"Aku Di Yanmo, suamimu."
Di Yanmo mengulang lagi ucapannya dengan nada bicara yang sangat dalam. Suaranya membuat wajah Lin Qianyi merona dan tatapan matanya dengan malu tidak berani diarahkan kepadanya.
"Uhuk, itu…. Yanmo, apakah kamu memiliki waktu di akhir pekan ini? Aku ingin membawamu bertemu dengan ibuku."
Ketika memanggil nama pria itu, Lin Qianyi merasa agak aneh. Akan tetapi, ia masih berusaha memanggilnya dengan benar di depan pria itu.
Setelah selesai bertanya, wajah Lin Qianyi terasa sangat tegang saat melihat Di Yanmo. Dalam hati, ia tidak berhenti berdoa agar pria itu bersedia melakukan permintaannya. Andai pria ini menolaknya, maka ia baru saja menjual dirinya dengan sia-sia.
Di Yanmo tidak langsung menjawab pertanyaaan Lin Qianyi. Ia hanya mengarahkan matanya yang menatap tajam kepada Lin Qianyi.
Tidak lama kemudian, suara pelan dari bibir seksinya keluar, "Kamu sangat berharap aku pergi?"
Mendengar pertanyaan itu, Lin Qianyi segera menganggukkan kepala dan dengan cepat berkata, "Tentu saja aku berharap kamu datang. Kamu begitu tampan, memiliki pesona yang menggoda dan berbadan tinggi. Ibuku pasti akan senang begitu melihatmu mengunjunginya."
Perkataan Lin Qianyi memang tidak terlalu terdengar sedang menjilat, tetapi hal yang dikatakannya itu benar.
Lagi pula, sarat ibunya melihat pria yang sempurna seperti Di Yanmo ini, orang tua itu pasti akan sangat gembira sampai tidak bisa menutup mulutnya.
Walaupun Lin Qianyi punya perbedaan yang jauh dengan ibunya, tetapi ibu dan anak ini memiliki kemiripan yang sangat persis untuk masalah ini.
Ya, mereka berdua sangat menyukai pria yang tampan! Tentu hanya sebatas mengagumi dan tidak sampai jatuh cinta.
Di Yanmo yang mendengar pujian dari Lin Qianyi membuat sudut bibirnya agak terangkat sedikit, sangat sedikit sampai Lin Qianyi sama sekali tidak menyadarinya.
"Baiklah." Jawab Di Yanmo dengan pelan.
Mata Lin Qianyi langsung bersinar, dengan senang melihat Di Yanmo dan memastikan jawabannya sekali lagi, "Kamu telah bersedia untuk pergi?"
Di Yanmo melihat tatapan yang penuh dengan penantian dan harapan dari Lin Qianyi. Ia pun menjawab dengan sangat ramah, "Iya."
Yan Yi melihat sikap Di Yanmo yang dengan sabar mengulangi jawabannya tadi. Ia pun kembali terkejut melihat sikap bosnya begitu berubah pada gadis asing yang baru ditemuinya. Padahal, bossnya itu sangat terkenal memiliki sikap yang dingin dan tidak pernah suka mengulangi perkataannya dua kali.
Kembali ke Lin Qianyi, ia merasa beban di dalam hatinya terangkat dan suasana hatinya sudah sangat senang. Kemudian, gadis ini memberikan senyuman yang sangat memikat kepada Di Yanmo, "Yanmo, aku menyadari kamu semakin lama semakin tampan, aku hampir tidak bisa menahan diri untuk memelukmu!!"
Pada akhirnya Lin Qianyi tidak bisa menahan untuk menggoda pria tampan itu. Ia pun mengeluarkan beberapa kata untuk menggoda pria yang telah menjadi suaminya ini.
Tetapi setelah mengatakan perkataan itu, Lin Qianyi pun memperhatikan ekspresi wajah Di Yanmo. Pria ini nyatanya sama sekali tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan membuat Lin Qianyi ingin mengambil sepotong tahu dan melemparkan ke wajahnya.
Suasana saat ini seketika menjadi canggung, terutama saat terdengar suara ketukan pintu ke ruangan ini. Ternyata, seorang manajer restorannya sedang mengantarkan makanan mereka secara langsung ke ruangan ini. Satu-persatu hidangan ini pun diletakkan ke meja dan dengan hormat keluar dari ruangan.
Tidak tahu penyebabnya, Lin Qianyi merasa bahwa manajer restoran sangat hormat sampai ada rasa ketakutan terhadap Di Yanmo. Lelaki yang sudah menjadi suaminya ini seolah tampak seperti reinkarnasi seorang kaisar dan manajer itu adalah salah satu bawahannya.
Tetapi di depan makanan yang enak, Lin Qianyi langsung melupakan kecurigaan itu. Ia dengan cepat mengambil makanan dan memasukannya ke dalam mulut. Saat cita rasa makanan itu memenuhi lidahnya, matanya menyipit seolah sangat menikmati makanan itu.
Melihat Lin Qianyi makan seolah makanan ini adalah makanan yang paling enak, Di Yanmo ikut makan dan sepertinya jauh lebih enak daripada biasanya.
Setelah makan, mereka berdua berjalan keluar dari ruangan ini. Namun… benarkah hanya makan bersama seperti biasa dapat membuat Lin Qianyi merasa hubungan di antara mereka berdua seolah lebih dekat?