya.
Pintu lift tertutup dan hanya ada mereka berdua di dalam. Jiang Chengyun memeluk erat Chi Wan dan bertanya, "Coba kamu tebak…. Kalau Feng Yihang mengetahui ini, bagaimana jadinya, ya?"
Hah, Feng Yihang mengetahuinya…..!
Saat memikirkan itu, Chi Wan tentu merasa takut. Ia juga tidak tahu akibat yang akan terjadi bila seperti itu.
"Kamu akan membuat dia tahu?" Tanya Chi Wan dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak.
"Tergantung penampilanmu hari ini!" Jiang Chengyun mengangkat dagu Chi Wan, "Mengapa aku merasakan kamu semakin dilihat semakin…. terlihat jalang, ya?"
Napas hangat Jiang Chengyun begitu terasa saat mengatakan itu tepat di samping daun telinga Chi Wan.
Karena jaraknya terlalu dekat, makanya Jiang Chengyun tidak bisa melihat ekspresi wajahnya.
Chi Wan bersyukur Jiang Chengyun tidak bisa melihatnya. Dengan begitu, ia masih memiliki waktu untuk menyembunyikan emosinya dan tidak membiarkan Jiang Chengyun melihatnya.
"Kamu baru tahu, ya!" Chi Wan tertawa.
Ekspresi wajah Jiang Chengyun menjadi kaku, tatapannya menjadi dingin dan tidak ingin melihat wajah Chi Wan.
Membuka pintu kamar, Chi Wan langsung didorong Jiang Chengyun ke atas ranjang dan memerintahkannya untuk menunggunya. Lelaki itu pun pergi sejenak untuk ke kamar mandi. Tampaknya, ia akan mandi sebentar.
Chi Wan sedang mengatur napas dan emosinya sambil menepuk-tepuk bagian dadanya.
Degdeg….! Degdeg..!
Detak jantungnya terasa sangat kencang.
Saraf yang tegang sekarang agak tenang, sekujur tubuhnya mulai gemetar.
Chi Wan ternyata….
Ketakutan!
Kira-kira, apa saja adegan yang akan dihadapinya, ya?
Jaket Jiang Chengyun diletakkan di samping dan melihat dompetnya tampak sedikit keluar dari saku jaketnya.
Chi Wan tidak bertanya dan langsung mengambilnya. Ia pun melihatnya sebentar...
Setelah melihatnya, Chi Wan tampak bingung.
Di dalam dompet itu, ternyata ada foto mereka berdua di sana!
Foto mereka saat masih muda itu memperlihatkan kebersamaan mesra dari mereka berdua. Bibir Chi Wan juga tampak mencium manja dan menempel ke pipi Jiang Chengyun. Foto itu menunjukkan senyuman terlebar dari mereka berdua.
Melihat foto ini, Chi Wan seperti mendapat suatu pukulan yang sangat besar. Ia seolah kembali mengingat masa-masa itu dan membuatnya menangis.
Lalu, bagaimana sekarang? Di dalam hatinya terasa sangat sakit dan tidak bisa dikontrol lagi….
Banyak alasan yang membuat mereka berpisah. Sampai sekarang pun, mereka masih belum bersatu dan tidak akan bisa bersama lagi. Hari ini pun, mereka terpaksa melakukan hubungan intim inipun karena tidak ada kesempatan untuk berjodoh lagi.