Apa yang dipikirkan Lin Qianyi?!!! Kapan tangannya diletakkan ke bagian dada Di Yanmo?! Lalu, masih memegang dengan erat lagi!!!
Ah!!! Lin Qianyi ingin berteriak secara histeris!! Hal semacam ini terlalu memalukan baginya! Waktu itu, ia hanya menyukai pria tampan dan sama sekali tidak akan melakukan apapun terhadap pria itu!!!
Menerima kenyataan yang mengejutkan ini, kepala Lin Qianyi seketika merasa pusing hingga mau pingsan. Kepalanya seakan diputar dengan cepat oleh kenyataan yang mengejutkan ini. Dengan wajah yang merah merona, ia pun tergagap menjelaskan kepada Di Yanmo.
"Aku! Aku!! Aku…. bukan... bukan sengaja. Benar… benar-benar bukan sengaja. Ini.. ini hanya kesalahan tangan yang tidak bisa dikontrol saat tidur. Jadi, bukan kesalahanku!"
Lin Qianyi dengan cepat berguling ke sisi ranjang satunya. Ia ingin 'melempar batu sembunyi tangan' atas masalah ini. Ia berkata demikian sambil menatap pria itu seolah hal yang dikatakannya itu memang benar adanya.
Di Yanmo pun memperhatikan ekspresi Lin Qianyi yang gelisah dan angkuh itu. Tatapannya pun menunjukkan senyuman, tetapi Lin Qianyi tidak menyadarinya.
Akan tetapi, tatapan panas Di Yanmo menyapu ke dada gadis itu. Tatapan itu langsung melebar dan seakan tampak berbinar karena sesuatu.
Di Yanmo mulai turun dari ranjang dan masuk ke ruangan pakaian yang besar. Kemudian, ia berkata, "Kalau kamu tidak mau aku cepat-cepat mendapatkan persetujuanmu, maka jangan pernah menggodaku."
Lin Qianyi menatap pria itu masuk ke dalam ruangan pakaian, kemudian seolah telah melewati masalah ini, ia pun menepuk dadanya sendiri.
Lin Qianyi pun memikirkan hal yang dikatakan oleh Di yanmo sebelum masuk ke ruangan itu. Sekujur tubuh Lin Qianyi langsung panas dan berbisik, "Bukannya hanya menyentuh bagian itu saja? Apanya yang menggodamu? Menyentuh dan menggoda itu merupakan dua hal yang jauh berbeda tahu?!"
Sambil berbisik, Lin Qianyi juga menyingkirkan selimut dan berencana untuk masuk ke kamar mandi. Saat mulai menyingkirkan selimutnya, ia merasa tubuhnya agak kedinginan.
Saat menggosok-gosok badannya, seketika Lin Qianyi tertegun dan muncul perasaan terkejut. Ia pun menunduk dan melihat payudaranya terbuka tanpa tertutupi apapun. Wajahnya pun kaget seperti melihat hantu dan matanya terbelalak dengan kenyataan ini!
Dengan perlahan, wajah Lin Qianyi langsung berubah menjadi murka. Ia pun berteriak ke arah ruangan pakaian, "Di Yanmo kamu bajingan! Dasar mesum!!"
Lin Qianyi baru mengingat tentang dirinya yang tidak memiliki pakaian ganti. Kemarin, ia pun terpaksa keluar hanya ditutupi dengan jubah mandi dari kamar mandi saja.
Namun tetap saja, hal ini dilakukan secara tidak berperasaan. Ini memang perbuatan seorang bajingan! Jadi, Di Yanmo ini adalah seorang bajingan!
Saat mendengar teriakan kesal tersebut, Di Yanmo yang berada di ruang pakaian hanya menggeleng sejenak. Ekspresinya yang semula datar, langsung berubah menjadi lembut. Salah satu sudut bibirnya pun terangkat dan tampak tersenyum dengan senang.
Sepasang mata Di Yanmo pun berubah menjadi lebih gelap, 'Ah, sekarang…. masih belum waktunya.'
Setelah Lin Qianyi selesai keluar dari kamar mandi, Di Yanmo juga baru saja selesai beres-beres. Ia juga telah mengenakan setelan kemeja yang berwarna hitam dan sosok badan yang tinggi besar itu terlihat sangat tampan serta sempurna.
Barusan Lin Qianyi telah melihat penampilan Di Yanmo dan sudah tertarik dengan ketampanannya sampai tidak bisa berpindah pandangan. Sepasang mata itu pun seolah telah menempel hanya pada badan Di Yanmo seorang.
Di Yanmo pun memandang balik Lin Qianyi yang menatapnya dengan tatapan penuh antusias. Tatapan istrinya yang tidak ditutup-tutupi itu membuat Di Yanmo juga merasa senang diperhatikan seperti itu. Kemudian ia mengambil baju di tangannya dan berjalan ke depan Lin Qianyi.
"Berpakaianlah! Setelah itu turun dan kita bisa sarapan bersama."
Lalu Di Yanmo mengambil baju dan memberikannya kepada Lin Qianyi. Setelah memberikan baju itu, Di Yanmo pun segera berjalan keluar dari kamar dan menutup pintu kamar itu.
Lin Qianyi memandangi Di Yanmo yang bergerak dengan anggun meninggalkan tempat ini, hatinya jadi merasa tidak senang. Lagi pula, dalam hatinya, ia masih ingin menikmati ketampanan pria itu.