Chereads / Bayu Sword / Chapter 4 - Memberikan Pelajaran pada Iblis Busuk Ini!

Chapter 4 - Memberikan Pelajaran pada Iblis Busuk Ini!

Raja Iblis yang belum kuketahui namanya itu mulai menyerang kembali. Menembak, menghilang, muncul, menembak lagi, menghilang lagi, muncul lagi.

Terus begitu. Aku hanya memasang perisai angin di sekitarku.

Mengikuti rencana pedang menakjubkan ini. Aku diam disana sambil menggambar tidak jelas di tanah menggunakan jariku. Iblis raja itu marah karena ia merasa di acuhkan oleh lawannya. Ia masih menembak dengan bom api miliknya dan menghilang.

Aku masih membiarkannya dan menyelesaikan gambaranku. Ah… akhirnya selesai juga. Gambar gadis anime yang bagus. Kenapa bagus bila aku menggambarnya di tanah. Ah… ini tidak bisa dipajang di kamarku.

"Hey, manusia! Aku lawanmu! Kenapa kau malah asik sendiri?!"

Akhirnya iblis raja itu membuka mulut.

"Ah! Lebih menyenangkan menggambar gadis anime dengan pakaian renang. Dari pada melawanmu!"

"A-apa tadi kau bilang? Anime? Apa itu?" Iblis raja itu penasaran dan melihat ke arah gambar yang aku buat. "Wah, anime seperti itu? Akan lebih bagus bila dapat bergerak."

"Anime itu bisa bergerak. Kau hanya perlu melihatnya di kotak ini."

"A-apa bisa?" Iblis raja itu penasaran. Aku memutar anime ec*chi rekomendasi teman bangsa*tku. Iblis itu menikmatinya sambil memegang ponselku. Kesempatanku!

"Mampus lu!" Aku memukulnya dengan sekuat tenaga. Tapi dia berhasil menghindar, pukulanku meleset dan mengenai tanah hingga membuat lubang raksasa pada tanah itu. Kekuatan angin ini bukan main-main. "Sial, tidak kena! Kemana dia?"

Pedang bolpen itu menjawab. [Dia menuju ketempat Tika!]

Aku segera berlari dan melihat Tika yang kepalanya di pegang oleh iblis raja itu. "Lspaskan dia!" Teriakku.

"Lspaskan?"

"Maksudku lepaskan. Tadi itu hanya typo. Hehe…"

"Jika kau ingin pacarmu ini, temui aku di kerajaan iblis!" Raja iblis itu mengamuk dan meremuk kepala Tika. Tapi sepertinya tidak sakit. Hanya Tika yang lebay berteriak tidak jelas. Iblis raja itu mengambil jiwa Tika dan menghilang.

"Tunggu! Dia bukan pacarku…!!" Aku dan Dodi mendekati tubuh Tika yang seperti tidak bernyawa. Aku mengambil ponselku yang tidak ikut menghilang. Uh… untung saja tidak terbawa. Aku mencium ponsel berhargaku itu. "Apa Tika sudah mati?" Tanya Dodi.

[Tidak, itu hanya jiwa yang keluar dari raganya.] Jawab pedangpolpen. Itu artinya mati bila jiwa keluar dari raganya. Hah…

"A-apa yang kita lakukan?" Dodi mulai panik.

"Aku akan menyelamatkan Tika. Karena aku yang membawanya kemari." Tidak biasanya aku menjadi pria yang bertanggung jawab.

"Caranya?" Tanya Dodi lagi.

Aku tersenyum dan melihat ke sakuku. Pedang itu menjelaskan. [Bayu akan menuju kerajaan iblis dengan cara bertapa 'metujiwo' aku akan mengajari caranya. Tapi kau harus cepat, raga tanpa jiwa akan mati dalam beberapa menit.]

"Baiklah! Apa kau siap, pedang?" [Siap selalu.]

Aku duduk bersila tak jauh dari tubuh Tika dan berkata. "Dodi, tolong jaga kami!" Dodi mengangguk. Aku memejamkan mata dan mulai fokus bertapa. Setelah satu menit, akhirnya jiwa gue bisa keluar. Gue melihat ke belakang gue dan terkejut saat tahu ada kerajaan iblis disana. Gue ngambil pedang di saku baju. "Armor!" Armor sudah terpasang dan gue mulai maju menyerang penjaga depan.

~Di tempat Raja Iblis

Iblis tadi duduk di singgasana dan anak buahnya melapor. "Lapor raja, ada manusia yang menyerang di garis depan. Ia nampak sangat kuat!"

"Hahahahaha! Sudah kuduga ia mencari pacarnya. Kerahkan semua pasukan!!"

"Ta-tapi raja…"

"Tapi apa lagi?! Kita tunjukkan betapa kuatnya para iblis kerajaanku!"

"Tapi, semua pasukan telah kalah!"

*draaaar

Pintu depan meledak dan gue sudah berdiri gagah di depan iblis raja itu. "Dimana Tika?!"

"Tenang, pacarmu baik saja."

"Dia bukan pacarku!!" Dengan cepat gue menyayat iblis itu. Anak buah satunya yang nampak seperti goblin di coc telah pergi melarikan diri.

Iblis raja itu ketakutan setelah mengetahui aku punya pedang legendaris ini. Apa dia tahu juga mengenai pedang ini? Ia menyerah begitu saja. Iblis berani tadi menghilang entah kemana. Dia berubah menjadi iblis pengecut.

"A-ampooouun!! Di-dia ada di penjara tingkat atas! Paling atas!" Aneh sekali, penjara di lantai atas, kenapa tidak di bawah tanah? Singgasana ada di ruangan paling bawah. Aku curiga dengannya.

Aku pun melihat ke atas. Istana ini sungguh tinggi. Gerbang istana yang hancur terbuka lebar, muncul satu iblis raksasa. "Akulah raja iblis yang sebenarnya!"

Sudah kuduga dia tadi bukan raja iblis. Iblis yang mengaku tadi berteriak. "Ayah!!"

Jadi dia anaknya? Aku pikir Sireto menciptakan monster tadi. Rupanya dia hanya memanggilnya. Kenapa dia berkata 'Create Monster' ? Apa dia tidak bisa Bahasa Inggris?

"Siapa yang melakukan ini pada kerajaanku?!" Teriakan raja iblis asli itu sangat kencang.

"Dia ayah!" Iblis pengaku tadi menunjuk ke arahku. Aku menunjukkan gigiku. Raja iblis asli itu marah dan bertambah besar. Dari ukuran 5 meter menjadi 14 meter, dan terus bertambah 1 cm setiap detiknya. Penampilannya seperti titan kolosal dengan sayap besar warna hitam.

Absurd lah…

Aku mengayunkan pedangku ke kaki iblis itu hingga kakinya patah. Ia pun terjatuh. Dengan cepat kakinya tumbuh lagi. Ia mengayunkan tinjunya ke arahku dan aku terpental ke arah tembok. Meski tidak membawa pedang, armor ini masih melekat di tubuhku. Aku melihat pedang-bayu tergeletak disana.

Aku berniat mengambilnya, raja iblis asli itu sepertinya tidak mengetahui bila pedang itu ada di belakang kakinya. Mungkin karena ukurannya yang terlalu besar, itu seperti melihat penghapus yang jatuh dari bangku. Saat akan mengambilnya, penghapus itu sudah diambil temanmu dan mulai di mutilasi.

Yosh!

Kali ini aku sudah mempersiapkan segala yang terburuk sekalipun. Meski aku pernah mengalami hal yang lebih buruk dari itu. Saat perutku sangat mulas, dan ingin buang air. Tapi toilet satu-satunya telah terpakai. Dan terpaksa aku menahan diri. Untung aku lumayan pintar dalam hal ini. Tinggal duduk tegak, rileks, pikirkan hal menyenangkan. Kalau tidak berhasil tinggal ikat jempol kaki dengan karet.

Ini bukanlah hal seperti itu. Kita mulai! Aku segera menghindari serangan cakaran tangan raksasanya. Hal yang mudah, sekarang tinggal mengambil pedang itu dan menyerang titik lemahnya.

Aku berhasil mengambil pedang-bayu dan mulai mengayunkannya seperti seorang ahli pedang. Tangan besar itu kembali menyerang dan aku menghantamnya dengan pedangku. Telapak tangannya terputus dan langsung tumbuh. Selagi tumbuh, aku segera melesat dan berlari melalui lengannya dan menusuk belakang lehernya. Aku pikir itu titik lemahnya. Tangan kirinya mencoba menyerangku tapi aku berhasil menghindarinya dengan mudah. Aku mencoba kembali menuju atas kepalanya mencari titik lemahnya. Pasti ada di suatu tempat. Nampaknya pedang-bayu juga menganalisis kelemahan iblis itu.

Tiba diatas kepala iblis raksasa itu, aku mengangkat pedang-bayu dan menusuknya dengan sekuat tenaga. Memotong kepala tengah terus ke bawah sampai kakinya. Raja Iblis asli itu terbelah menjadi dua.

[Bayu, cepat keatas, selamatkan Tika!] Kata pedang itu.

Pedang itu sepertinya ingin segera menyelamatkannya. Oh iya aku baru ingat, kita harus cepat, bila tidak… tubuh kami akan… sial. Aku lupa!

Aku segera berlari mengitari anak tangga menuju atas istana. Raja iblis asli itu terlihat semakin utuh lagi. Ia kembali bangkit dan membuka kedua sayapnya. Ia terbang menyusulku dari bawah.

"Tika! Lo dimana?! Tika! Tika!" Semoga Tika mendengar apa yang aku teriakkan. Iblis terbang itu tampak tepat dibawahku.

"Bayu? Bayu?!" Hah itu Tika yang dikurung didalam kurungan emas berbentuk seperti kurungan burung dengan bentuk lonjong. Benar ternyata, penjara ada di tingkat paling atas istana ini.

[Bayu!]

Aku mengerti maksudmu pedang. Aku mendarat diatas wajah iblis itu. Iblis itu masih terbang ke atas menghancurkan istananya sendiri. Menara istana hancur dan roboh ke bawah. Tika yang diatas berteriak dengan suara cemprengnya.

Aku langsung melesat ke bawah guna menyelamatkan Tika yang terjatuh dengan cepat.

Aku pun berhasil mengambil kurungan itu dan menaruhnya di tanah dengan aman dan selamat.

"Tika, tunggu disini." Aku sengaja tidak membuka kurungan Tika. Agar saat iblis itu menyerangnya, setidaknya kurungan itu akan melindunginya.

"Jetpack!" Aku berteriak namun tidak ada yang terjadi.

[Maaf, Bayu. Mode baju zirah ini tidak dilengkapi dengan jetpack.]

"Trus gimana? Apa gue harus nge-cheat?"

[Kau lupa kalau kau punya kekuatan angin?] Oh iya benar juga.

Raja iblis itu mendekat dan menabrakku, tapi aku berhasil menghindarinya dengan cara terbang. Tinggal gunakan angin untuk terbang, karena tubuhku saat ini terasa ringan. Mungkin aku sebelumnya gagal karena beda dunia. Di dunia ini terasa berbeda.

Raja iblis asli itu terlihat sangat besar dan marah. Aku bersiap menyerang dengan kuda-kudaku.

[Bayu, serang jantungnya. Itu titik lemahnya!]

Jantung? Benar juga banyak kelemahan di titik itu. Kenapa tidak terpikirkan olehku sebelumnya?

Aku memutar pedang itu dengan cepat. Efek tornado terjadi di sekitar tubuhku. Meluruskan pedang itu dan menyerang ke arah jantungnya. Dan aku dan pedang-bayu berhasil menembus jantung itu sampai ke belakang. Anehnya tidak ada darah yang keluar dari tubuhnya. Raja iblis asli itu mengecil dan membusuk lalu menghilang bersama uap panas. "Baiklah pedang, istirahatlah kembali." Aku lalu memasukkan kembali pedang itu kedalam sakuku.

Aku membebaskan Tika yang masih dipenjara. Setelah bebas, Tika langsung memeluk tubuhku sambil menangis dan mengucapkan terima kasih yang tulus. "Terima kasih. Udah tenang aja, gak ada manusia yang melihat kita. Bahkan yang membaca ini tidak dapat melihat kita."

Gue pasrah aja di peluk sama Tika. Gue ngrasain ada yang mengganjal di dada gue. Semoga Ira tidak punya indra keenam atau ketujuh dan bisa melihat ini. "Udah, ayo pulang." Kataku membujuk.

"Ehm.." Tika mengangguk dengan senyuman manis yang jarang kulihat. Apakah dia sungguh Tika?

"Tapi lo belum gue maafin." Tika mengatakan itu dengan gayanya yang biasa. Sial setelah ditolong dua kali, dia tidak mau maafin gue? Kemana Tika imut tadi?

Iblis pengaku tadi marah melihat ayahnya dibunuh. Ia nampak akan kembali ke dunia manusia. "Cepet kembali ke tubuh lo! Akan kutahan dia disini!" Aku bersiap menyerang. Tapi Tika memanglah gila, ia malah masuk ke tubuh gue. "Eh, anjink! Itu tubuh gue!"

Tika bangun dan mengajak Dodi pergi. "Dodi ayo pergi!" Katanya dengan suaraku.

"Ta-tapi, Tika bagaimana?" Tanpa pikir panjang, Tika menarik tangan Dodi dan bertemu Andre di parkiran.

"Dodi, Bayu? Mana Tika?" Tanya Andre bingung.

"Udah cepet naik!"

"Eits tunggu, kita ninggalin Tika?"

"Udah ayo naik!" Tika segera tancap gas meninggalkan tempat itu. "Wah, katanya gak bisa nyetir mobil, Bay?" Dodi kagum. Tapi bukan saatnya kagum.

Mereka dikejar iblis tadi dari belakang. Gawat, apa yang harus gue lakuin? Terpaksa gue masuk kedalam tubuh Tika untuk menyelamatkan mereka karena ulah bodoh Tika.