Lin Qianyi bisa merasakan bahwa sikap Di Yanfeng yang kelihatan sangat santai itu, sebenarnya juga memiliki perkataan yang tidak bisa diragukan lagi. Apalagi bila membahas keunggulan yang dimiliki kakaknya.
Di sisi lain, Di Yanmo juga merupakan seorang pria yang memiliki sikap yang hangat. Saat pagi tadi, Lin Qianyi sudah bisa merasakan sendiri dan dengan jujur menganggukkan kepala bila ditanyai mengenai sikap baik pria itu.
Intinya, Lin Qianyi mengakui semua perkataan Di Yanfeng itu tidak salah.
"Ya, dia memang seorang pria yang hangat."
Mendapatkan kepastian dari Lin Qianyi, Di Yanfeng seolah telah masuk ke surga dan bisa merasakan tatapan dari kakaknya itu lebih hangat dan semakin baik.
"Kakak Ipar, apa yang kamu sukai dari kakakku? Sejak kapan kalian bertunangan? Apakah mau kupanggil orang tuaku kemari dan meminta mereka untuk melamar ke rumahmu?"
Di Yanmo yang terkenal dengan status lajangnya membuat Di Yanfeng ingin secepatnya menyelesaikan masalah besar kakaknya ini. Dengan begini, orang tua mereka juga tidak akan begitu gesit menyuruhnya untuk menikah!
Sebenarnya, perkataan dari Di Yanfeng itu juga benar. Akan tetapi, Lin Qianyi langsung terkejut dan tampak bingung.
"Kemarin malam, kami sudah ke kantor sipil. Jadi, sudah tidak perlu mengadakan acara lamaran lagi."
Nada bicara Lin Qianyi sangat tenang. Ia seakan sudah tidak merasa aneh bila menikah dan mendapatkan surat nikah bersama dengan orang asing dalam waktu satu malam itu merupakan sesuatu yang biasa.
Di Yanfeng melihat Lin Qianyi pergi mengambil tabletnya lagi. Namun dalam tatapannya ini, ia seolah baru melihat hantu. Sesungguhnya, Di Yanfeng baru berpikiran untuk menyuruh mereka agar segera bertunangan dulu. Nyatanya, mereka telah mendapatkan surat nikah duluan?!!
Astaga!!! Apa dunia ini sudah berputar terlalu cepat? Kenapa saat dirinya hanya pergi keluar kota sebentar, namun kakak kandungnya tiba-tiba telah mendapatkan surat nikah?
Malahan, kejadian ini terjadi tepat saat kemarin malam? Lagi pula, sejak kapan kantor urusan sipil mau membukakan pintu hanya untuk mengesahkan sepasang kekasih untuk menikah saat malam?
Di Yanfeng langsung melihat kakaknya yang sedang duduk di belakang meja kantor. Sudut mulutnya seketika terangkat dan tidak perlu dipikir lebih jauh lagi. Ya, dapat dipastikan bahwa semua kejanggalan ini dapat terjadi karena pengaruh yang dimiliki kakaknya.
Di Yanfeng melihat kakaknya sebentar dan kemudian beralih memandang Lin Qianyi. Ia pun jadi berpikiran bahwa pasti banyak kejadian yang dialami oleh kakak iparnya itu sampai bisa terjadi pernikahan yang secepat ini.
"Kakak Ipar, kamu sebelumnya mengenal kakakku tidak?" Di Yanfeng yang sudah mengetahui mereka berdua telah mendapatkan surat nikah, membuatnya makin berani menggoda Lin Qianyi.
"Tidak kenal." Ucap Lin Qianyi tanpa mengangkat kepala.
"Kalau begitu, apakah Kakak Ipar mengetahui siapa kakakku?" Di Yanfeng melanjutkan pertanyaannya, tetapi tatapannya masih tampak bingung.
Ketika Di Yanfeng bertanya, Di Yanmo menatap ke arah adiknya dengan tatapan yang dingin dan tajam.
Kedinginan ini bukan yang seperti biasanya dan ini juga berarti bahwa Di Yanmo sangat tidak senang dengan pertanyaan adiknya.
Sebagai adik kandung Di Yanmo, Di Yanfeng tentu saja mengetahui tatapan dinding itu. Dalam hati ia langsung gemetar dan perasaan ini adalah pertama kalinya bagi Di Yanfeng melihat kakaknya seperti ini. Baru kali ini kakaknya begitu memperdulikan seorang gadis.
Di Yanfeng melihat tatapan itu dan kembali menatap ke arah Lin Qianyi. Ia merasa bahwa kelihatannya kakaknya kali ini serius. Ia pun penasaran dengan kelebihan gadis ini. Apalagi sampai bisa membuat kakaknya yang terkenal tidak berperasaan dan dingin itu dapat jatuh cinta dengannya?
Akan tetapi, Di Yanfeng akan selalu mendukung kakaknya walau apapun yang terjadi. Lagi pula, ia juga sudah mempercayai kakaknya sejak kecil. Di Yanfeng pun yakin bahwa orang yang dipilih kakaknya itu bukanlah pilihan yang buruk.
Saat mau bertanya, awalnya Di Yanfeng merasa ketakutan ketika melihat tatapan penuh ancaman dari kakaknya itu. Namun baru ingin bertanya satu pertanyaan lagi, tiba-tiba Lin Qianyi sudah berkata duluan.
"Di Yanmo, ah... apakah kamu tidak mengetahui seperti apa kakak kandungmu sendiri?" Tanya Lin Qianyi kepada Di Yanfeng dengan acuh tak acuh.
Lin Qianyi mengangkat kepala sejenak dan menatap Di Yanmo dengan tatapan yang tampak bingung serta tidak tahu apa-apa.
Kemudian, Lin Qianyi menundukkan kepalanya lagi dan lanjut menonton film Detective Conan di tabletnya. Namun saat ia menunduk, seketika suasana langsung menjadi sunyi dan senyap.
Bersamaan dengan itu, ia pun seketika terpikirkan sesuatu. Ya, bukankah ini adalah salah satu tujuannya untuk mengenal suaminya lebih dalam? Kemudian, Lin Qianyi pun memutuskan untuk mencari tahu informasi ini dari adik iparnya itu.