Chereads / Aku Punya Lima Papa / Chapter 35 - Rumah Papa Mau Kedatangan Banyak Orang

Chapter 35 - Rumah Papa Mau Kedatangan Banyak Orang

"Ruanruan baru menemukan Papa 3 hari yang lalu, sekarang Ruanruan baru tahu memiliki Nenek."

Ruanruan berpikir, 'Sebelumnya Papa tidak mengatakan apapun kepada Ruanruan…'

Ruanruan melihat ke arah Mu Shen.

Mu Shen berdeham kemudian berkata, "Nanti aku akan bicara dengan kalian."

Penampilan Ruanruan yang menggemaskan itu membuat hati ketiga orang itu menjadi luluh, seketika mereka ingin memberikan semua hal yang terbaik kepada Ruanruan saat ini juga. Dan yang terpenting adalah Ruanruan, anak yang menggemaskan itu adalah keluarga mereka!

"Cucu yang baik, kamu tunggu ya, Nenek akan langsung datang menemuimu!" Ibu Mu sudah merasa tidak sabar, dia merasa begitu antusias hingga ingin berlari pergi ke vila Mu Shen saat itu juga.

Dia memberikan handphonenya kepada ayah Mu, "Kalian mengobrol dulu, aku mau mengganti pakaianku. Sayang, tunggu nenek ya, nenek akan segera datang ke sana."

"Iya Nenek, sampai jumpa Nenek. Ruanruan menunggu Nenek ya." Ruanruan tersenyum manis sambil melambaikan tangannya.

Ibu Mu memegang dadanya, 'Gawat, aku tidak rela berpisah dengannya!'

Tapi untuk bisa tampil cantik di depan cucunya itu dia tetap harus berpisah dengan Ruanruan.

Kakek Mu mendesak ayah Mu mengambil posisi tengah layar handphone, dia tersenyum penuh kasih sayang ke arah Ruanruan, "Ruanruan, Ruanruan suka apa? Nanti Kakek buyut belikan untukmu."

Ruanruan dengan cepat melambaikan tangannya, "Tidak perlu, Papa memberikan Ruanruan banyak sekali barang, Ruanruan memiliki semua yang Ruanruan butuhkan."

Raut wajah kakek Mu kemudian terlihat sedikit kecewa, tapi walaupun Ruanruan mengatakan itu dia tetap ingin memberikan hadiah untuk cucu perempuannya ini, jadi sekarang dia ingin pergi mencari sesuatu yang bisa dia hadiahkan untuk Ruanruan.

"Anak baik, tunggu Kakek buyut ya, kami akan segera datang menemuimu."

Mu Shen berkata, "... Sekarang sudah malam."

"Lalu kenapa kalau malam?!" Kakek Mu berteriak dengan kencang, tapi kemudian dia takut membuat Ruanruan terkejut sehingga dia kembali menekan suaranya, "Walaupun langit sudah gelap kalau untuk Ruanruan tetap saja harus datang sekarang, lihat saja nanti bagaimana kami akan mengurusmu!"

Setelah mengatakan itu kakek Mu melihat ke arah Ruanruan dengan lembut lalu berkata, "Ruanruan tunggu ya, kamu akan segera bertemu dengan Kakek buyut, sekarang kamu bermainlah dulu dengan Papa ya."

"Hm, Ruanruan akan menunggu dengan tenang dan tidak pergi kemana-mana. Sampai jumpa, Kakek buyut."

Setelah mendapat balasan Ruanruan, kakek Mu pergi dengan wajah senang. Dia bergegas memilih pakaian yang bagus untuk bertemu dengan Ruanruan.

Akhirnya handphone itu sepenuhnya menjadi milik ayah Mu, dia melihat ke arah Mu Shen, setelah itu dia melihat Ruanruan dan sorot wajah seriusnya seketika berubah menjadi lebih lembut.

"Ruanruan sudah makan? Apa kamu mau memanggilku Kakek? Kakek inign mendengarmu memanggil Kakek dengan sebutan Kakek."

Ruanruan kemudian mengabulkan permintaan ayah Mu, "Kakek, Ruanruan sudah makan pangsit. Tadi Ruanruan membungkusnya sendiri, pangsit Ruanruan sangat besar, Papa tadi juga makan. Sekarang perut Ruanruan sangat kenyang, apa Kakek sudah makan?"

Mu Tianqi tertawa sambil menganggukkan kepalanya, "Sudah, sudah. Wah Ruanruan bisa membungkus pangsit, hebat sekali!"

Ruanruan tersenyum lebar karena mendapat pujian.

Mereka mengobrol sebentar kemudian karena Mu Tianqi juga harus bersiap-siap untuk menemui Ruanruan, akhirnya video call mereka harus berakhir.

Di sisi lain, Mu An masih mengobrol dengan kakaknya, sejak tadi Mu An tidak bisa mengatakan apapun, tapi setelah ketiga orang itu selesai melakukan video call dengan Mu Shen dan Ruanruan, Mu An memberanikan diri menggendong pergi Ruanruan walaupun Mu Shen melihatnya dengan sorot mata yang menakutkan.

"Ruanruan, lihatlah, Bibimu ingin melihatmu."

Mu An menggendong Ruanruan dan pergi dari sana.

Mu Shen dengan raut wajah muram tiba-tiba dia teringat bahwa sebelumnya dia sudah menyiapkan sesuatu untuk Mu An!

Di sisi lain, Runaruan yang ada di gendongan Mu An melihat seorang perempuan yang sangat cantik. Mu An memamerkan Ruanruan di depan Mu Liu.

"Bukankah sangat menggemaskan? Saat aku melihat Ruanruan aku langsung merasa tidak percaya bahwa Kakak bisa memiliki anak perempuan yang begitu menggemaskan seperti dirinya! Ini tidak masuk akal!"

Ruanruan dengan kesal menggembungkan kedua pipi kecilnya, kedua matanya yang indah melihat ke arah Mu An dengan marah, "Papa sangat baik, Paman tidak boleh mengatakan hal buruk tentang Papa."

Mu An seketika langsung mengalah, "Iya, iya, iya! Paman tidak bicara, ya?"

Setelah mengatakan itu dia membuat gerakan seperti menarik resleting di mulutnya.

Kemudian Mu Liu tertawa melihat sikap mereka, dia melihat Ruanruan dengan sorot mata yang sangat lembut.

Dia sama sekali tidak menyangka akan ada hari dimana adik laki-lakinya yang begitu dingin itu dilindungi oleh seorang anak kecil seperti saat ini.

Ruanruan kemudian melihat ke layar handphone Mu An. Dia mengedip-ngedipkan matanya lalu dengan sopan menyapa Mu Liu, "Halo Bibi."

"Wah, Ruanruan sangat pintar. Bibi baru tahu keberadaan Ruanruan, jika Bibi tahu sejak dulu pasti Bibi sudah datang menemui Ruanruan."

Dalam hati sebenarnya dia juga merasa kesal kepada adiknya itu, 'Bagaimana bisa dia menyembunyikan masalah sebesar ini dari kami semua, jika bukan karena Mu An maka entah sampai kapan dia akann menutupi semua.'

Ruanruan dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Ini bukan salah Papa, Ruanruan juga baru menemukan Papa, Papa sebelumnya tidak tahu ada Ruanruan."

Mu Liu terkejut melihat ke arah Ruanruan, dia kemudian dengan kebingungan bertanya, "Lalu dimana Mama Ruanruan?"

"Tidak ada Mama, Ruanruan dibesarkan oleh Master, tapi Master pergi dan menyuruh Ruanruan mencari Papa."

Mu Liu seketika berpikir bahwa perempuan yang melahirkan Ruanruan tidak menginginkan Ruanruan lalu membuang Ruanruan ke gunung, setelah itu Ruanruan dirawat oleh orang lain tapi sekarang orang itu tidak menginginkan Ruanruan!

Mu Liu berkata dalam hati, 'Astaga, bagaimana bisa ada yang tega membuang anak yang begitu menggemaskan seperti dirinya? Orang-orang itu pasti orang yang tidak menginginkan Ruanruan!'

Saat memikirkan itu, Mu Liu melihat Ruanruan dengan sorot mata kasihan dan prihatin.

Hal itu membuat Ruanruan kebingungan.

"Ruanruan jangan takut, kelak kamu adalah putri kecil keluarga Mu. Siapa yang berani menindas Ruanruan maka katakan kepada Bibi, Bibi akan memberi orang itu pelajaran terutama jika Pamanmu yang menindasmu. Jika dia berani menindasm, maka langsung suruh Papamu mengurusnya!"

Ruanruan mengangkat kedua tangannya yang kecil ke atas lalu dengan serius berkata, "Ruanruan tidak takut, Ruanruan sangat hebat. Setelah Ruanruan menguasai tai chi maka Ruanruan akan membalas semua yang berani menindas Ruanruan!"

Sikap Ruanruan benar-benar membuat hati Mu Liu luluh.

Ruanruan terlihat begitu penurut, begitu menggemaskan tapi juga membuat Mu Liu merasa kasihan.

Mu An berkata, "... Kak, aku tidak menyinggungmu kan?"

'Kenapa aku merasa seperti aku sedang tersakiti walaupun aku tidak melakukan kesalahan?'

Mu Liu melihat ke arah Mu An lalu berkata, "Kamu sebaiknya memikirkan cara untuk menyelamatkan dirimu."

Mu An, "..."

'Astaga!'

Mu Liu sama sekali tidak menghiraukan sorot mata Mu An yang terlihat memelas seolah diperlakukan tidak adil itu. Dia terus berfokus melihat wajah Ruanruan.

Rasa sayang memenuhi diri Mu Liu dan dalam sekejap dia memutuskan untuk pergi menemui Ruanruan.

"Xiao San, jaga Ruanruan baik-baik, aku akan segera kesana."

('Xiao San' biasanya adalah panggilan untuk adik ketiga, 'Xiao' berarti kecil dan 'San' berarti tiga.)

Mu An menjawab, "... Aku sudah bilang jangan panggil aku Xiao San!"

Ruanruan, "..."

Setelah Mu Liu mengakhiri video call mereka, Ruanruan terlihat baru menyadari sesuatu.

"Kakek, Nenek, lalu Kakek buyut serta Bibi mau datang ke rumah Papa."

Ruanruan menggunakan jari kecilnya untuk menghitung, 'Wah, akan ada banyak orang yang datang ke rumah Papa.'

Ruanruan melompat turun dari gendongan Mu An, kemudian dia berlari ke arah Mu Shen dengan kedua kakinya yang kecil itu.

"Papa."

Ruanruan memeluk Mu Shen kemudian dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Mu Shen, "Papa, akan ada banyak orang datang kemari, bagaimana jika kita membuat makanan yang enak untuk menyambut mereka?"

Mu Shen menggendong Ruanruan dan membuatnya duduk di atas pangkuannya, awalnya dia merasa sedikit tidak terbiasa tapi sekarang dia sudah terbiasa melakukannya.

"Kita siapkan buah saja untuk menyambut mereka."