Malam ketiga sebagai pengantin baru tanpa terasa sudah berlalu tanpa ada masalah sedikit pun. Hari ini pun hubungan keduanya dijalin dengan penuh kehangatan.
Setelah menyelesaikan kegiatan sekolah sehari-hari, Lin Qianyi masih menunggu kabar Di Yanfeng yang mencarikannya projek film sebagai pekerjaan pertamanya. Dengan demikian, Lin Qianyi pun hanya perlu bersantai sekarang.
Ya, santai. Dapat dikatakan bahwa Lin Qianyi akhirnya bisa tidur dengan puas sampai siang. Hal itu juga berarti bahwa ia bisa tidur dari pagi sampai malam dan tidak akan dipermasalahkan oleh siapapun. Lebih dari itu, Lin Qianyi juga bisa dengan bahagia berduaan dengan suaminya yang tampan.
Tetapi, apakah benar akan begitu?
Jawabannya, "Tentu tidak mungkin!"
Saat hari sudah semakin siang dan jam sudah mendekati pukul 12, Lin Qianyi tertangkap basah masih berada di ranjang oleh Di Yanmo.
"Yanmo? Kenapa kamu bisa ada disini? Apa kamu hari ini juga sedang libur?"
Lin Qianyi yang baru saja terbangun tampak kebingungan melihat suaminya masih berada di kamar. Tentu gadis ini bertanya dengan sangat heran.
Namun saat memperhatikan wajah suaminya itu, Lin Qianyi sama sekali tidak menyadari bahwa ada liontin seperti koala yang terpasang pada Di Yanmo.
Di Yanmo tidak menjawab, lelaki ini malah dengan lembut mendekatkan dahinya ke dahi Lin Qianyi. Setelah memastikan tidak demam, tatapan khawatir itu menghilang.
"Kenapa kamu tidak sarapan?"
Di Yanmo pun langsung membantunya dengan lembut untuk duduk di atas ranjang sambil mengerutkan kening dan bertanya.
"Ah? Sarapan?"
Kedua tangan Lin Qianyi memeluk leher Di Yanmo, lalu tampak ragu mengulangi perkataannya.
Saat mengalihkan tatapan dan melihat matahari yang telah ada di tengah langit, Lin Qianyi baru menyadari bahwa dirinya telah tidur sampai siang hari?!!
Sepasang mata Lin Qianyi terbelalak, rasa kantuk langsung hilang.
"Uhuk.. uhuk... bagaimana menjelaskannya? Ehm… kemarin malam, aku tidur terlalu malam. Jadi, hari ini ingin menambah jam tidur... Ya, benar! Aku hanya ingin menambah jam tidur."
Lin Qianyi mencoba mencari alasan agar tidak mendapat pertanyaan lain dari suaminya.
Ya, Lin Qianyi memang sedang ingin tidur sampai siang dan hal itu diketahui oleh suaminya. Perasaan ini sungguh sangat aneh.
Dalam hati Lin Qianyi berpikir, mengapa aku harus merasa bersalah?
Lin Qianyi adalah istri dari suaminya dan bukan bawahannya. Ia juga tidak ada larangan untuk bermalas-malasan seperti itu.
Jadi bisa dikatakan… Lin Qianyi sama sekali tidak perlu merasa bersalah?!
Sekarang ini, Lin Qianyi hanya ingin mengambil sebuah tahu dan melemparkannya ke dirinya sendiri….
"Oh iya, kamu kenapa ada di sini? Apa hari ini tidak perlu kerja, ya?"
Lin Qianyi mengedipkan mata dan mencoba untuk mengubah topik pembicaraan.
Ekspresi wajah Di Yanmo berubah dengan sangat cepat, sampai Lin Qianyi tidak menyadarinya.
"Tidak ada."
Di Yanmo menjawab dengan tenang. Kemudian, ia bangkit dan menindih tubuh Lin Qianyi dari atas. Lin Qianyi pun kembali terbaring ke tempat tidur lagi. Dari atas, Di Yanmo pun menatap Lin Qianyi dan berkata, "Paman Chen telah mempersiapkan makanan yang kamu suka hari ini. Jadi, segera mandi sana."
Sambil mengatakan itu, tangan panjang Di Yanmo mengelus kepala Lin Qianyi yang tampak bingung dan imut itu. Akan tetapi, hal itu membuat suasana hatinya menjadi sangat senang.
Di Yanmo pun bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar. Setelah itu, ia pun segera keluar dan menutup pintu. Namun bersamaan dengan tertutupnya pintu itu, perasaan Lin Qianyi yang mendapatkan perlakuan lembut seperti itu seakan ingin meledak!
Meraba kepalanya! Lin Qianyi bukan seekor kucing kecil, ya! Apa bisa tidak meraba kepalanya seperti itu!! Kalau begini terus, Lin Qianyi makin terlihat seperti perempuan yang masih sangat polos!!
Lin Qianyi dengan tidak senang bangun dari ranjangnya, kemudian memikirkan Di Yanmo yang memberitahukan bahwa Paman Chen telah mempersiapkan makanan kesukaannya.
Memikirkan makanan yang enak itu, Lin Qianyi langsung bersemangat bangun dan segera mandi. Ia mandi dengan sangat cepat karena ingin cepat-cepat menyantap makanan lezat itu.
Setelah mandi, Lin Qianyi juga berlari dengan semangat untuk turun melalui tangga menuju lantai pertama.
Semua itu hanya memerlukan waktu tidak sampai 5 menit….
Mata Lin Qianyi langsung tampak terpukau ketika melihat makanan yang ada di atas meja. Ia berharap dapat memakan semua makanan itu seorang diri.
Namun, Lin Qianyi menahan dirinya agar tidak melakukannya. Ia pun tersenyum dengan ramah kepada si pengurus rumah, Paman Chen, yang ada di sampingnya, "Terima kasih Paman Chen, merepotkan Anda, ya."
Semua makanan di atas meja itu adalah makanan kesukaannya. Kalau bukan Paman Chen yang mencari tahu, pasti tidak mungkin ada yang mengetahuinya.