Istri kecilnya yang sangat senang lalu memberikan satu ciuman kepada suaminya sendiri, "Yanmo, kamu baik sekali.. Haha..."
Lin Qianyi senang tetapi kedua kakak beradik keluarga Di itu tampak bingung.
Di Yanfeng sendiri tahu bahwa kakaknya sangat suka dengan kebersihan. Di Yanmo sudah tentu akan menjaga dirinya dari sentuhan orang lain agar tetap bersih. Namun pemandangan ini sungguh tidak biasa. Kakaknya ini malah membiarkan istrinya yang baru dikenalnya tadi malam untuk menciumnya?!
Kalau tidak salah lihat, Kakaknya memang tampak… sangat senang? Atau sangat puas? Bahkan mungkin sangat bahagia dengan ciuman tersebut?
Oh..! Oh...oh! Kakaknya sudah berubah menjadi aneh sekali?!!
Di Yanmo yang merasakan bahwa wajahnya baru mendapat bekas jejak kehangatan, seketika sepasang matanya berubah menjadi lebih dalam.
Kemudian, Di Yanmo membalas ciuman Lin Qianyi yang tidak memiliki persiapan.
Bibir Di Yanmo yang dingin itu menyentuh pipinya, Lin Qianyi langsung bingung dan matanya terbelalak dalam tatapan itu tidak percaya.
"Kamu juga sangat baik." Suara yang dalam dan pelan Di Yanmo itu terdengar tepat di daun telinga Lin Qianyi. Tidak hanya itu, tatapan ini pun tampak sangat bahagia kepada istrinya.
Seolah telah lewat satu abad kemudian, Lin Qianyi baru sadar dan masih tampak bingung melihat senyuman dari pria itu.
Sepasang matanya yang memiliki tatapan penuh kasih sayang dan kemanjaan itu seolah telah menariknya ke dalam dan tersesat masuk ke dalam dunia pria itu.
Jantung Lin Qianyi yang sudah lama sekali tenang, pada saat ini mulai berdebar dengan sangat cepat. Ia sampai tidak bisa mengontrolnya dan ingin masuk ke dalam pelukan pria itu lebih erat.
Di Yanmo sangat senang melihat reaksi dari Lin Qianyi itu, tatapan pria itu semakin hangat dan senyumannya semakin lebar.
Di Yanfeng melihat mereka yang sedang beromantis ria di depannya, membuatnya membalikkan bola matanya dan kemudian keluar dari kantor itu.
Di Yanfeng sendirian mencari makan untuk menghibur dirinya, ia sudah merasa sangat terluka karena status lajangnya….
Hari pertama dalam pernikahan Lin Qianyi hanya berada di dalam kantor Di Yanmo. Ia pun juga menonton beberapa serial drama dan melatih kemampuan aktingnya.
*****
Keesokan paginya, Lin Qianyi bangun dan posisi tidurnya tetap berada di dalam pelukan Di Yanmo. Kali ini ia tidak menimpa suaminya lagi dan hal ini membuatnya menghela napas lega. Dalam hati, ia merasa bersyukur tidak berbuat sesuatu yang tidak memalukan.
Apalagi, meski mengetahui suaminya memiliki sikap yang dingin, tetapi suaminya itu tetaplah seorang pria, kan? Lin Qianyi tidak ingin dianggap sebagai seorang yang mesum karena melakukan perbuatan yang tidak senonoh kepada pria ini.
Lin Qianyi juga takut bila dirinya selalu memikirkan sesuatu yang porno. Kemudian, secara tidak langsung juga akan menimpa badan suaminya setiap hari. Ah.., bukankah itu akan menjadi hal yang sangat canggung!
Kemudian Lin Qianyi bangun dari tempat tidurnya. Di Yanmo pun juga ikut bangun bersamanya.
Lin Qianyi menatap suaminya ini dengan ragu, "Kamu tidak tidur lebih lama lagi? Sekarang baru jam 6 lewat."
"Aku akan mengantarmu pergi."
Di Yanmo berjalan ke depan Lin Qianyi. Ia mengangkat tangan dan merapikan rambut panjang yang berantakan itu.
Lin Qianyi merasa sangat aneh, ia juga merasa sangat bingung atas perlakuan suaminya ini. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa hubungannya dengan Di Yanmo berubah secepat ini.
Merasakan hal ini, Lin Qianyi pun jadi berpikir. Andai hubungan mereka berdua telah diketahui orang lain, maka banyak orang akan mengira bahwa keberhasilannya itu berasal dari dukungan keluarga Di. Jika begitu, ia pun merasa bahwa keberhasilannya pun tidak akan dikenal banyak orang.
Walaupun Lin Qianyi tidak seperti orang lain, Ia akan memegang tekadnya untuk mengandalkan diri sendiri dan tidak ingin bergantung kepada orang lain. Ia pun juga sangat berharap, semua hasil aktingnya bisa mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Di Yanmo yang melihat Lin Qianyi mengerutkan keningnya, ia pun sudah bisa menebak hal yang sedang dipikirkannya. Lelaki ini pun tidak tahan melanjutkan perkataannya tadi, "Aku hanya mengantarmu dan tidak akan ada orang yang melihatnya."
Lin Qianyi mendengar itu dan langsung menghela napas lega. Meski merasa begitu canggung, ia pun tetap paham bahwa suaminya begitu baik terhadapnya.
Namun haah…, ia malah begitu….