Tahun 2023, zaman telah berubah. Tapi dihari itu sangat mencekam. Manusia sedang dijajah dan dibunuh. Aku melihatnya sendiri, nampak tidak ada harapan lagi. Tapi, sekelompok manusia mulai bangkit. Mereka mengingat kembali rasa ditindas oleh penjarah. Mereka berjuang, mengusir para penjarah.
Mereka membangkitkan api semangat seluruh rakyat bumi untuk bersatu. Kisah ini dimulai beberapa bulan yang lalu.
"Woooaaah!"
Nama gue Bayu, murid biasa dengan aktivitas yang juga biasa. Penyuka Anime tapi bukan Otaku. Ini tinggal tiga bulan lagi kita semua di SMA ini.
Banyak sih cerita di SMA ini. Tapi gak akan kuceritakan semuanya, 'kan?
Hari ini hari Senin. Yang biasanya menjadi hari yang menyebalkan. Aku bertemu salah satu temanku. Dodi namanya.
Katanya nih, dia dulu tampan, putih, keren. Tapi sekarang jadi kebalikannya. Jelek, hitam, tolol.
Hah, tapi bagaimanapun… teman tetaplah teman. Kami juga tetap menganggap dan menghargainya sebagai teman.
Katanya lagi, perubahan drastisnya itu dikarenakan dia diputusin sama ceweknya. Dan semenjak itu, dia trauma bila lihat cewek.
Aku merasa kasihan pada mentalnya.
"Oy, Bayu! Dodi!"
Itu Andre, dia katanya salah satu orang tertampan di SMA. Tak hanya itu, dia juga dikenal dengan kecerdasannya. Bahkan saking cerdasnya, banyak guru yang gak jadi masuk kelas karena gurunya merasa bodoh.
Untung dia sekelas sama gue. Hehehe :v
Tapi, karena gantengnya juga, banyak cewek yang naksir sama doi. Tapi Andre sedikit tidak tertarik dengan hubungan percintaan.
Atau dia gak bisa ngomong sama cewek?
Ah, ngomongin cewek, gue punya cewek yang udah gue suka sejak dulu. Namanya adalah Ira.
Udah banyak cara untuk mendapatkannya, tapi selalu gagal. Kali ini aku meminta bantuan Dodi. Dia nelpon pake hape lalu gue dengerin pake earphone.
"Cek, cek." Udah kedengeran.
Lalu aku mendekati Ira yang sedang duduk bersama teman-temannya. Tiba-tiba Dodi ngasih intruksi yang gak jelas. "Buah, buah apa yang manis?" Dengan refleks aku ngikutin instruksi Dodi.
Ira yang agak kaget pun menjawab. "Pisang?"
Dodi ngasih tau dan gue ngomong. "Salah."
"Lalu apa dong?" Tanya lra.
Gue dengerin kata Dodi yang ngomong. "Buah dadalo."
Anjir! Gue gak mungkin bilang begitu. Dengan cepat gue harus mencari jawaban teka-teki gila Dodi. Lalu dengan terbata-bata aku ngomong. "Buah hati kita nanti." Anjir gak jelas! Teman-temannya langsung tertawa dan Dodi nyuruh langsung nembak. "Lo mau gak jadi pacar gue?
Ira tersenyum dan ngomong. "Nggak."
Setelah itu aku gak tahu harus bagaimana. Langsung skip aja.
Aku duduk di depan kelasku. Memikirkan apa yang terjadi. Ada beberapa siswa yang melihat dan sedikit tertawa padaku.
Apa mereka tahu? Ini tidak lucu. Apa karena cara dudukku yang aneh? Aku duduk sambil jongkok.
Katanya dapat jika duduk diposisi biasa dapat mengurangi IQ.
Hmm, ini pasti karena Tika. Gadis tercantik di SMA. Selain cantik dia juga besar. Rumahnya maksudnya. Rumah produksi susunya.
Eh, beneran. Dia coba bisnis jual susu kok. Kenapa aku menuduh Tika?
Ya, bukan asal menuduh. Tapi Ira dan Tika adalah rival sejati.
Mereka selalu melakukan pertandingan konyol dan aneh. Mungkin mereka bertanding untuk tidak mendekatiku dulu.
Mulai masuk akal karena mereka berdua menyukaiku. Mereka tidak ingin start mereka dicolong.
Ampuh juga aku duduk seperti ini. Benar-benar menjadi pintar aku.
Baiklah, aku akan menemui Ira lagi saat pulang sekolah nanti saja.
Skip waktu lagi. Sepulang sekolah, aku mencari Ira tapi tidak menemuinya. Apa dia sudah pulang ya?
Bodo amat. Besok aja, kuserahkan pada diriku yang besok. Langsung pulang gak ya?
Hmm, aku akan duduk-duduk sebentar. Angin hari ini sejuk juga. Entah kenapa aku merasakan sesuatu saat angin itu datang melewatiku. Kepalaku juga sedikit pusing.
Aku sedikit melamun dan melihat angin itu menerbangkan daun-daun kering di tanah.
Aku mengangkat tangan kanan dan mengarahkannya ke dedaunan itu. Daun itu langsung berterbangan.
Apa ini kebetulan? Aku mencobanya lagi dan terjadi lagi. Aku pun tertawa sendirian disini. Tawaku baru terhenti saat beberapa orang mulai memerhatikanku.
Jadi, akhirnya aku bisa menguasai elemen angin. Gitu?
Aku mencoba berdiri dan berlari dengan tangan di belakang. Anginku ini menambah lariku makin cepat.
Kucoba melompat dengan kutambah kekuatan anginku. Lompatanku menjadi tinggi.
Mendarat diatas gedung. Aku melompat dari gedung satu ke gedung lain. Haha, ini menyenangkan!
Oh! Hampir saja. Jarak gedung ini lumayan jauh. Mundur dulu mengambil ancang-ancang. Aku berlari dan melompat, berharap sampai di gedung itu.
*bruak
Aku menabrak dan terjatuh. Dunia menjadi gelap. Saat tersadar ternyata sudah dirumah. Aku keluar kamar.
Anjrit cuma mimpi?!
"Padahal seru juga aku punya kekuatan begituan!!"
Aku menyabet menggunakan tangan kananku dan pohon besar di depanku tumbang.
Bukan mimpi!! Aku menari-nari di teras rumah. Tak sadar akan sebuah ancaman baru.