Oh... oh! Nasib Di Yanfeng begitu menderita!
Kemudian karena kekuatan tatapan membunuh dari kakaknya yang kuat itu membuat Di Yanfeng terdiam dan secara perlahan-lahan langsung menggerakkan tangannya ke tangan kakak iparnya itu. Ia pun menjauhkan tangan kakak iparnya itu dari pundaknya.
Ternyata, setelah tangan kakak iparnya terlepas dari pundaknya, aura membunuh dari kakaknya itu juga ikut hilang….
Dalam hati, Di Yanfeng ingin memarahi kakaknya karena terlalu menyayangi kakak iparnya. Malahan, Di Yanfeng yang sudah menjadi adiknya pun tidak mendapat kasih sayang sebagai saudara. Namun hal ini tidak diperlihatkan di wajahnya.
"Oh, iya! Kakak Ipar masih tahap kuliah ya? Apa bidang yang kamu pelajari? Kedepannya, apa yang ingin kamu kerjakan setelah lulus?"
Di Yanfeng mengganti topik pembicaraan, ia ingin mendapatkan lebih banyak informasi darinya. Setidaknya dengan mengetahui hal yang ingin dilakukan kakak iparnya, ia juga bisa mendapatkan hatinya. Bila demikian, bukankah begitu lebih bagus?
Namun mendengar pertanyaan ini, malah membuat alis mata Lin Qianyi terangkat. Ia pun bertanya dengan curiga, "Kenapa kamu malah bertanya tentang ini?"
"Tentu aku bisa saja membantu Kakak Ipar. Lagi pula, Kakak Ipar begitu cantik, kakakku pasti tidak tega kamu menderita."
Di Yanfeng berbicara tanpa berpikir, tetapi juga tidak lupa untuk memuji kakaknya juga.
Walaupun kakak dan kakak iparnya telah mendapatkan surat nikah. Namun dari penglihatannya yang singkat itu, Di Yanfeng bisa menyadari cerita di balik hubungan mereka berdua. Ya, kakaknya yang menyukai kakak ipar duluan.
Sedangkan kakak iparnya ini…. Sepertinya tidak terlalu ada perasaan dengan kakaknya.
Dari hasil analisa ini, Di Yanfeng tentu akan membantu kakaknya. Walaupun kakaknya lebih menyukai kakak ipar daripada dirinya. Namun, ia juga masih tetap sangat menyayangi kakaknya ini!
Seketika bola mata Lin Qianyi melirik ke arah Di Yanmo yang sedang serius bekerja, lalu kembali melihat ke arah Di Yanfeng.
Lin Qianyi menyadari adanya dukungan yang bagus dari adik iparnya. Jadi, ia merasa rugi bila tidak memanfaatkannya. "Kamu bertanggung jawab di bagian mana? Apakah kamu memiliki divisi di bidang perfilman keluarga Di?"
Di Yanfeng melihat Lin Qianyi akhirnya tertarik, dan ia langsung menanggukkan kepala dengan cepat, "Aku yang mengurus, aku yang bertanggung jawab di perfilman keluarga Di, apakah kakak ipar ingin masuk ke dunia perfilman?"
Mata Di Yanfeng langsung berbinar menatap Lin Qianyi. Ia pun memandangi kakak iparnya dari bawah sampai atas dan menyadari bahwa gadis ini sangat cocok untuk masuk ke dunia perfilman. Wajah kecil yang manis itu tidak perlu dirias pun juga akan menunjukkan kecantikannya.
Di Yanmo yang sedang bekerja pun mengerutkan keningnya ketika mendengar kata dunia perfilman. Ia seketika memikirkan bahwa istri kecilnya itu akan berdekatan dengan pria lain dan hal itu langsung membuat wajahnya suram.
Lalu Di Yanmo yang biasanya hanya berkerja pun perlahan-lahan meletakkan dokumen dari tangannya. Ia seketika berdiri dan berjalan ke arah mereka berdua.
"Iya, aku belajar di jurusan perfilman dan besok adalah acara wisudaku. Waktu itu ada orang yang mencariku untuk memintaku berakting, tetapi aku telah menolaknya."
Lin Qianyi langsung berubah menjadi serius ketika mendengar Di Yanfeng mengurus dan bertanggung jawab pada bidang perfilman di perusahaan keluarga Di.
"Mengapa ditolak? Kamu tidak suka dengan karakternya?"
Mendengar Lin Qianyi menolak sebuah peranan dalam film membuat Di Yanfeng agak terkejut. Apalagi, banyak orang yang baru lulus masih sangat awam dengan dunia perfilman. Walaupun tidak menyukai karakter itu, para orang baru itu tetap mau memerankannya karena ini adalah kesempatan yang sangat bagus.
Lin Qianyi baru membuka mulut dan ingin berkata. Namun saat mau melanjutkan, seketika sebuah sosok yang tinggi dan besar tiba-tiba datang. Sosok itu langsung berhenti di depannya.
Di Yanfeng tentu bisa menyadari keberadaan kakaknya itu dan mengangkat kepala. Saat ia bertatapan dengan sepasang mata kakaknya yang dingin itu, tatapan itu membuat Di Yanfeng dengan lemah berdiri dari sofa dan pelan-pelan berjalan ke depan sofa.
Setelah Di Yanfeng pergi dari sofa tempatnya duduk tadi, Di Yanmo dengan santai duduk di sana dan tangannya yang panjang itu perlahan-lahan diletakkan ke pundak belakang Lin Qianyi. Ya, seolah Lin Qianyi berada di pelukannya.
Di Yanfeng melihat ini dan menyadari bahwa kakaknya sangat licik. Ia pun dalam hati berkata, 'Tidak kusangka kakak kandungku yang biasanya dingin itu, sekarang sudah berubah menjadi orang yang licik setelah bertemu dengan kakak ipar!'