Aku duduk terdiam melihat Dodi dan Andre sedang bermain tendang menendang dengan penghapus papan. Mereka bermain di depan papan tulis. Sementara bangkuku yang berada di paling depan, dengan jelas melihat mereka bermain.
Aku membuka salah satu buku tulis di bagian paling belakang. Dan mulai menggambar. Jam istirahat akan berakhir, Dodi sepertinya akan kembali ke kelasnya. Andre yang sudah lelah bermain, pergi ke kantin untuk membeli beberapa minuman. Beberapa anak juga ikut ke kantin. Padahal jam istirahat sebentar lagi berakhir, tapi mereka malah ke kantin.
Aku berpikir, sebenarnya apa kekuatan pedang spectre ini? Saat menjadi pedang, jiwaku dan Tika telah kembali. Apakah pedang ini penukar jiwa?
Dari jendela, nampak Tika dengan wajah merah menggaruk kepalanya. Dari tadi dia dikerumuni banyak orang. Sekarang dia terkenal karena aksi heroiknya menyelamatkan kota dari monster. Ya, kejadian itu terekam cctv. Aku masih mengingatnya dengan jelas.
"Aksi heroik Tika yang mengalahkan monster dengan tangannya."
"Wah Tika hebat!" "Aku mencintaimu!"
Sementara Tika masih tersipu dan terbawa dengan pemujian yang berlebihan itu.
"Tika nomor satu! Tidak seperti cowok itu, yang pergi sambil menangis!"
"Berisik!" Aku berteriak kesal. Ya, saat itu juga terekam oleh cctv. Tika yang mengendalikan tubuhku pergi sambil menangis. Hal itu terekam jelas.
Kini aku terlihat seperti pengecut. Aku memegang polpen yang tak lain adalah sebuah pedang. Akhir-akhir ini aku tidak menggunakannya. Sireto tidak menampakkan dirinya. Apa dia sedang memperkuat diri? Payah, seharusnya aku juga berlatih untuk memperkuat diri.
Minhyuk duduk di sampingku. Yah, cowok Korea ini lagi. Sekarang apa?
"Bayu, kenapa Tika sekarang jadi aneh? Padahal kemarin dia sangat imut dengan sedikit tomboy. Jadi aku tidak suka lagi dengannya. Kembalikan pedangku!"
"Kita sudah menyepakati bersama."
Lagipula itu sifat asli Tika. Yang kemarin adalah aku. Kau lebih menyukaiku dari pada Tika.
"Minhyuk, apa kekuatan dari pedang spectre?"
"Kau tidak tahu? Percuma kalau kau tidak tahu. Kembalikan padaku. Akan kutunjukkan caranya."
"Sudahlah! Kau pergi saja ke kelasmu! Sudah mau masuk ini."
Sepertinya Minhyuk menangkap sesuatu. "Bayu, ada yang datang."
Minhyuk hebat dalam mendeteksi musuh. Dan tiba-tiba langit menjadi gelap. Awan hitam menutupi langit. Hujan pun turun, tapi bukan hujan air. Melainkan hujan petir.
"Bayu, musuh datang!"
"Apa itu Sireto?"
"Kau juga tahu Sireto?"
Sireto keluar diantara awan hitam. Dia menggenggam petir yang lewat dan merubahnya menjadi monster lagi. Bentuknya seperti samurai, Shogun!
Para murid dan pengajar melihat itu dengan tegang. Shogun itu berdiri dengan gagah. Langit masih gelap. Aku dan Minhyuk keluar kelas dan bertemu murid lain.
Mereka malah asyik memotret Shogun itu. "Wah keren!" "Mantep ini di post di IG!"
Dan Shogun itu marah, ia menguatkan kakinya dan mengeluarkan petir yang dahsyat. Menyambar setiap anak yang memotret.
Mereka yang semula senang langsung berlari ketakutan. "Hyaa!"
Apa alasan Sireto dibalik semua ini? Kenapa dia memanggil monster lalu pergi menghilang? Selagi memikirkan itu, aku sudah siap dengan armor api.
Minhyuk terkejut. "Kau sudah menguasai mode armor? Kau memang hebat!"
Terima-kasih, kau yang memujiku pertama.
"Hey Shogun! Sekarang menyerahlah!"
Shogun itu mengeluarkan suara seperti baja tua. "Hahaha! Pedang api? Kita lihat siapa yang menang!"
Seperti dugaanku, dia memiliki pedang Madorb juga!
"Pedang petir!"
Ya, aku sudah tahu kalau itu pedang petir.
"Sekarang api melawan petir! Siapa yang menang!" Aku segera melesat dan Shogun itu menyambarku dengan petir dari langit setelah dia mengayunkan pedangnya. Tapi… aku berhasil menghindar!!
Aku membakar tempat di sekitarku membuat api besar. Aku melesat memutari SMA dan menyerang Shogun dari belakang. Shogun itu terlalu fokus pada api yang aku buat tadi.
Kena! Shogun itu terbakar dan berteriak kesakitan. "Ampuun! Aku menyerah!"
Lagi-lagi aku menang dengan mudah, apa musuh selemah ini?
"Matikan apinya tolong!"
Pedang Aires, aku membekukannya. Setelah menerima panas, dia langsung membeku. Akhirnya aku akan dipuji karena kehebatanku.
Namun…
"Yeay! Tika hebat!" "Dia mengalahkan monster lagi!"
Mereka bodoh. Tika hanya kebetulan lewat. "Terima kasih atas pujiannya, tapi aku tidak melakukan apapun."
"Wah! Dia sangat rendah hati!"
Payah…
Tapi, Shogun itu bergerak. Tika terlalu dekat! Bahaya!
Aku berlari mendekati Tika dan menahan serangan pedang Shogun dengan pedangku. Tangan kiriku menahan di sisi lain mengingat pedang ini pedang dengan satu mata pisau. Sedangkan sisi lain tumpul.
"Tika! Pergilah!"
Petir keluar dari pedang Shogun. Aku mengubah ke pedangbayu. Mampus! Sekarang Petir tidak bisa melawan Angin!
Karena kalah, Shogun itu melarikan diri dengan mengeluarkan semacam formasi petir. Tidak akan kubiarkan!
Aku mendekatinya dan berniat mengakhiri, kurasa masih sempat. Namun…
Minhyuk menahanku. Kami bertiga tersedot masuk kedalam dan menghilang dari dunia.
Dunia yang hampir sama, aku melihat sekelilingku. Aku pikir kami dibawa ke dunia lain. Tapi… ini masih di SMA! Shogun itu melihatku.
"Hey, saat aku kabur, jangan ikut! Aku tidak bisa memindahkan banyak orang!"
"Jangan kabur! Aku tadi hampir mengalahkanmu!"
"Kau pikir kau siapa, he?"
Shogun itu berjalan perlahan dengan santai. Mendekatiku sambil membawa pedang. Aku terdiam di sana sambil terus memerhatikan setiap gerakannya. Siapa tahu dia akan menyerang secara tiba-tiba. Tika bersembunyi dibelakangku. Minhyuk masih berdiri agak jauh dariku.
Dan…
Shogun itu menyerangku! Aku dengan mudah mematahkan serangannya. "Hey, kenapa kau sangat kuat?"
Musuhku lagi-lagi orang yang aneh. Dan dia tiba-tiba menyambar petir dari langit tepat di depanku. Aku menghindar dan Shogun itu mengambil Tika.
"Tapi, apa kau bisa mengalahkanku? Jangan mendekat atau gadis ini akan mati!"
"Ba-bayu! Tolong! Minhyuk sayang!"
"Bodoh! Aku tidak sudi pacaran denganmu!"
"Ba-bayu apa yang kau lakukan! Minhyuk jadi membenciku!"
"Itu salahmu! Karena sifatmu Minhyuk jadi membencimu! Jadilah wanita yang dewasa!"
"Aku sudah dewasa!"
"Berisik! Diam atau aku bunuh wanita ini!"
"Bunuh saja." Aku dan Minhyuk berkata bersamaan.
"Eh?" ×2
"Kalian! Kenapa kalian melakukan itu? Bayu! Tolong aku! Cepat!"
Ch… cewek cerewet ini.
"Larilah sendiri! Dia hanya memegang kerah bajumu! Lepaskan bajumu dan lari!"
"E-eh? Bagaimana bisa aku melakukan hal seperti itu! Bodoh!"
Bisakah dia sedikit mengerti kalau kami sedang memikirkan cara sambil mengulur waktu agar dia selamat? Dia tidak mengerti.
"Baiklah! Akan aku bunuh wanita ini!" Shogun itu mengangkat pedangnya. Tika menggeliat panik. "Bayu! Bayu! Bayu! Aahh!! Aku minta maaf!"
Kenapa dia minta maaf? Apa dia pikir aku tidak mau menolongnya karena dia ada salah padaku?
"Aku minta maaf! Dan juga, aku telah memaafkanmu soal waktu itu! Tolong aku!"
"Diamlah jangan bergerak, gadis tengik!" Shogun itu kerepotan karena Tika terus bergerak sambil berteriak histeris.
"Bayuuuu!! Aaaaa!!"
Dasar cewek ini. Baiklah, akan aku gunakan pedang spectre!
[Bayu, pedang spectre mempunyai kekuatan dapat menghentikan waktu.]
Benarkah? Kenapa selama ini aku tidak bertanya pada pedang itu?
[Tapi, itu menguras tenaga. Juga, waktu yang terhenti hanya lima detik. Dan dapat digunakan lima jam lagi.]
Lima detik? Apa itu?! Padahal aku sempat berpikir untuk menghentikan waktu dan berjalan-jalan sambil telanjang.
"Baiklah, itu cukup!"
Serang!
Aku menyerang ke arah samping Shogun. Shogun itu menggunakan Tika sebagai perisainya. Saat ini aku tidak menggunakan penghenti waktu. Ini bukan waktu yang tepat. Lagipula coldownnya sangat lama.
"Bayu! Kekuatan pedang spectre dapat menghentikan waktu! Gunakan itu!"
Minhyuk itu, aku sudah tahu tadi. Kalau pedang itu bisa menghentikan waktu, jadi kenapa waktu itu pedang spectre dapat menukar kembali jiwa yang tersesat? Mungkin itu karena Ratu itu.
Aku kembali menyerang, lagi-lagi Tika digunakan sebagai perisainya. Saat ini aku melepas armorku yang masuk ke dalam pedang.
"Kau hebat telah mengusai mode armor, tapi kenapa kau melepasnya? Oh iya, kau lawan yang bisa menahanku selama ini, boleh tahu siapa namamu?"
"Namaku Bayu Satria!"
"Ksatria ya? Baiklah akan kuingat namamu, kalian akan aku lepaskan kali ini. Saat aku kabur jangan ikut lagi. Namaku Raiyu Satouria!"
Shogun itu berniat akan pergi lagi, namun aku mencegahnya. "Oy! Namamu aneh! Barusan kau meniru namaku 'kan?!"
"Aho! Itu nama asliku!"
"Aku sudah menunjukkan nama asliku, sekarang tunjukkan nama aslimu!"
Shogun itu menatapku, aku tidak tahu persis bagaimana ekspresinya. Itu karena helm menutupi wajahnya. Apa namanya? Kabuto?
"Se-sebenarnya, aku tidak punya nama. Semua memanggilku Shogun tanpa nama. Namun setelah mendengar namamu yang keren, aku jadi terinspirasi untuk menamaiku hampir sama denganmu."
"Hey, kau tahu jika di daerah sini ada sebuah peraturan?"
"Peraturan? Apa itu?"
"Jika seseorang meniru nama dari orang lain, maka orang yang meniru itu harus memberikan sesuatu pada orang yang ditirunya."
"Be-benarkah? Apa yang kau inginkan?"
Bagus, Shogun bodoh ini masuk dalam jebakanku, aku akan meminta pedang petirnya jadi milikku. Namun sebelum mengatakan apapun, Tika yang masih di tawan oleh Shogun itu berkata.
"Mana ada peraturan seperti itu? Kau berbohong ya?"
"…"
"Bakaaaa!!!"
"Fuhahaha! Hampir saja aku menyerahkan pedang petirku ini, usaha yang bagus! Aku akan pergi bersama gadis ini!"
"B-bayu! Maaf!! Tolong aku!!"
Shogun itu kembali mengeluarkan formasi petir seperti tadi. Ini kesempatanku,…
Sekarang!!
"Timer-stoping!"
Benar, waktu benar-benar terhenti. Waktuku hanya lima detik sebelum semuanya kembali normal!
Aku menebas beberapa kali pada Shogun itu, anehnya seranganku juga terhenti. Apa untungnya? Disaat waktu sudah berjalan normal, Shogun itu menerima semua seranganku secara bersamaan. Aku mengerti sekarang.
Shogun itu, terpental! Tika berlari meninggalkan tempat itu sambil menangis.
"B-bagaimana bisa, kau… Kapan kau menyerangku?"
Padahal tadi Minhyuk sudah berteriak kalau pedang spectre bisa menghentikan waktu.
"Aku bisa menyerang secara cepat dan tepat. Menyerahlah, serahkan pedangmu dan kau akan aku ampuni."
"Menyerahkan pedangku? Hahahaha!"
Aku berniat mengumpulkan seluruh pedang madorb di dunia ini!!