Kilat terus merobek langit malam yang gelap dan terdengar suara gemuruh petir dari kejauhan. Di depan kediaman leluhur keluarga Jiang, pengawal dan pelayan terbagi menjadi dua baris dan berdiri tegak di kedua sisi jalan menuju gerbang masuk. Seorang pria muda yang mengenakan kemeja biru tua dan celana panjang hitam memimpin rombongan orang yang tiba di gerbang kediaman leluhur keluarga Jiang. Malam itu terlalu gelap sehingga wajah pria muda itu tidak terlihat jelas. Namun, aura raja secara alami memancar darinya hingga bisa dirasakan hanya dengan berdiri di sisinya.
Pria itu jelas layak menjadi presiden Global International karena ia adalah Quan Rui, satu-satunya putra keluarga Quan di Asia. Hanyalah Quan Rui yang layak dan pantas untuk disebut sebagai raja! Aura kuatnya mengintimidasi para pengawal dan para pelayan yang berbaris di kedua sisi jalan hingga tidak ada yang berani mengangkat kepala. Semuanya membungkuk dengan hormat dan kompak berseru, "Selamat datang, Tuan Quan!"
Quan Rui tidak melihat orang-orang yang berada di sekitarnya, seolah-olah mereka tidak ada. Ia langsung melangkahkan kaki panjangnya dan berjalan menuju vila yang tidak jauh di depannya. Namun, saat ia baru mengambil dua langkah dan berjalan tanpa kewaspadaan, sudut matanya sekilas menangkap sekelebat bayangan putih. Ia pun sedikit memiringkan kepalanya dan matanya yang gelap sedikit menyipit. Tatapan Quan Rui tidak terlihat santai tapi juga tidak terlihat suram saat ia melihat ke salah satu sudut rerumputan dengan curiga. Ia tidak berbicara sama sekali, namun dua asisten yang mengikutinya dari belakang mulai saling berbisik.
"George, keluarga Jiang memang paling kuno dan paling kolot, tapi bagaimana bisa mereka membiarkannya pergi ke rumah leluhur untuk mengadakan acara amal?" Luo Wei menoleh dan bertanya pada George yang berada di sampingnya. Luo Wei harus meninggalkan urusan yang sedang ia tangani dan langsung bergegas datang, namun ia masih belum tahu banyak soal masalah keluarga Jiang.
George melihat Quan Rui yang berjalan di depannya, lalu mendorong kacamata di pangkal hidungnya dan berkata, "Tuan Besar Jiang telah meninggal beberapa waktu lalu dan sekarang yang mengadakan acara amal adalah anaknya, Jiang Hao yang hidupnya kini begitu berantakan. Setiap hari dia menghabiskan waktu hanya untuk bersenang-senang dan mabuk-mabukan. Lihat saja, acara kali ini mengundang semua selebriti di kota Sanjiang. Dari permukaannya, acara ini terlihat baik karena berkedok sebagai acara amal. Padahal, sebenarnya dia hanya ingin mengumpulkan anak-anak keluarga kaya untuk makan, minum anggur, dan bersenang-senang."
"Kalau begitu, mengapa kita datang ke sini?" tanya Luo Wei. Ia menjadi semakin tidak mengerti sehingga ia pun membatin, Bukannya Bos Quan paling tidak terbiasa melihat orang yang seperti ini? Mengapa masih menyempatkan datang di malam selarut ini?
"Kamu benar-benar tidak tahu sedikitpun tentang ini," jawab George singkat. Lalu, ia perlahan-lahan mendekati Luo Wei dan berkata pelan dengan sedikit misterius, "Bos dan putri keluarga Jiang sudah dijodohkan sejak masih dalam kandungan. Bos sudah pasti harus datang."
"Jadi begitu..." Luo Wei mengangguk. Saat ia menoleh dan kembali melihat ke depan, ia melihat Quan Rui tiba-tiba berhenti melangkah. Tadi Bos masih berjalan di depan dengan baik-baik. Mengapa sekarang malah berhenti? pikirnya.
Tak hanya Luo Wei, George turut menyadari bahwa ada yang aneh dengan Quan Rui. Wajah mendadak menjadi pucat. Bos tidak berjalan... Apa jangan-jangan dia mendengar percakapanku tadi dengan Luo Wei? pikirnya panik. Quan Rui tidak pernah suka jika mereka membicarakan omong kosong di belakangnya.
Saat Luo Wei dan George terdiam dan tak tahu harus bagaimana karena sangat gugup, mereka malah melihat Quan Rui menoleh dan berbelok untuk berjalan menuju ke taman rumput.
Semua orang yang berada di tempat itu sontak terkejut dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Quan Rui. Jika jalan besar yang terbentang menuju vila baik-baik saja, mengapa ia malah pergi dan berjalan di rumput?
Sementara itu, Quan Ri terus berjalan ke depan. Semua orang yang menyaksikannya sontak terkejut saat sosok tingginya berhenti di depan seorang gadis. Quan Rui menurunkan matanya dan dengan tenang melihat gadis yang hampir berlutut di rumput itu. Gadis itu memiliki rambut panjang yang terurai sembarangan di punggungnya. Ia mengenakan gaun putih yang membuatnya semakin tampak bersih dan suci di malam yang gelap ini.
Gadis itu tampak cemas dan terus meraba di sekitar rerumputan dengan sepasang tangannya yang begitu putih seperti giok putih. Namun, ia mencari di tempat yang sangat gelap dan bisa diperkirakan bahwa ia tidak akan menemukan apapun meskipun mencari sampai besok pagi, juga. Lagi pula, Quan Rui bisa melihat bahwa sepuluh jari lentiknya yang cantik sudah berlumuran lumpur sehingga ia menebak bahwa gadis itu pasti sudah mencari di sini untuk waktu yang lama.
Quan Rui tidak berbicara dan hanya berdiri berdiri dalam diam. Ketika gadis itu berbalik badan dan bersiap-siap untuk mencari di sisi lain rerumputan, ia malah mendapati sepasang sepatu kulit hitam. Alisnya sedikit berkerut, lalu ia mendongakkan kepalanya dan melihat ke atas.
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.